Menulis Laporan Pengamatan Landasan Teori

31 Pembuatan laporan pengamatan dilakukan secara sistematis. Terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pelapor. Langkah-langkah tersebut akan mempermudah pelapor dalam pembuatan laporan. Menurut Suyatno 2011:113-6, langkah-langkah pembuatan laporan yaitu: 1 melakukan pengamatan; 2 membuat catatan; 3 membuat kerangka laporan; 4 menulis laporan; dan 5 memperbaiki laporan. Sebelum melakukan pengamatan, perlu ditentukan terlebih dahulu objek yang diamati. Selain itu, pengamat perlu membuat perihal apa saja yang akan diamati dari objek tersebut. Dalam pelaksanaan pengamatan, pengamat hendaknya mengamati dengan sungguh-sungguh objek yang diamati. Untuk membantu pengamat dalam pelaksanaan pengamatan, pengamat dapat membuat catatan- catatan. Setelah kegiatan mengamati selesai, tahap selanjutnya yaitu membuat kerangka laporan. Kerangka laporan memberikan garis besar terhadap sistematika laporan yang akan ditulis. Kerangka laporan sebaiknya memuat judul pengamatan, waktu pengamatan, tempat atau lokasi pengamatan, hal yang diamati, nama pengamat, tujuan pngamatan dan deskripsi penjelasan pengamatan Warsidi dan Farika, 2008:17. Saat sebuah kerangka laporan selesai, kerangka laporan itu dikembangkan menjadi laporan yang utuh. Bisa dikembangkan setiap bagian yang ada dalam kerangka laporan, sehingga isi laporan menjadi lebih lengkah. Pelapor dapat mendeskripsikan berbagai objek pengamatan. Setelah laporan selesai, agar isi laporan menjadi lebih baik, perlu ada kegiatan memperbaiki laporan. Untuk melaksanakannya bisa meminta saran kepada orang lain untuk mengoreksi laporan yang telah dibuat. Pengoreksi dapat mengoreksi isi laporan, tata bahasa, 32 ejaan, dan format penulisan. Hasil koreksi dijadikan pedoman untuk memperbaiki laporan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan pengamatan merupakan tulisan yang berisi hasil pengamatan seseorang terhadap suatu objek. Laporan harus berdasarkan fakta yang dapat diamati pada objek pengamatan. Siswa dituntut untuk dapat menjabarkan objek yang diamatinya pada hasil pengamatan dengan jelas dan lengkap, sehingga pembaca dapat memahami apa yang diamati oleh siswa.

2.1.8 Model Pembelajaran

Mills 1989 dalam Suprijono 2013:45 berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Menurut Suprijono 2013:46, “Model pembelajaran adalah pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.” Joyce 1992 dalam Trianto 2011:5 menyatakan bahwa: Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman yang digunakan pendidik dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu kerangka pedoman pembelajaran di kelas yang terdiri atas tujuan, tahapan kegiatan, lingkungan, pengelolaan kelas, serta berbagai perangkat pembelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran, model harus disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi pembelajaran. Hal ini dilaksanakan 33 agar model pembelajaran dapat memberikan manfaat maksimal kepada siswa. Guru mampu memberikan bantuan kepada siswa untuk mendapatkan informasi, ide, keterampilan, dan cara berpikir dan mengekspresikan diri dengan model pembelajaran yang sesuai. Terdapat beberapa jenis model pembelajaran. Ada model pembelajaran yang bersifat berpusat pada guru dan ada yang berpusat pada siswa. Menurut Iskandarwassid dan Sunendar 2011:26, model pembelajaran yang bersifat berpusat pada guru merupakan model pembelajaran paling tua dan sering disebut model tradisionalkonvensional. Model ini lebih menekankan guru untuk mengalihkan pengetahuan sebanyak-banyaknya yang ia miliki kepada siswa. Hal ini cenderung membuat siswa pasif. Model konvensional lebih banyak berisi tentang ceramah yang dilakukan oleh guru. Selain model yang bersifat berpusat pada guru, terdapat model belajar yang berpusat pada siswa. Model ini menekankan bahwa siswa bukan hanya objek mengajar. Makna mengajar pada model ini berarti menciptakan suasana belajar yang optimal Iskandarwassid dan Sunendar, 2011:27. Model berpusat pada siswa melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan menutut siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

2.1.9 Model Pembelajaran Mind Mapping

Mind mapping merupakan salah satu model pembelajaran berpusat pada siswa yang dikembangkan oleh Tony Buzan. Buzan 2013:4 mendefinisikan bahwa mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil kembali informasi keluar dari otak. Windura 2013:12 menjelaskan bahwa mind mapping merupakan sistem belajar dan 34 berpikir yang menggunakan kedua belah otak sesuai cara kerja alaminya sehingga dapat mengeluarkan segala potensi yang dimiliki otak. Mind mapping menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut. Mind mapping adalah cara yang kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru Silberman, 2014:200. DePorter dan Hernacki 2013:153 menyebutkan bahwa mind mapping peta pikiran adalah pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan grafis lainnya untuk membentuk kesan. Swadarma 2013:2 menjelaskan bahwa mind mapping merupakan model efektif untuk menuangkan semua gagasan yang ada di dalam pikiran. Mind mapping berfungsi untuk mengembangkan otak dengan memancarkan pemikiran tentang berbagai kejadian hidup dalam sebuah peta. Mind mapping menggunakan prinsip brain management yang menggabungkan kinerja kedua belahan otak secara bersamaan. Siswa akan menemukan kemudahan untuk mengidentifikasi apa yang sedang dan ingin mereka pelajari, kemudian mengembangkannya dengan mudah menggunakan mind mapping. Mind mapping dapat digunakan oleh seluruh manusia dan berbagai bidang kehidupan. Kegunaan mind mapping dijelaskan oleh Swadarma 2013:8 meliputi, 1 Mengumpulkan data yang hendak digunakan untuk segala keperluan secara sistematis; 2 Mengembangkan dan menganalisis idepengetahuan saat prsoses belajar mengajar, workshop, atau rapat; 3 Memudahkan untuk melihat kembali sekaligus mengulang idegagasan; 4 Mempercepat dan menambah pemahaman saat pembelajaran; 5 Mengasah kemampuan kerja otak; 6 Menyederhanakan struktur ide yang rumit menjadi mudah. Selain memiliki kegunaan, mind mapping memiliki berbagai manfaat. Manfaat mind map dapat dirasakan oleh siapapun. Menurut Windura 2013:14-5 35 mind mapping bermanfaat bagi siswa, keperluan mengajar, keluarga, serta dalam manajemen dan bisnis. Bagi siswa, mind mapping bermanfaat untuk berpikir dan merencanakan kehidupan sehari-hari. Mind mapping dapat digunakan dalam meringkas, mengarang, berpikir analisis, berpikir kreatif, merencanakan kegiatan sehari-hari, serta menguraikan berbagai materi pelajaran. Bagi keperluan mengajar, mind mapping dapat digunakan untuk merancang kurikulum, meringkas materi, mengembangkan ide mengajar, manajemen waktu, penugasan siswa, penelitian, perencanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Berdasarkan kegunaan dan manfaat dari mind mapping, model tersebut memiliki banyak kelebihankeunggulan. Swadarma 2013:9 menyebutkan beberapa kelebihan model pembelajaran mind mapping antara lain: 1 Memacu kreativitas, sederhana, dan mudah dikerjakan; 2 Memaksimalkan sistem kerja otak; 3 Menarik dan mudah tertangkap mata; dan 4 Dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah. Mind mapping memacu siswa untuk menunjukkan kekreatifannya karena siswa dibebaskan dalam menuangkan ide yang dimilikinya. Mind mapping relatif mudah untuk dikerjakan oleh siapapun, bentuknya juga sederhana karena berisi inti permasalahan dan cabang-cabang. Dalam memaksimalkan kinerja otak, mind mapping menggabungkan kerja otak belahan kanan dan kiri dalam satu waktu. Otak kanan yang dapat bermain dengan imajinasi, warna, dan kekreatifitasan akan dipadukan dengan otak kiri yang dikuasai oleh logika dan pengetahuan. Mind mapping menarik dan mudah tertangkap oleh mata karena adanya penggunaan simbol, gambar, dan warna sehingga membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Suasana positif akan timbul dalam pembelajaran. Mind mapping