Identifikasi Sistem Pendekatan Sistem

peningkatan daya saing, keuntungan usaha, pendapatan daerah, lapangan kerja, dan konsumsi ikan. Permasalahan yang paling mendasar dalam pengembangan agroindustri perikanan laut adalah menjaga kontinuitas bahan baku, dalam hal ini jenis, volume dan mutu ikan hasil tangkapan. Volume hasil tangkapan nelayan berfluktuatif dengan mutu yang juga tidak konsisten, sementara agroindustri selalu menginginkan kapasitas produksinya konstan dengan mutu yang prima, sehingga diperoleh harga jual yang tinggi. Kurangnya kemampuan SDM dalam mengadopsi teknologi pengolahan produk perikanan menyebabkan produk hasil olahan tradisional mempunyai nilai tambah relatif kecil dengan pangsa pasar relatif terbatas di pasar domestik. Sementara itu, kemampuan penanganan hasil perikanan sesuai dengan standar mutu internasional juga masih rendah. Hal ini sering memperlemah daya saing produk di pasar internasional. Keterbatasan mutu SDM juga memperlemah proses manajerial untuk mengelola usaha secara professional, sehingga hal ini memperlemah kemampuan untuk mengakses modal untuk pengembangan usaha. Hal lain yang terkait hal ini adalah lemahnya kemampuan mempresentasikan potensi bisnis agroindustri perikanan laut di hadapan investor atau pemodal untuk menghilangkan persepsi bahwa bisnis perikanan beresiko tinggi. Kurangnya dukungan yang memadai dalam penyediaan infrastruktur ataupun industri penunjang lain untuk pengembangan agroindustri. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya koordinasi dan kerjasama antar pelaku, sehingga akan memperlemah struktur industri.

3. Identifikasi Sistem

Identifikasi sistem merupakan suatu mata rantai hubungan antara pernyataan-pernyataan kebutuhan komponen aktor dalam sistem dengan permasalahan-permasalahan yang telah diformulasikan. Identifikasi sistem dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebab akibat dan diagram input- output . Dalam diagram sebab akibat digambarkan hubungan antar komponen sistem yang terkait seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Melalui diagram lingkar sebab akibat sebagai suatu tahapan dalam konseptualisasi sistem pengembangan agroindustri perikanan laut dapat ditunjukkan prediksi dan hipotesis tentang dinamika dan perilaku sistem. Gambar 7. Diagram lingkar sebab akibat sistem pengembangan agroindutri perikanan laut Tujuan pengembangan agroindustri perikanan laut dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, permodalan, teknologi, sarana prasarana dan potensi bahan baku yang berkesinambungan. Sebaliknya, berkembangnya agroindustri perikanan laut akan memberi manfaat balik untuk pemenuhan kebutuhan bagi para pelaku, baik pelaku usaha agroindustri, pelaku usaha industri pendukung, masyarakat, maupun = Agr oi ndus t r i P er i k anan L aut Industri Penangkapan Sarana Prasarana Pendapatan Nel ayan Industri Lain Pendapatan Masyarakat Kesej ahteraan Masyarakat Paj ak Pendapatan Daerah Ekspor Devisa Pendapatan Negara SDMT enaga Kerj a Manaj emen T eknol ogi Modal Pembangunan Wilayah Perbankan Lembaga permodal an + + + + + + + . + + + + + + + + + + + + + + + + + + + Koperasi . Konsumsi ikan + + + + + + . - - + + + + + pemerintah. Kendala-kendala yang menyertai dalam proses tersebut harus dipecahkan secara menyeluruh. Alternatif pemecahan masalah dalam pengembangan agroindustri diantaranya masing-masing wilayah mampu mengidentifikasi secara baik potensi yang dimiliki dan mampu membuat prioritas dalam pencapaian tujuan. Penetapan sistem pengembangan agroindustri perikanan laut sebagai suatu sistem tertutup memberikan fasilitas adanya mekanisme pengendalian kontrol terhadap timbulnya suatu output sistem yang tidak dikehendaki. Visualisasi diagram input-output sistem pengembangan agroindustri perikanan laut ditunjukkan Gambar 8. Diagram input-output menggambarkan masukan input dan luaran output dari model yang dikembangkan. Input terdiri dari dua golongan, yaitu yang berasal dari luar sistem eksogen atau input eksternal dan overt input yang berasal dari dalam sistem endogen atau input internal. Input eksternal merupakan masukan yang mempengaruhi sistem, akan tetapi tidak dipengaruhi oleh sistem. Dalam sistem pengembangan agroindustri yang termasuk jenis input ini adalah globalisasi perekonomian, kebijakan negara tujuan ekspor, populasi penduduk, dan nilai tukar uang. Input internal yang berasal dari dalam sistem ini merupakan peubah yang sangat perlu bagi sistem untuk melaksanakan fungsinya yang dikehendaki. Input internal yang berasal dari dalam sistem ini terdiri dari input yang terkendali dan input yang tak terkendali. Input internal tak terkendali dalam sistem ini adalah kebijakan pemerintah, potensi sumber daya perikanan laut, fluktuasi harga, dan permintaan pasar. Input yang terkendali dapat bervariasi selama pengoperasian sistem untuk menghasilkan kinerja sistem yang dikehendaki atau untuk menghasilkan output yang dikehendaki. Peran input ini sangat penting dalam mengubah kinerja sistem selama pengoperasian. Termasuk dalan jenis input ini adalah kawasan pengembangan, teknologi pengolahan, modal usaha, upah dan tenaga kerja, serta volume produksi. Gambar 8 Diagram input-output sistem pengembangan agroindustri perikanan laut Output terdiri dari dua, yaitu output yang dikehendaki dan output tak dikehendaki. Output yang dikehendaki merupakan respon dari sistem terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan secara spesifik dalam analisis kebutuhan; dan output yang tidak dikehendaki merupakan hasil sampingan atau dampak yang ditimbulkan bersama-sama dengan output yang dikehendaki. Output sistem yang dikehendaki adalah peningkatan volume produksi, peningkatan volume dan nilai ekspor, peningkatan PAD dan PDB, peningkatan konsumsi ikan, peningkatan kesempatan kerja, peningkatan jumlah unit usaha dan meratanya distribusi pendapatan masyarakat. Sedangkan output yang tidak dikehendaki merupakan kebalikannya. Manajemen pengendali merupakan faktor pengendalian terhadap INPUT EKSTERNAL Globalisasi perekonomian Populasi penduduk Nilai tukar uang Otonomi daerah INPUT INTERNAL TAK TERKENDALI Potensi perikanan Fluktuasi harga Permintaan pasar OUTPUT DIKEHENDAKI Peningkatan volume produksi Peningkatan volume nilai ekspor Peningkatan PAD PDB Peningkatan konsumsi ikan Peningkatan kesempatan kerja Peningkatan jumlah unit usaha Meratanya distribusi pendapatan masyarakat Berkembangnya industrilembaga pendukung Perkembangan pusat pertumbuhan pengembangan INPUT INTERNAL TERKENDALI Kawasan pengembangan Teknologi pengolahan Modal usaha Upah dan tenaga kerjanelayan OUTPUT TAK DIKEHENDAKI Pengangguran dan kemiskinan tinggi Usaha tidak menguntungkan Kredit bermasalah Kontribusi PADPDB rendah Konsumsi ikan per kapita rendah SISTEM PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERIKANAN LAUT MANAJEMEN AGROINDUSTRI pengoperasian sistem dalam menghasilkan keluaran yang dikehendaki dan berusaha meminimumkan output tidak dikehendaki dengan input terkendali.

D. Konfigurasi Model