Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 penerima dan pemberi pesan bertemu secara langsung. Berbeda dengan
keterampilan membaca dan menulis yang merupakan keterampilan berbahasa secara tidak langsung, di mana pemberi dan penerima pesan tidak bertemu secara
langsung Tarigan, 2008: 2. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia dapat dilaksanakan secara terpadu, yang berarti keterampilan bahasa dipadukan
dalam satu pembelajaran. Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa yaitu
keterampilan menulis. Tarigan 2008:1 menyebutkan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu ciri orang yang terpelajar atau bangsa yang
terpelajar. Menulis mampu mencerminkan cara berpikir seseorang dan dapat menyampaikan gagasan penulis. Tulisan seseorang akan menjelaskan bagaimana
cara pandang, wawasan, serta cara berkomunikasi penulis dengan pembacanya. Tidak mudah bagi siswa untuk belajar menulis, sehingga kegiatan
pembelajaran harus dilaksanakan secara terus menerus. Siswa harus sering berlatih menulis agar bisa menulis dengan baik. Oleh karena itu, keterampilan
menulis dibelajarkan secara berkelanjutan sejak kelas I hingga kelas VI. Berdasarkan kompetensi dasar di dalam KTSP, kegiatan menulis terdiri dari
menulis permulaan, paragraf, karangan sederhana, ringkasan buku, puisi, pidato, berita, dan laporan.
Laporan pengamatan merupakan salah satu bentuk tulisan yang dibelajarkan pada siswa kelas V. Bentuk tulisan ini termasuk jenis informative writing Doyin
dan Wagiran, 2011: 23. Tulisan tersebut bermaksud memberikan informasi pada khalayak umum dengan menyajikan fakta secara langsung. Menurut Murni dan
Widianingsih 2008:32, laporan pada intinya adalah uraian tentang suatu
5 kegiatan, baik itu berupa pengamatan maupun kunjungan. Laporan berisikan
fakta-fakta hasil pengamatan yang dilakukan oleh siswa. Namun, tidak semua siswa mampu menguasai keterampilan menulis laporan. Siswa mengalami
kesulitan dalam mengembangkan apa yang hendak ia deskripsikan dari hasil pengamatan.
Pada pelaksanaannya, pembelajaran menulis masih disampaikan dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Model yang digunakan yaitu model
konvensional, sehingga kondisi belajar menjadi kurang optimal. Akibat kondisi belajar yang kurang optimal, siswa menjadi enggan membuat sebuah tulisan dan
menganggap menulis adalah pelajaran yang menyulitkan. Anggapan ini ditambah dengan kurangnya pembendaharaan kata serta sulitnya siswa mengembangkan ide
dalam tulisannya. Dampaknya hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan menjadi kurang optimal.
Hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 1 Karangbawang pada tanggal 7 Januari 2015 antara lain yaitu, kurang optimalnya hasil belajar siswa
dikarenakan kurangnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Selain itu, sebagian besar siswanya masih sulit menguasai keterampilan menulis. Siswa
masih bingung dalam mengembangkan tulisannya dan kesulitan dalam mendeskripsikan objek. Siswa juga masih kurang menguasai kosa kata, sehingga
keterampilan menulisnya kurang berkembang. Kurang optimalnya siswa dalam pembelajaran menulis ini disebabkan
karena guru kurang melakukan inovasi pembelajaran. Guru belum paham mengenai penggunaan model pembelajaran, sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan hanya menerapkan model konvensional. Model konvensional
6 merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Model ini kurang
melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan penjelasan dan instruksi dari guru.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pembelajaran yaitu dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif. Model pembelajaran tersebut hendaknya berpusat pada siswa, sehingga akan mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran juga disesuaikan dengan karakteristik siswa. Karakteristik siswa sekolah dasar yaitu, senang bermain,
bergerak, bekerja kelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung Desmita, 2012: 35. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran menulis yang sesuai dengan karakteristik siswa tersebut yaitu model pembelajaran mind mapping.
Mind mapping merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta Huda, 2013: 307. Model mind
mapping yang dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1960-an ini, berusaha memetakan
pemikiran siswa
dalam bentuk
cabang-cabang yang
menyangkutpautkan materi pembelajaran dan konsep utama. Siswa belajar menulis sebuah konsep utama di tengah, kemudian menghubungkannya dengan
cabang-cabang yang berisi fakta, frasa, gambar, kata kunci, dan data pendukung konsepnya. Pada dasarnya, mind mapping berusaha menggunakan kedua belah
otak untuk bekerjasama, sehingga membantu siswa memeroleh informasi secara lebih jelas. Siswa juga menjadi lebih kreatif dan pembelajaran menjadi lebih
optimal.
7 Model pembelajaran mind mapping merupakan model yang efektif
digunakan dalam berbagai mata pelajaran. Terdapat beberapa penelitian mengenai model mind mapping yang dilaksanakan sebelum penelitian ini. Penelitan-
penelitian tersebut menjadi salah satu dasar peneliti melaksanakan penelitian. Sepuluh penelitian yang dimaksud, yaitu:
1 Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan melalui Teknik Pembelajaran Peta Pikiran Mind Mapping Siswa Kelas V SDN Balarejo 01
Balarejo, Madiun oleh Suparmi 2013; 2 Pengaruh Implementasi Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar
Menulis Kreatif Ditinjau dari Kreativitas Siswa oleh Mariyani, Marhaeni, dan Sutama 2013;
3 Efektivitas Model Mind Map dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Artikel oleh Siswa Kelas XI SMA Wasta Rakyat Sei Gelugur Tahun
Pembelajaran 20122013 oleh Ginting 2013; 4 Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis
Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas I SMP Negeri 18 Malang oleh Puspita, Suwignyo, dan Karkono 2013;
5 Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi oleh Himawan, Kartono, dan Karsono 2015;
6 Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama oleh Kusmintayu,
Suwandi, dan Anindyarini 2012; 7 Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Narasi oleh Apriyanto, Poerwanti, dan Dwijiastuti 2015;
8 8 Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi melalui Metode Mind Mapping
oleh Asih, Kartono, dan Hartono 2013; 9 The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3
Bengkulu, Indonesia oleh Riswanto dan Putra 2012; 10 The Effectiveness of a Proposed Program Based on a Mind Mapping
Strategy in Developing the Writing Achievement of Eleventh Grade EFL Students in Jordan and Their Attitudes Towards Writing oleh Ali Saed dan
Al-Omari 2014. Berdasarkan sepuluh penelitian yang pernah dilaksanakan, model mind
mapping dapat diterapkan dalam berbagai materi pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil pembelajaran menggunakan mind mapping lebih baik daripada
pembelajaran menggunakan model konvensional. Pada penelitian yang dilakukan Suparmi 2013 tentang Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan
melalui Teknik Pembelajaran Peta Pikiran Mind Mapping Siswa Kelas V SDN Balarejo 01 Balarejo, Madiun, disebutkan bahwa hasil pembelajaran menulis
laporan pengamatan meningkat setelah digunakan model mind mapping. Pada pembelajaran menulis laporan pengamatan, mind mapping membantu siswa
mengembangkan konsep tulisannya. Mind mapping membuat pembelajaran menjadi menyenangkan serta menjadikan siswa lebih bersemangat dalam
pembelajaran. Selain itu, siswa lebih bisa menampilkan sisi kekreatifannya dengan model ini.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran mind mapping sangat bermanfaat bagi manusia. Model
pembelajaran mind mapping dapat membantu manusia dalam berbagai bidang
9 kehidupan, baik di pendidikan, keseharian hidup manusia, maupun dalam
merencanakan berbagai aktivitas kehidupan. Selain itu, Buzan 2013:176 menyebutkan bahwa mind mapping merupakan alat kognisi yang sempurna bagi
otak manusia. Kelebihan-kelebihan model pembelajaran mind mapping tersebut belum pernah diperoleh oleh siswa SDN 1 Karangbawang, karena model mind
mapping belum pernah diterapkan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Keefektifan Model Mind
Mapping dalam Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan pada Siswa Kelas V SDN 1 Karangbawang Banyumas”.