1. Sistem Manajemen Dialog
Sistem Manajemen Dialog merupakan rancangan pengaturan interaksi antara model program komputer dengan pengguna user yang memuat input
dari pengguna berupa parameter, data dari pilihan skenario dan luaran yang diberikan dalam tabel atau pernyataan yang mudah dipahami.
Dialog dengan pengguna dipandu dengan adanya pilihan atau pertanyaan-pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban-jawaban singkat.
Input dari pengguna dapat berupa angka, pertanyaan-pertanyaan, atau berupa
skenario. Output yang diberikan oleh program komputer berupa keterangan, tabel, atau grafik yang mudah dipahami.
2. Sistem Manajemen Basis Data
Dalam suatu analisis, data merupakan komponen yang mutlak ada. Oleh karena itu, data harus dikelola dan dikendalikan dalam suatu sistem
manajemen basis data. Pemeliharaan data ini dilakukan melalui fasilitas menu data, menampilkan, menghapus dan mengganti data. Dalam konfigurasi
paket program yang akan dikembangkan dalam sistem diantaranya adalah Data Kawasan, Data Komoditas, Data Produk, Data Struktur Pembiayaan,
Data Strategi dan Data Kelembagaan.
3. Sistem Manajemen Basis Model
Sistem Manajemen Basis Model terdiri dari lima sub model utama, yaitu Sub Model Kawasan, Sub Model Pemilihan, Sub Model Kelayakan, Sub
Model Strategi, Sub Model Kelembagaan. Masing-masing sub model tersebut sebagai sub-sub sistem yang pada akhirnya membentuk suatu sistem
pengembangan agroindustri perikanan laut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan sistem agroindustri perikanan laut yang direkayasa melalui Model AGRIPAL ditujukan untuk membantu para pengambil keputusan baik di
lingkungan Pemerintah Daerah KabupatenKota maupun para praktisi usaha yang bergerak dalam agroindustri perikanan laut. Penggunaan Model AGRIPAL
didesain secara fleksibel, artinya Model AGRIPAL tidak hanya dapat digunakan oleh Pemda Provinsi atau Kabupaten maupun pengusaha se-Jawa Tengah, tetapi
dapat juga digunakan di daerah lain sesuai dengan permasalahan yang ingin dipecahkan. Penggunaan Model AGRIPAL dapat mengikuti langkah-langkah
pada Lampiran 1. Hasil verifikasi Model AGRIPAL di Provinsi Jawa Tengah disajikan
berurutan yaitu 1 Pengelompokan Pengembangan dan Penentuan Pusat Pertumbuhan; 2 Pemilihan Komoditas Potensial dan Produk Unggulan
Agroindustri Perikanan Laut; 3 Analisis Kelayakan Finansial Produk Unggulan Agroindustri Perikanan Laut; 4 Strategi Pengembangan Agroindustri Perikanan
Laut; 5 Kelembagaan Agroindustri Perikanan Laut; dan 6 Implementasi Sistem Pengembangan Agroindustri Perikanan Laut.
A. Pengelompokan Kawasan Pengembangan dan Penentuan Pusat Pertumbuhan
Sub model kawasan merupakan sub model yang dirancang untuk membantu proses klasterisasi kawasan dan pusat pertumbuhan. Sub model ini
menggunakan metode meminimumkan jarak pada matriks euclidean distance. Operasionalisasi sub model kawasan pada klasterisasi kawasan
pengembangan dan klasterisasi pusat pertumbuhan secara teknis memiliki prosedur dan metodologi yang sama, hanya saja pada klasterisasi kawasan
pengembangan masukan berupa jarak absolut antar wilayah yang diuji. Penggunaan model ini dengan asumsi bahwa kondisi antar wilayah kajian
dianggap memiliki kemiripan karakteristik, seperti potensi sumber daya alam perikanan, perkembangan wilayah, keadaan sosial kependudukan, dan sarana
prasarana khususnya aksesibilitas masing-masing wilayah tidak jauh berbeda.