3.6. Pendekatan Hard System Methodology Analisis CITYGreen
Konsep dasar CITYgreen
®
5.0 adalah mengidentifikasi lahan berupa canopy
dan non canopy. Data canopy digitasi dari citra satelit yang menampilkan tampak atas pohon-pohon yang memiliki diameter tajuk lebih dari 4 meter. Data
noncanopy terdiri dari badan air, bangunan dan lahan terbuka area persawahan,
lapangan rumput, perkerasan, plaza, dan lain-lain. Sebagai ekstensi ArcView GIS, CITYGreen menilai manfaat RTH berupa penurunan limpasan permukaan,
simpanan dan rosot karbon dan kualitas udarapenjerapan polutan. Dalam Model CITYgreen
®
5.0terdapat dua bagian penting, yaitu : bagian data base, berisi data spasial dan data atribut dan bagian analisis manfaat.
Analisis ini juga dilengkapi dengan model pertumbuhan untuk menganalisis manfaat prediksi 50 tahun dalam menyusun scenario alternatif. Pada Tabel 9
disajikan Aspek analisis dan data yang diperlukan sebagai inputnya. Tabel 9. Aspek analisis dan data yang diperlukan
Aspek yang dianalisis Data yang dibutuhkan
Nilai diperoleh dari data CITYgreen dan Definisi
Pengguna
Aliran Permukaan Stormwater
Tutupan Lahan, Kanopi Pohon
Kemiringan Lereng, Kelompok Hidrologi Tanah,
Informasi Curah Hujan, Tipe Distribusi Curah Hujan
Kualitas Udara Air Quality
Kanopi Pohon Kualitas Udara Kota
Terdekat Penyimpanan Karbon dan
Daya Serap Karbon Carbon StorageCarbon
Sequestration Kanopi Pohon, Diameter
Batang untuk pohon individu
Energi Energy Kanopi Pohon, Tinggi
Bangunan, Spesies, Kelas Tinggi Pohon, Warna Atap
Albedo Atap, Sistem Penghangat, Isolasi Atap
Nilai-R, Lokasi Jendela dan AC
Model Pertumbuhan Tree Growth Model
Kanopi Pohon, Diameter Batang untuk pohon
individu, Kelas Tinggi Pohon Kelas Kesehatan Pohon,
Kondisi Pertumbuhan
Sumber : CITYgreen Manual User 2002
3.6.1. Tahapan Analisis dengan CITYgreen 5.0 Ekstensi ArcView 3.2 CITYgreen
®
5.0 membutuhkan data pokok berupa peta dasar berbentuk raster image
yang telah memiliki referensi geografis memiliki koordinat lintang dan bujur yang sesuai untuk kemudian didigitasi. Digitasi dilakukan untuk 3
theme, yaitu : theme batas area studi, theme canopy berisi informasi spasial pohon dalam tapak kajian dan theme non canopy berisi informasi lahan
terbangun. Setelah itu dilakukan pengumpulan data sesuai tujuan análisis. Misalnya
untuk analisis aliran permukaan runoff, data tambahan yang dibutuhkan antara lain:Hidrologic Soil Group informasi mengenai daya infiltrasi tanah pada area
studi, dengan 4 kategori : A Very pervious, BSomewhat pervious,
CSomewhat impervious dan D Very
impervious ,
data kemiringan
Slope,Rainfall Region, dan Precipitation, dan data Construction Cost data biaya konstruksi pembuatan kanaldam pengendali sebagai manfaat dari RTH
dalam mereduksi limpasan. 3.6.2. Input Data Atribut dalam program aplikasi CityGreen:
Semua analisis CITYgreen 5.0
®
berlandaskan pada prinsip mendasar bahwa pohon sebagai komponen RTH berfungsi memberikan pelayanan terukur
dalam ekosistem dengan nilai nominal yang jelas.Dalam model analisis CITYgreen
®
ini ada beberapa kemampuan yang disusun atas dasar hasil penelitian selama tiga dekade terakhir, untuk beberapa potensi sebagai berikut:
1. Analisis KapasitasReduksi Limpasan Permukaan
Modelini dikembangkan oleh Natural Resources Conservation Services, USDA. Untuk menghitung volume limpasan air hujan berdasarkan data rata-rata curah
hujan harian dua tahunan, prosentase penutupan lahan, slope, HSG hidrologic Soil Group,
berupa manfaat pohon dalam mereduksi limpasan permukaan, waktu konsentrasi dan laju aliran puncak. Model tersebut mengacu pada model
hidrologi TR-55, yang merupakan alat penting dalam perencanaan dan zonasi. CITYgreen
melaporkan volume limpasan dan nilai financial yang dihubungkan dengan penyerapan kelebihan air limpasan stormwater akibat dari perubahan
pola penutupan lahan, dengan acuan Curve Number CNantara 30-98. Semakin kecil nilai CN, semakin kecil pula limpasan permukaan. Permukaan yang bersifat
kedap air akan menghasilkan volume limpasan permukaan yang lebih tinggi dibanding penutupan lahan bervegetasi alami. Rumus yang dipakai adalah:
Curve Numbers: CN Weighted = Total Product of CN x Percent landcover areaTotal Percent
Area or 100 Potential Maximum Retention after Runoff begins:
S = 1000CN – 10
Runoff Equation: Q = [P
– 0.2 1000CN – 10]
2
P + 0.8 1000CN – 10
Flow Length: F = total study area acres
0.6
209.0 Lag Time:
L = F
0.8
S + 1.0
0.7
1900 slope
0.5
Time of Concentration: Tc = 1.67 L
Unit Peak Discharge: log qu = C
+ C
1
logTc + C
2
[logTc]
2
Peak Flow: Peak = qu Am Q Fp
Storage Volume: Vs = Vr C
+ C
1
qoqi + C
2
qoqi qoqi + C
3
qoqi qoqi qoqi study area acres 43560.1712
2. AnalisisPotensi Daya Rosot Carbon
Model ini dikembangkan oleh US Forest Service dan berfungsi untuk menghitung jumlah karbon yang tersimpan dalam biomassa pepohonan. Kapasitas jerapan
karbon dan daya rosot karbon digambarkan pada peta dengan menghitung landcover
tahunan terhadap penghapusan karbon oleh pepohonan. Pepohonan menghilangkan CO
2
dari udara melalui daun dan menyimpan karbon pada biomassa, diduga bahwa kira-kira setengah dari berat kering pohon berisi
karbon. CITYgreen
®
dapat memprediksi kapasitas penyimpanan karbon dan tingkat daya serap karbon pohon-pohon pada area kajian yang telah ditentukan.
Model pendugaan karbon ini didasarkan pada distribusi umur pepohonan dalam area kajian berdasarkan data atribut diameter pohon. Untuk masing-masing
distribusi umur pohon tersebut terdapat factor pengali sebagaimana disajikan pada Tabel 10. .
Tabel 10. Faktor Pengali untuk Simpanan dan Rosot Karbon
Simpanan Karbon Rosot Karbon Type 1 populasi muda
0,3226 0,00727
Tipe 2 populasi dewasa 10-20 tahun 0,4423
0,00077 Tipe 3 distribusi umur seimbang
0,5393 0,00153
Rata-rata 0,4303
0,00335
Sumbe r : CI TYGre e n Ma nua l , 2002
Faktor Pengali Tipe Distribusi
Model ini menduga kapasitas pohon dalam menyerap dan menyimpan karbon dalam satuan ton. Pendugaan kapasitas simpanan dan rosot karbon diturunkan
dari rumus: Simpanan karbon = luas area kajian X kanopi X factor pengali
Rosot karbon = luas area kajian X kanopi X factor pengali Hasil pendugaan simpanan dan rosot karbon dari analisis CITYGreen ini tidak
dimasukkan ke dalam nilai manfaat ekonomi pada report analysis. Dalam penelitian ini nilai ekonomi manfaat penyimpanan karbon diperoleh berdasarkan
harga karbon internasional, sesuai jumlah karbon tersimpan dan daya rosotnya.
3. Analisis Potensi Penjerab Polutan
Model penjerapan polutan udara ini dikembangkan oleh USDA Forest Service
dengan tujuan untuk menghitung kapasitas penyerapan dan penjerapan polutan oleh kanopi pohon. Hasil model menunjukkan prediksi kapasitas kanopi
pohon dalam menyerap dan menjerap lima partikel utama polutan udara yaitu: nitrogen oksida NO
2
, sulfur dioksida SO
2
, ozone O
3
, karbon monoksida CO, dan benda-benda partikel kurang dari 10 mikron PM10 pada daun, yang
dikeluarkan ke atmosfer. CITYgreen
®
tidak memperhatikan per jenis pohon,
namun berdasar diameternya, dapat diduga kemampuan daya rosot Carbonnya. Semakin besar kanopi pohon semakin banyak polutan udara yang akan terserap
dan terjerap. CITYgreen
®
melaporkan kuantitas penyerapan polutan tahunan dan nilai finansial yang berkaitan dengan layanan jasa ekosistem. Secara manual, hal
ini dapat dihitung berdasarkan rumus berikut: F = Vd × C
a The pollutant flux F; in gm2s b the deposition velocity Vd; in ms and
c the pollutant concentration C; in gm3 Deposition velocity
merupakan jumlah dari fungsi aerodynamic Ra, quasilaminar boundary layer
Rb, and canopyresistances Rc Baldocchi et al. 1987. Deposition velocity dapat dihitung berdasarkan rumus berikut:
Vd = Ra + Rb + Rc
−1
CITYgreen
®
memperkirakan tingkat pembersihan polusi tahunan dari pohon dengan menetapkan studi kajian tertentu sebagai acuan standar bagi jenis
polutan tersebut. Untuk menghitung nilai ekonomi nominal dari polutan ini, ekonom menghitung nilai externality, atau nilai tidak langsung yang harus dibayar
oleh masyarakat dalam upaya untuk meningkatkan kesehatannya. Nilai biaya externality
riil dari berbagai polutan udara ditetapkan oleh komisi pelayanan umum negara di setiap negara. Model tersebut sebagai dasar evaluasi
penggunaan lahan dalam beragam kondisiskenario berbeda. Model CITYgreen
®
dapat memprediksi proporsi dan nilai financial dari penyerapan polutan udara seperti ozon, oksida sulfur dan nitrogen, partikulat dan karbon monoksida.
3.7.Pendekatan Soft System Methodology
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi system pengelolaan RTH kota melalui pendekatan sistem, yang terdiri atas: Analisis kebutuhan, formulasi
masalah, dan identifikasi sistem.
a Analisis Kebutuhan: Analisis kebutuhan adalah semua keinginan dari
sumber-sumber yang terseleksi dan dapat digunakan Eriyatno, 1999, yang dilakukan dengan pendataan tentang kebutuhan seluruh pemangku
kepentingan stakeholders yang berperan atau terlibat.
b Formulasi Masalah: Formulasi masalah dibuat karena adanya konflik
kepentingan conflict of interest di antara para stakeholders, terhadap ketersediaan sumberdaya alam, dalam mencapai tujuan sistem Eriyatno,
1999. Berikut ini adalah formulasi masalah dalam pengelolaan RTH Kota yang berkelanjutan, yaitu:
1. Masalah degradasi kualitas lingkungan kota, yaitu tingginya tingkat pencemaran udara, meningkatnya volume limpasan permukaan yang
mengakibatkan banjir, 2. Masalah kelembagaan dan regulasi: masih lemahnya pemahaman
masyarakat dan pengelola kota terhadap manfaat ekonomi keberadaan RTH kota, rendahnya pengendalian tata ruang kota, masih lemahnya penegakan
hukum untuk pelanggaranpenyimpangan terhadap tata ruang kota,
c Identifikasi sistem: merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan
dari kebutuhan dengan pernyataan masalah yang harus dipecahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut.
d. Rancang Bangun SistemPengelolaan RTHKota Pengembangan model kelembagaan pengelolaan RTH kota secara
berkelanjutan didasarkan atas hasil analisis kelembagaan dengan menggunakan metode ISM yang dikembangkan oleh Saxena et al. 1992, dalam Eriyatno
1999. Kholil 2005 menyatakan bahwa analisis terhadap model kelembagaan ini pada dasarnya untuk menyusun hirarkhi setiap sub elemen pada elemen yang
dikaji, yang kemudian membuat klasifikasi ke dalam 4 sektor, untuk menentukan sub elemen mana yang termasuk ke dalam variable sektor 1 autonomous,
sektor 2 dependent, sektor 3 linkage atau sektor 4 independent.
Analisis Kebutuhan
Formulasi Permasalahan
Identifikasi Sistem
Aplikasi Model
Verifikasi Validasi model
CITYGreen untuk:
Limpasan, Rosot karbon dan
polutan
Membuat scenario
alternatif
Pilih scenario terbaik
Perubahan Penggunaan Lahan Bervegetasi RTH kota
Parameter Biofisik
Parameter Sosial
Parameter Ekonomi
Kebutuhan Ruang Terbangun
Penduduk dan Kenyamanan Lingk.
Nilai layanan terukur Ekosistem kota
Kondisi Eksisting RTH Kota Bogor saat ini dan Manfaat Ekologinya
Isu Pemanfaatan RTH
Analisis Ketercukupan RTH Kota berdasarkan jumlah
penduduk, emisi carbon polutan
Analisis Kebijakan
dengan ISM Rancangan Kebi
jakan strategis
Alokasi RTH Kota Potensial
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1. Kondisi Geografis dan Sumberdaya Alam