nilai tambah bruto seluruh lapangan usaha yang ada dalam suatu wilayah. PDRB ini lebih popular dengan istilah Pendapatan Regional Regional Income.
PDRB ini dibedakan atas dua jenis, yaitu PDRB atas dasar harga konstan PDRBadhk dan PDRB atas dasar harga berlaku PDRBadhb. Adapun
PDRBadhk menunjukkan nilai tambah barang dan jasa dihitung dengan menggunakan harga pada suatu tahun tertentu sebagai tahun dasar, tahun
2000. PDRBadhk riil dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral, dari tahun ke tahun, sedangkan
PDRBadhb menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada setiap tahun. PDRBadhb juga menunjukkan
pendapatan yang memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk suatu daerah. Pendapatan per kapita merupakan hasil bagi pendapatan regional
PDRBadhk maupun PDRBadhb dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka PDRB per kapita merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan
daerah tersebut untuk menghasilkan pendapatan atau balas jasa faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di daerah tersebut. PDRB per
kapita atas dasar harga konstan PDRBadhk per kapita berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita; sedangkan PDRB per kapita
atas dasar harga berlaku PDRBadhb per kapita menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.
Berdasarkan data pada Tabel 16, selama periode tahun 2005-2009, PDRBadhk per kapita maupun PDRBadhb per kapita Kota Bogor menunjukkan
pertumbuhan rata-rata tahunan yang signifikans dengan laju pertumbuhan sebesar 6.84 untuk PDRBadhk per kapita dan 15.52 untuk PDRBadhb per
kapita. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDRB per kapita Kabupaten Bogor, yang mempunyai laju pertumbuhan 3.69 untuk PDRBadhk per kapita, dan
12.28 untuk PDRBadhb per kapita. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDRB kabupaten Bogor yang mempunyai laju pertumbuhan 5.40 untuk PDRBadhk,
dan 14,13 untuk PDRBadhb.
4.3. Dinamika Penggunaan Lahan
Data penggunaan lahan tahun 2000, 2005 dan 2010 disajikan pada Tabel 17.Data tata guna lahan tersebut memperlihatkan ketimpangan orientasi
penggunaan lahan bahwa penggunaan lahan kawasan terbangun cenderung mengalami peningkatan, terutama pada peruntukan lahan untuk pemukiman dan
perumahan, yang merupakan penggunaan lahan terluas diantara penggunaan lain, pada tahun 2000, permukiman mendominasi tutupan lahan seluas 3.134,21
ha, tahun 2005 naik menjadi 3.183,73 ha dan pada 2010 seluas 3.311,65 ha. Tabel 16. Kondisi Perekonomian Makro Kota Bogor, tahun 2005-2009
Indikator Ekonomi
Makro Tahun
2005 2006
2007 2008
2009 PDRBadhk
Rp 1.000 3.567.230.91
3.782.273.71 4.012.243.18
4.252.821.780 5.162.844.728
PDRBadhb Rp 1.000
6.836.918.90 7.257.742.09
8.558.035.70 10.089.943.96
12.249.000.00 Jumlah
penduduk Pertengaha
n tahun 824.422
841.997 867.508
902.204 915.788
PDRB per kapita
adhk 4.326.943
4.495.589 4.625.022
4.713.814 5.637.598
PDRB per kapita
adhb 7.510.609
8.626.511 9.865.080
11.183.613 13.375.366
Inflasi 18.41
6.62 9.75
14.20 6.00
LPE 6.12
6.03 6.09
5.98 6.02
Sumber: BPS Kota Bogor 2009
Kawasan perdagangan dan jasa, serta terminal, sementara untuk kawasan alami cenderung mengalami penurunan luasan, misalnya pada peruntukan kawasan
hijau, kebun, ladang, sawah, semak, lapangan olah raga. Hal ini terjadi karena tuntutan pembangunan perumahan dan fasilitas perekonomian lainnya, didukung
oleh kebijakan pemerintah yang belum sepenuhnya berorientasi pada keberlanjutan ekosistem kota.
Penggunaan lahan di Kota Bogor secara garis besar terdiri atas beberapa jenis penggunaan lahan, yaitu: pemukiman, perdagangan, perkantoran,
pertanian, perdagangan dan jasa, ruang terbuka hijautamanlapangan olah raga, hutan kota, industri, jalan, kebun campuran, sungaidanausitu dan area
pemakamankuburan. Penggunaan lahan ini dapat dikelompokkan dalam 3 jenis tutupan lahan utama, yaitu kawasan terbangun, kawasan bervegetasi dan badan
air. Kota Bogor didominasi oleh kawasan terbangun dengan luasan total 5.597,70 ha, kawasan bervegetasi dengan luasan total 6.151,96 ha, serta badan air seluas
98,91 ha.
Tabel 17. Penggunaan Lahan Kota Bogor Tahun 2000, 2005 dan 2010
Penggunaan Lahan Tahun 2000
Luas Ha Tahun 2005
Luas Ha Tahun 2010
Luas Ha Permukiman
3.134,21 3.183,73
3.311,65 Perdagangan dan Jasa
75,39 81,02
86,65 Kompleks Militer
73,96 73,96
73,96 Istana Negara
1,17 1,17
1,17 Kawasan Industri
92,04 92,59
93,14 Gardu Listrik
1,84 1,84
1,84 Perumahan
877,48 1.020,08
1.250,71 Terminal
4,99 5,41
5,81 Lapangan Olah Raga
154,31 151,71
149,10 Hutan Kota
129,74 129,74
129,74 Kebun
570,30 564,95
545,60 Ladang
435,25 421,11
406,53 Kawasan Hijau
1.770,21 1.715,97
1.637,30 Sawah
2.205,82 2.112,72
2.012,01 Semak
406,84 400,72
354,59 Taman
110,87 112,14
113,41 Sungai
124,59 124,59
124,59 Situ
13,78 14,40
15,03 Kolam
94,59 81,84
69,09 Taman Pemakaman Umum TPU
134,64 134,64
134,64 Tanah Kosong
1.293,61 1.281,33
1.189,08 Lain-lain
144,36 144,36
144,36 Jumlah Total
11.850,00 11.850,00
11.850,00
Sumber: Bappeda Kota Bogor 2010
4.4. Ruang Terbuka Hijau Kota Bogor