Pada klasterisasi pusat pertumbuhan masukan data dimulai dari pendapat pakar terhadap objek berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Pada penelitian ini
perumusan pusat pertumbuhan dibangun dari 11 kriteria yang pada tahap sebelumnya dirumuskan oleh para pakar pada proses identifikasi faktor
pengembangan. Pada proses identifikasi kriteria tersebut sekaligus ditetapkan nilai bobot masing-masing kriteria. Adapun kriteria untuk menentukan pusat
pertumbuhan tersebut adalah 1 kebijakan dan peraturan pemda, 2 tingkat investasi, 3 kedekatan bahan baku, 4 kedekatan pasar, 5 biaya produksi, 6
konflik sosial, 7 tenaga kerja, 8 sumber air, 9 sumber daya energilistrik, 10 sarana transportasi, dan 11 sarana komunikasi. Tingkat kepentingan atau bobot
kriteria diformulasikan dengan aturan Minkowski, untuk kemudian diagregasi menjadi bentuk euclidean distance. Berikutnya matriks euclidean distance diolah
dengan metodologi dan ditampilkan dengan keluaran yang identik.
1. Pengelompokan Kawasan Pengembangan
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa dengan total areal seluas 32.548,20 km
2
yang terletak diantara 5 °40’ - 8°30’
Lintang Selatan dan 108 °30’ - 111°30’ Bujur Timur. Wilayah ini berupa
daratan yang di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah timur dengan Provinsi Jawa Timur, di sebelah selatan dengan Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Samudera Hindia, serta di sebelah barat dengan Provinsi Jawa Barat Lampiran 2.
Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten Daerah Tingkat II, yaitu Kabupaten Cilacap, Banyumas,
Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan,
Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Semarang, Temanggung, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal dan Brebes. Selain itu terdapat
enam Kota Daerah Tingkat II, yaitu Kota Magelang, Surakarta, Salatiga, Pekalongan dan Tegal, serta Semarang sebagai ibukota provinsi. Dalam
wilayah Dati I Jawa Tengah terdapat tiga kota administratif kotif, yaitu Kotif Cilacap, Purwokerto, dan Klaten, serta 532 Kecamatan dan 8.496
kelurahandesa. Daerah yang memiliki potensi sumber daya kelautan sebanyak 15 KabupatenKota, yaitu 10 Kabupaten dan 3 Kota yang
membentang di daerah Pantai Utara Jawa dan 2 Kabupaten di Pantai Selatan Jawa. Kabupaten dan Kota di Pantai Utara Jawa tersebut meliputi Kabupaten
Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Jepara, Pati, Rembang, Kota Tegal, Pekalongan dan Semarang. Dua Kabupaten yang
terletak di Pantai Selatan Jawa, meliputi Kabupaten Cilacap dan Kebumen Lampiran 3 dan 4. Daerah yang berada pada pesisir pantai utara Jawa
memiliki keuntungan, yaitu berada pada jalur jalan arteri primer yang menghubungkan kota-kota utama di Pulau Jawa, yaitu kota Jakarta, kota
Semarang dan kota Surabaya. Berdasarkan kondisi geografis tersebut, maka perencanaan
pengembangan agroindustri perikanan laut di Provinsi Jawa Tengah lebih baik jika dilakukan dengan menggunakan pendekatan wilayah, yaitu dengan
membentuk kawasan pengembangan. Kesamaan potensi dan jenis komoditas yang dihasilkan dalam satu kawasan pengembangan, serta sifat komoditas
perikanan laut yang mudah rusak menjadi pertimbangan penting diperlukannya pengelompokan suatu kawasan. Terbentuknya suatu kawasan
pengembangan didasarkan pada kedekatan jarak antar wilayah, sehingga diharapkan akan memudahkan dalam pengembangan industri
penangananpengolahan hasil perikanan laut. Selain itu, pembentukan kawasan pengembangan juga diharapkan dapat mengefisienkan penggunaan
sarana dan prasarana pendukungnya. Pengelompokan Kawasan Pengembangan Agroindustri Perikanan Laut di Provinsi Jawa Tengah
didasarkan kedekatanjarak antar wilayah yang memiliki potensi perikanan laut. Pengujian dilakukan berdasarkan metode Analisis Klaster Cluster
Analysis dalam sub model Kawasan, sub-sub model Kawasan Pengembangan
dengan hasil pada Gambar 10 dan Lampiran 5.
Gambar 10. Hasil analisis pengelompokan kawasan pengembangan agro- industri perikanan laut di Provinsi Jawa Tengah
Hasil analisis Gambar 10 menunjukkan bahwa berdasarkan jarak antar kabupatenkota yang memiliki potensi perikanan laut, Provinsi Jawa
Tengah dapat dibagi dalam tiga kawasan pengembangan, yaitu dua kawasan di wilayah Pantai Utara Jawa dan satu kawasan di wilayah Pantai Selatan Jawa.
Kawasan Pengembangan I meliputi 5 daerah, yaitu Kabupaten Brebes A1, KabupatenKota Tegal A2, Kabupaten Pemalang A3, KabupatenKota
Pekalongan A4 dan Kabupaten Batang A5. Kawasan Pengembangan II meliputi 6 wilayah, yaitu Kabupaten Kendal A6, Kota Semarang A7,
Kabupaten Demak A8, Kabupaten Jepara A9, Kabupaten Pati A10 dan Kabupaten Rembang A11. Kawasan Pengembangan III meliputi 2 daerah,
yaitu Kabupaten Kebumen A12 dan Kabupaten Cilacap A13. Dilihat dari volume produksi ikan per kawasan pengembangan
Gambar 11 terlihat bahwa secara umum volume produksi terbesar berada di Kawasan Pengembangan I, diikuti dengan Kawasan Pengembangan II dan
selanjutnya Kawasan Pengembangan III.
50,000 100,000
150,000 200,000
250,000 300,000
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
Tahun Vo
lu m
e Ton
Kawasan I Kawasan II
Kawasan III Jateng
Sumber : Diskanlut Prov. Jateng, 2004. Gambar 11. Volume produksi perikanan per kawasan pengembangan Jawa
Tengah pada tahun 1994-2003 Dalam kurun waktu 10 tahun 1994-2003 ada kecenderungan
terjadinya penurunan volume produksi di seluruh Kawasan Pengembangan, yaitu masing-masing dengan laju berturut-turut 2,53, 0,55, 0,24 untuk
Kawasan Pengembangan I, II dan III Diskanlut Prov. Jateng, 2004. Demikian pula total volume produksi perikanan laut Provinsi Jawa Tengah
dalam kurun waktu yang sama mengalami penurunan 1,43 Lampiran 6. Berdasarkan total volume produksi Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2003, yaitu 236.235 ton, persentase volume produksi ikan di masing-masing Kawasan Pengembangan I, II dan III pada tahun yang sama adalah 51,52,
43,18 dan 5,21. Total nilai produksi perikanan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2003 tersebut adalah Rp 773,6 M Diskanlut Prov. Jateng, 2004.
Dari data tersebut terlihat hampir 95 hasil perikanan laut di Provinsi Jawa Tengah diproduksi di 2 Kawasan Pengembangan yang terletak di wilayah
pantai utara Jawa, yaitu oleh 13 KabupatenKota yang keseluruhannya memiliki 68 tempat pelelanganpendaratan ikan. Kualifikasi tempat
pelelangan ikan tersebut terdiri dari 14 TPI Kelas I termasuk Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, 18 TPI Kelas II, 19 TPI Kelas III dan 17
TPI Kelas IV. Produksi perikanan laut Pantai Selatan Jawa Tengah hanya 5 dihasilkan oleh 2 Kabupaten yang memiliki 10 tempat pelelanganpendaratan
ikan, yang terdiri dari 5 TPI Kelas I termasuk Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, 4 TPI Kelas II dan 1 TPI Kelas IV Lampiran 7.
2. Penentuan Pusat Pertumbuhan Kawasan Pengembangan