pasaran domestik maupun ekspor; d produk unggulan tersebut mempunyai keterkaitan ke depan forward linkage dan ke belakang backward linkage
terhadap produk-produk lain yang ada di wilayah kawasan dan wilayah sekitarnya; e produk unggulan tersebut memperhatikan kelestarian lingkungan
hidup; dan f produk unggulan tersebut dikembangkan dengan memperhatikan upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai pemilik potensi
dan sumber daya.
E. Teori Sistem
Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan entitas atau komponen yang saling berhubungan dan terorganisasi membentuk satu kesatuan untuk mencapai
tujuan atau sekelompok tujuan Manetsch and Park, 1979; Wetherbe, 1988. Sedangkan menurut Eriyatno 1999, sistem merupakan totalitas himpunan
hubungan yang mempunyai struktur dalam nilai posisional serta matra dimensional terutama dimensi ruang dan waktu.
Falsafah kesisteman diperlukan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang semakin kompleks sehingga diperoleh solusi yang
komprehensif. Pada tahun 1968, Bertalanffy memperkenalkan pemikirannya tentang General System Theory GST yang mendefinisikan sistem sebagai
totalitas dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Paradigma GST menekankan perlunya keahlian generalis dan pendekatan lintas disiplin dalam
memahami dunia nyata secara efisien. Dari sudut pandang inilah berkembang metode sintesis dan teknik sistem yang bersifat holistik Pressman, 1992.
Dalam pemikiran sistem selalu mencari keterpaduan antar bagian melalui pemahaman yang utuh, maka diperlukan suatu kerangka pikir baru yang dikenal
sebagai pendekatan sistem system approach. Dalam pendekatan sistem umumnya ditandai oleh dua hal, yaitu 1 mencari semua faktor penting yang ada
dalam mendapatkan solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah, dan 2 dibuat suatu model kuantitatif untuk membantu keputusan secara rasional
Eriyatno, 1999.
Dalam logika sistem sistemologi terdapat rangkaian proses transformasi yang mengolah masukan menjadi luaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Sub-sistem adalah suatu elemen atau komponen fungsional suatu sistem yang berhubungan satu sama lain pada tingkat resolusi tinggi, sedangkan elemen adalah
pemisahan bagian sistem pada tingkat resolusi yang rendah. Masing-masing sub- sistem saling berinteraksi untuk mencapai tujuan sistem. Interaksi antar sub-
sistem disebut juga interface terjadi karena luaran dari suatu sub-sistem dapat menjadi salah satu masukan bagi sub-sistem yang lain. Jika interface antar sub-
sistem terganggu akan menyebabkan proses transformasi pada sistem secara keseluruhan akan terganggu pula, sehingga dapat menyebabkan terjadinya bias
dari tujuan yang ingin dicapai Wetherbe, 1988. Dengan mempertimbangkan berbagai kendala dalam pendekatan sistem,
maka pengkajian suatu permasalahan sebaiknya memenuhi karakteristik : 1 kompleks, dimana interaksi antar elemen cukup rumit, 2 dinamis, dalam arti
faktornya ada yang berubah menurut waktu dan ada pendugaan ke masa depan, dan 3 probabilistik, yaitu diperlukan fungsi peluang dalam inferensi kesimpulan
maupun rekomendasi. Menurut Eriyatno 1999, terdapat tiga pola pikir yang menjadi pegangan pokok oleh para ahli sistem dalam merekayasa solusi
permasalahan, yaitu 1 sibernetik cybernetic, artinya berorientasi pada tujuan, 2 holistik holistic, yaitu cara pandang yang utuh terhadap keutuhan sistem, dan
3 efektif effectiveness, yaitu prinsip yang lebih mementingkan hasil guna yang operasional serta dapat dilaksanakan daripada pendalaman teoritis untuk mencapai
efisiensi keputusan.
F. Sistem Penunjang Keputusan