Kabupaten Cilacap merupakan pusat pertumbuhan Kawasan Pengembangan III yang terdiri dari Kabupaten Kebumen dan Cilacap. Persentase produksi
perikanan laut terhadap total produksi di Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2003 untuk Kota Pekalongan adalah 26,2, Kabupaten Pati 26,9 dan
Kabupaten Cilacap 3,4.
3. Gambaran Umum Pusat Pertumbuhan Kawasan Pengembangan
Dari analisis sebelumnya diketahui bahwa pusat pertumbuhan Kawasan Pengembangan I adalah Kota Pekalongan, Kawasan Pengembangan
II adalah Kabupaten Pati, dan Kawasan Pengembangan III adalah Kabupaten Cilacap. Berikut ini merupakan gambaran umum dari masing-masing pusat
pertumbuhan.
Kota Pekalongan Kawasan Pengembangan I. Kota Pekalongan
terletak diantara 6 °50’42” - 6°55’44” Lintang Selatan dan 109 °37’55” -
109 °42’19” Bujur Timur. Batas wilayah admini stratif kota ini terdiri dari Laut
Jawa di sebelah utara, Kabupaten Pekalongan dan Batang di sebelah selatan, Kabupaten Pekalongan di sebelah barat, serta Kabupaten Batang di sebelah
timur. Kota Pekalongan mencakup areal seluas 44,96 km
2
yang terdiri dari 4 kecamatan. Tahun 2003, jumlah penduduk Kota Pekalongan adalah 271.418
jiwa, sehingga kepadatan penduduk Kota Pekalongan adalah 6.036 orangkm
2
. Jumlah angkatan kerja pada tahun yang sama adalah 124.405 orang BPS
Prov. Jateng, 2004. Untuk mendukung pembangunan sebuah daerah industri diperlukan
sarana dan prasarana yang memadai, diantaranya adalah kelancaran transportasi. Kota Pekalongan memiliki jalan darat dengan kondisi baik.
Selain itu, kebanyakan jalur kereta api rute JakartaBandung yang menuju Jawa TengahJawa Timur berhenti di stasiun Pekalongan. Untuk kegiatan
ekspor, barang industri dikirim melalui Pelabuhan Laut Tanjung Mas di Semarang dan Tanjung Priok di Jakarta.
Potensi investasi di Kota Pekalongan yang paling besar adalah industri tekstil dan perikanan. Batik Pekalongan telah mampu menembus pasar ekspor
dan pasar lokal di seluruh Indonesia. Sektor perikanan Kota Pekalongan mengha- silkan 54.956 ton ikan laut pada tahun 2003 dengan nilai raman Rp
168,4 M. Tempat pendaratan ikan satu-satunya di Kota Pekalongan adalah
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan PPNP. Jumlah nelayan yang terlibat dalam usaha produksi perikanan laut di Kota Pekalongan pada tahun
2002 berjumlah 22.999 orang yang pada umumnya tergabung dalam KUD Makaryo Mino, sedangkan nelayan luar daerah pendatang yang aktif bergiat
di PPNP sebagai anak buah kapal ABK kurang lebih berjumlah 20.000 orang. Jenis alat tangkap pada kapal yang mendaratkan ikannya di Kota
Pekalongan pada tahun 2003 adalah pukat cincin purse seine 538 unit dan jenis lainnya gillnet dan cantrangcotok 132 unit. Nilai produksi hasil
tangkapan alat tangkap purse seine, gillnet dan cantrangcotok secara berurutan berkontribusi 90,05 Rp 151,6 M, 7,72 Rp 13,0 M dan
2,22 Rp 3,7 M. Ukuran kapal penangkap ikan di Kota Pekalongan 17 di atas 100
GT, 38 berukuran antara 51-100 GT Gross Tonnes dan selebihnya berukuran lebih kecil dari 50 GT. Wilayah penangkapan fishing ground
nelayan Kota Pekalongan pada umumnya adalah perairan Karimun, Bawean, Masalembo, Lumu-lumu, Matasiri dan Laut China Selatan.
Bakul ikan yang aktif mengikuti lelang di PPNP + 105 orang dengan 10 bermodal lebih dari Rp 25 jutalelang, 40 bermodal Rp 5-25
jutalelang, selebihnya merupakan bakul kecil dengan modal kurang dari Rp 5 jutalelang. Dari 105 orang tersebut, 70 orang 70 diantaranya merupakan
bakul lokal yang berasal dari Kota Pekalongan. Ikan hasil lelang selanjutnya dilakukan penanganan dengan peng-es-an dijual segar oleh 20 bakul, 30
pemindangan dan 50 diolah menjadi ikan asin. Pada umumnya peserta lelang bakul sekaligus bertindak sebagai pengolah ikan.
Kabupaten Pati Kawasan Pengembangan II.
Kabupaten Pati memiliki luas wilayah sebesar 1.491 km
2
dan terbagi dalam 21 kecamatan. Secara geografis Kabupaten Pati terletak pada 110•50’ - 111•15’ B ujur T imur
dan 6•25’ - 7•00’ L intang Selatan, dan sebagian wilayahnya merupakan daerah pantai dengan batas sebelah utara Kabupaten Jepara dan Laut Jawa,
sebelah selatan Kabupaten Grobogan dan Blora, sebelah timur Kabupaten Rembang dan Laut Jawa dan sebelah barat Kabupaten Kudus dan Jepara.
Jumlah penduduk Kabupaten Pati pada akhir tahun 2003 adalah 1.187.646 jiwa, dengan 19.811 jiwa diantaranya bermata pencaharian di sektor
kelautan dan perikanan. Kegiatan ekonomi masyarakat yang berkaitan erat dengan pantai dan laut adalah nelayan, petambak ikan dan petambak garam.
Kegiatan lain yang memiliki keterkaitan dengan kawasan pesisir adalah pariwisata, budidaya laut, pertambangan dan konservasi.
Kabupaten Pati memiliki 7 Tempat Pelelangan Ikan TPI yang tersebar di 4 kecamatan, yaitu Dukuhseti, Juwana, Batangan, dan Tayu.
Pelelangan ikan terbesar terdapat di PPI Bajomulyo – Juwana. Volume total produksi Kabupaten Pati pada tahun 2003 adalah 51.193 ton. Volume
pelelangan tertinggi pada tahun 2003 terdapat di PPI Bajomulya - Juwana, yaitu 94,44 dari total produksi, diikuti TPI Banyutowo - Dukuhseti 3,35,
dan TPI Sambiroto - Tayu 1,97, serta sisanya tersebar di TPI Pecangaan – Batangan, Margomulyo – Tayu, Puncel – Dukuhseti, dan Alasdowo –
Dukuhseti. Peningkatan jumlah hasil tangkapan di Kabupaten Pati tidak terlepas
dari meningkatnya sarana dan prasarana penangkapan. Dalam kurun waktu 1998 – 2002, jumlah alat tangkap, armada penangkapan dan jumlah nelayan
mengalami peningkatan Tabel 12. Jenis alat tangkap yang terdapat di Kabupaten Pati terdiri dari pukat cincin purse seine, dogol, jaring insang
gill net, trammel net, cantrang, pancing dan bundes. Wilayah penangkapan nelayan yang mendaratkan ikannya di Kabupaten Pati adalah perairan Selat
Karimata, Selat Makasar, Bawean, Masalembo dan Kep. Natuna. Untuk mendukung terwujudnya peningkatan nilai tambah industri
perikanan di Kabupaten Pati dibuat sentra industri pengolahan ikan di
Kecamatan Juwana. Sentra industri ini selain diarahkan untuk efisiensi produksi juga diharapkan dapat menjadi sarana pembinaan para industri
pengolahan ikan skala rumah tangga dan menjadi pusat pemasarannya. Tabel 12. Jumlah alat tangkap, armada penangkapan dan nelayan di
Kabupaten Pati pada tahun 1998-2002 Tahun
Armada Tangkap Kapal Motor
Alat Tangkap Nelayan 1998
1.325 1.661
5.190 1999
1.751 2.085
5.225 2000
1.804 2.334
5.409 2001
2.410 2.422
5.711 2002
2.621 2.563
6.197 Pertumbuhan
2,88 1,87
2,23 Sumber : Diskanlut Kab. Pati, 2003.
Kabupaten Cilacap Kawasan Pengembangan III. Kabupaten
Cilacap mempunyai luas wilayah 2.138 km
2
merupakan daerah terluas diantara 35 KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Cilacap
terbagi dalam 24 Kecamatan dan 11 Kecamatan diantaranya memiliki wilayah pantai. Pada tahun 2003, Kabupaten Cilacap berpenduduk 1.641.849 jiwa,
mempunyai potensi industri besar seperti kilang bahan bakar minyak Pertamina, pabrik semen, industri pupuk kantong, biji coklat, bahan karet,
tepung terigu, benang tenun, penggergajian kayu, dan pasir besi, serta sentra industri jamu tradisional terbesar di Jawa Tengah. Potensi lain adalah
pertanian, perkebunan rakyat dan pariwisata. Potensi kelautan di Kabupaten Cilacap sangat besar, garis pantai +
201,9 km dan yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia + 80 km. Potensi perikanan pantai 56.380 ton, dan pada tahun 2001 baru dimanfaatkan
29.841 ton 52,9. Potensi perikanan lepas pantai 852.600 ton dan baru dimanfaatkan 13.508,9 ton 1,6 Diskanlut Kab. Cilacap, 2003. Daerah
penangkapan meliputi perairan Teluk Penyu, teluk Penunjang Pangandaran
dan selatan Yogyakarta sampai Pacitan. Luas daerah penangkapan + 5.200 km
2
. Jumlah nelayan di Kabupaten Cilacap + 21.348 orang. Sarana dan prasarana penangkapan yang ada di Kabupaten Cilacap
adalah Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap dengan kapasitas 250 kapal, tempat pelelangan ikan sebanyak 11 unit 6 TPI Provinsi dan 5 TPI
Kabupaten, pabrik es kapasitas 236 ton sebanyak 5 unit, cold storage kapasitas 75 ton sebanyak 3 unit, serta kawasan industri dan zona
pengembangan seluas 16,81 ha. Armada penangkapan sebanyak 4.538 buah yang terdiri dari motor tempel 1.139 unit, perahu tanpa motor 649 unit, kapal
motor 2.635 unit dan kapal longline 115 unit Diskanlut Kab. Cilacap, 2003. Pengolahan pasca panen produksi hasil perikanan di Kabupaten
Cilacap dengan menggunakan teknologi modern dan tradisional. Daerah pemasaran produk yang dihasilkan adalah pasar lokal sampai ekspor. Jumlah
pengolah yang menggunakan teknologi modern sebanyak 11 perusahaan, sedangkan secara tradisional yang dikelola oleh Kelompok Tani Wanita
nelayan dan perorangan sebanyak 28 buah. Tahun 2002 perusahaan eksportir yang mendapat sertifikat kelayakan mutu dari LPPMHP Cilacap sebanyak 7
perusahaan. Hasil pengolahan produksi perikanan secara modern yang umumnya
merupakan produk ekspor, diantaranya produk beku seperti tuna, udang, keong, dan layur; produk keringasin seperti ubur-ubur, teri dan ebi; serta
produk kaleng dari ikan cakalang dan tuna. Negara tujuan utama ekspor produk perikanan Cilacap adalah Amerika Serikat, Jepang dan China. Pada
jenis ikan dan udang tertentu untuk komoditas ekspor, tidak diolah di Cilacap, tetapi diolah di luar daerah seperti Jakarta, sehingga mengurangi nilai jual dari
produk tersebut, berkurangnya peluang kerja bagi warga Cilacap dan berkurangnya PAD.
B. Pemilihan Komoditas Potensial dan Produk Unggulan Agroindustri Perikanan Laut