Model Pembelajaran Mind Mapping

36 yang dibuat dalam selembar kertas mampu melihat sejumlah data yang besar dengan mudah. Hal ini karena mind mapping hanya mencatat bagian-bagian yang penting saja sehingga mudah diingat dan dipelajari. Model pembelajaran tidak hanya memiliki kelebihan, namun memiliki kekurangan. Model mind mapping memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut yaitu: 1 membutuhkan waktu; 2 membutuhkan banyak warna; dan 3 menuntut kreativitas. Dalam pembuatan mind mapping diperlukan waktu yang lama karena mind mapping memerlukan pemikiran yang luas. Siswa memerlukan waktu untuk menerjemahkan pemikiran yang luas tersebut menjadi cabang- cabang mind mapping. Waktu yang lama juga dibutuhkan saat siswa menggambar mind mapping agar menjadi lebih menarik. Mind mapping juga membutuhkan banyak warna karena sebagian besar siswa ingin mind mapping yang dibuatnya menjadi lebih menarik. Mind mapping merupakan cara siswa untuk menunjukkan kreativitasnya, sedangkan untuk menjadi kreatif itu tidak mudah. Oleh karena itu, akan sulit bagi siswa yang kurang kreatif untuk membuat mind mapping. Oleh karena itu, kekurangan model mind mapping harus bisa diatasi oleh guru. Guru harus benar-benar memahami model mind mapping beserta penerapannya dalam pembelajaran. Guru juga harus pandai merencanakan pembelajaran dan mengalokasikan waktu agar model ini dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, guru harus senantiasa membimbing siswa dalam pembuatan mind mapping. Guru dapat memancing siswa dalam membuat cabang-cabang dalam mind mapping. Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat dua hal yang harus dilaksanakan oleh guru. Hal pertama yaitu bagaimana guru mengajarkan cara membuat mind 37 mapping kepada siswa. Hal kedua yaitu bagaimana guru menerapkan mind mapping di dalam langkah-langkah pembelajaran. Cara untuk membuat peta pikiran menurut Huda 2013:308, yaitu sebagai berikut: 1 Letakkan gagasantemapoin utama di tengah-tengah halaman kertas. Akan lebih mudah jika posisi kertas tidak dalam keadaan tegak lurus portrait, melainkan dalam poisi membentang landscape. 2 Gunakan garis, tanda panah, cabang-cabang, dan warna yang berbeda-beda untuk menunjukkan hubungan tema utama dengan gagasan pendukung lain. 3 Hindari untuk bersikap latah; Lebih menampilkan karya bagus daripada konten di dalamnya. Mind mapping harus dibuat dengan cepat tanpa ada jeda dan editing yang menyita waktu. Untuk itulah, sangat penting mempertimbangkan segala kemungkinan yang harus dan tidak harus dimasukkan ke dalam peta tersebut. 4 Pilihlah warna-warna yang berbeda untuk mensimbolisasi sesuatu yang berbeda pula. 5 Biarkan beberapa ruang kosong dalam kertas. Silberman 2014:200-1 menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat melaksanakan model mind mapping. Langkah-langkah yang dimaksud yaitu sebagai berikut: 1 Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. Beberapa kemungkinan mencakup problem atau isu tentang ide-ide tindakan yang diinginkan untuk menciptakan ide-ide aksi, konsep atau kecakapan yang baru saja diajarkan, dan penelitian yang harus direncanakan oleh siswa. 2 Konstruksikan bagi kelas peta pikiran yang sederhana yang menggunakan warna, khayalan atau simbol. 3 Berikan kertas, pena, dan sumber-sumber lain yang anda pikir akan membantu siswa membuat peta pikiran yang berwarna dan indah. Berilah tugas siswa memetakan pikiran. Tunjukkan bahwa mereka memulai peta mereka dengan membuat gambar yang menggambarkan topik atau ide utama. Kemudian, berilah mereka semangat untuk membagi-bagi seluruhnya ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil dan mengambarkan komponen-komponen ini hingga batas luar peta dengan menggunakan grafik. 4 Berikanlah waktu yang banyak kepada siswa untuk mengembangkan peta pikiran mereka. Doronglah mereka untuk melihat karya orang lain untuk menstimulasi ide-ide. 5 Perintahkan kepada siswa untuk saling membagi peta pikirannya. Lakukan diskusi tentang nilai cara kreatif untuk menggambarkan ide- ide. 38 Amri 2014:117 juga menjelaskan pelaksanaan model mind mapping dalam pembelajaran. Pelaksanaan model mind mapping yang dimaksud yaitu: 1 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2 Guru mengemukakan konsep atau permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa, dan sebaiknya permasalahan tersebut mempunyai alternatif jawaban. 3 Guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri atas 2-3 siswa. 4 Setiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternatif jawaban dari hasil diskusinya. 5 Tiap kelompok atau diacak kelompok tertentu membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan tulis, lalu mengelompokkan sesuai kebutuhan guru. 6 Berdasarkan data-data yang terdapat pada papan tulis, siswa disuruh membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru. Berdasarkan penjelasan langkah-langkah model pembelajaran mind mapping oleh para ahli, penelitian ini menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Amri, namun sudah dimodifikasi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut yaitu: 1 Guru menyampaikan kompetensi pembelajaran 2 Guru menyampaikan cara membuat mind mapping, yaitu: a Menentukan topik dan buatlah kata kunci di tengah-tengah kertas. b Buatlah cabang utama untuk mengelompokkan atau mengorganisasikan ide yang muncul saat mengingat pengalamannya. Cabang utama ini bisa berbentuk 5WH, yaitu what apa, where dimana, when kapan, who siapa, why kenapa, dan how bagaimana. c Tuliskan apapun yang bisa diamati dalam cabang-cabang mind mapping. 3 Guru menyampaikan konsep atau permasalahan yang akan dibuat menjadi mind mapping. 39 4 Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa. 5 Setiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternatif jawaban dari hasil diskusinya. 6 Tiap kelompok atau diacak kelompok tertentu membaca hasil diskusinya dan guru mencatat hasilnya sesuai kebutuhan di papan tulis, 7 Berdasarkan data-data yang terdapat pada papan tulis, siswa disuruh menyimpulkan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru. Modifikasi langkah-langkah pembelajaran dapat dilihat pada langkah kedua dan keempat. Ada penambahan langkah yaitu penyampaian cara membuat mind mapping yang bertujuan mempermudah siswa dalam pembuatan mind mapping. Pada langkah keempat ada perubahan jumlah anggota kelompok. Jumlah anggota kelompok yang awalnya antara 2-3 dimodifikasi menjadi 4 setiap kelompoknya. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah siswa dalam kelas. Apabila siswa hanya dikelompokan antara 2-3 orang setiap kelompok menyebabkan jumlah kelompok terlalu banyak. Kelompok yang terdiri dari 4 orang menjadikan jumlah kelompok lebih sedikit dan memungkinkan lebih banyak kelompok yang membacakan hasil mind mapping di depan kelas. Model mind mapping dapat diterapkan pada pembelajaran menulis laporan pengamatan agar siswa bisa lebih mudah mengidentifikasi apa yang diamati. Simbol, warna, dan gambar membantu siswa untuk lebih memahami apa yang diamatinya. Siswa juga lebih mudah mengingat apa yang dia amati dengan mind mapping, sehingga lebih mudah dalam menjelaskan apa saja yang ada dalam laporan pengamatannya. 40

2.2 Kajian Empiris

Kajian empiris merupakan penjelasan mengenai berbagai penelitian relevan yang pernah dilaksanakan sebelum penelitian ini. Dalam kajian empiris ini dijelaskan 10 penelitan yang pernah dilaksanakan dan memiliki relevansi dengan penelitian yang dilaksanakan. Sepuluh penelitian ini berisi tentang pelaksanaan model mind mapping pada berbagai materi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan dapat menggambarkan bahwa mind mapping efektif dan meningkatkan hasil belajar siswa. Sepuluh penelitian yang relevan dengan model pembelajaran mind mapping yaitu: 10 Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan melalui Teknik Pembelajaran Peta Pikiran Mind Mapping Siswa Kelas V SDN Balarejo 01 Balarejo, Madiun oleh Suparmi 2013; 11 Pengaruh Implementasi Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Menulis Kreatif Ditinjau dari Kreativitas Siswa oleh Mariyani, Marhaeni, dan Sutama 2013; 12 Efektivitas Model Mind Map dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Artikel oleh Siswa Kelas XI SMA Wasta Rakyat Sei Gelugur Tahun Pembelajaran 20122013 oleh Ginting 2013; 13 Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas I SMP Negeri 18 Malang oleh Puspita, Suwignyo, dan Karkono 2013; 14 Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi oleh Himawan, Kartono, dan Karsono 2015; 41 15 Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama oleh Kusmintayu, Suwandi, dan Anindyarini 2012; 16 Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi oleh Apriyanto, Poerwanti, dan Dwijiastuti 2015; 17 Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Metode Mind Mapping oleh Asih, Kartono, dan Hartono 2013; 18 The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3 Bengkulu, Indonesia oleh Riswanto dan Putra 2012; 10 The Effectiveness of a Proposed Program Based on a Mind Mapping Strategy in Developing the Writing Achievement of Eleventh Grade EFL Students in Jordan and Their Attitudes Towards Writing oleh Saed dan Al- Omari 2014; Penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan melalui Teknik Pembelajaran Peta Pikiran Mind Mapping Siswa Kelas V SDN Balerejo 01 Balerejo Madiun dilakukan oleh Suparmi pada tahun pelajaran 20122013. Berdasarkan hasil penilaian awal siklus I dan siklus II hasil belajar siswa dalam menulis laporan pengamatan mengalami peningkatan. Nilai rata-rata awal 66,36, setelah dilaksanakan siklus I menjadi 70,81. Pada siklus II rata-rata meningkat lagi menjadi 85,86. Kesimpulannya yaitu model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis laporan pengamatan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilaksanakan ialah penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif sedangkan, penelitan yang dilaksanakan menggunakan metode eksperimen pada objek dan sekolah yang berbeda. 42 Penelitian yang dilaksanakan oleh Mariyani, Marhaeni, dan Sutama 2013 berjudul Pengaruh Implementasi Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Menulis Kreatif ditinjau dari Kreativitas Siswa dilaksanakan pada siswa kelas V SD gugus IV Kerambitan yang berjumlah 101 siswa. Hasil penelitiannya yaitu 1 Terdapat perbedaan signifikan prestasi belajar menulis kreatif siswa yang mengikuti strategi mind mapping dengan pembelajaran konvensional; 2 Setelah diadakan pengendalian kreativitas siswa, prestasi menulis kreatif siswa yang mengikuti strategi mind mapping lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional; dan 3 Kontribusi kreativitas siswa terhadap prestasi menulis kreatif siswa dengan mind mapping 19,9. Persamaan penelitian yang dilaksanakan dengan penelitian tersebut yaitu menggunakan siswa kelas V sebagai sampel serta penggunaan model mind mapping dalam pembelajaran. Perbedaannya yaitu pada variabel kreativitas dalam mind mapping, analisis data, jumlah sampel, dan materi menulis yang diteliti. Penelitian berikutnya yang relevan yaitu peelitian berjudul Efektivitas Model Mind Mapping dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Artikel Oleh Siswa Kelas XI SMA Wasta Rakyat Sei Gelugur Tahun Pembelajaran 20122013 oleh Ginting 2013. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Unimed ini menyimpulkan bahwa kemampuan menulis artikel siswa yang dibelajarkan dengan model mind mapping lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan model ekspositori. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata menulis artikel dengan menggunakan model mind mapping sebesar 80,13, sedangkan hasil rata-rata menulis artikel dengan model ekspositori sebesar 70,8. Sehingga model mind mapping memberikan pengaruh yang signifikan positif terhadap kemampuan 43 menulis artikel oleh siswa kelas XI SMA Swasta Rakyat Sei Gelugur. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitan yang dilaksanakan adalah penggunaan mind mapping dalam pembelajaran menulis. Perbedaannya adalah pada jenjang pendidikan siswa, materi menulis yang diteliti, serta pembanding model pembelajaran yang digunakan. Penelitian berjudul Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas I SMP Negeri 18 Malang dilaksanakan oleh Puspita, Suwignyo, dan Karkono 2013. Kesimpulan penelitian tersebut yaitu mind mapping efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen dan dibuktikan oleh uji-t yang menunjukkan pada setiap aspek nilai t hitung t tabel . Pada aspek kesesuaian tokoh dan penokohan pada cerpen dengan karakter penulis, t hitung 2,569 t tabel 1,995. Pada aspek kesesuaian latar dan pelataran dalam cerpen dengan latar pada peristiwa sebenarnya, t hitung 2,115 t tabel 1,995. Pada aspek kesesuaian alur dan pengaluran dalam cerpen dengan peristiwa sebenarnya, t hitung 2,574 t tabel 1,995. Pada aspek kesesuaian pesan dalam cerpen yang ditulis berdasarkan peristiwa yang pernah dialami dengan pesan pada peristiwa sebenarnya , t hitung 2,133 t tabel 1,995. Hal ini menunjukkan bahwa semua hipotesis dalam penelitian ini diterima. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilaksanakan adalah pada objek penelitian dan materi menulis yang digunakan. Persamaannya yaitu penggunaan mind mapping dalam pembelajaran menulis. Penelitian relevan berikutnnya yaitu Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi oleh Himawan, Kartono, dan Karsono 2015. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri