Kajian Empiris KAJIAN PUSTAKA

43 menulis artikel oleh siswa kelas XI SMA Swasta Rakyat Sei Gelugur. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitan yang dilaksanakan adalah penggunaan mind mapping dalam pembelajaran menulis. Perbedaannya adalah pada jenjang pendidikan siswa, materi menulis yang diteliti, serta pembanding model pembelajaran yang digunakan. Penelitian berjudul Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas I SMP Negeri 18 Malang dilaksanakan oleh Puspita, Suwignyo, dan Karkono 2013. Kesimpulan penelitian tersebut yaitu mind mapping efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen dan dibuktikan oleh uji-t yang menunjukkan pada setiap aspek nilai t hitung t tabel . Pada aspek kesesuaian tokoh dan penokohan pada cerpen dengan karakter penulis, t hitung 2,569 t tabel 1,995. Pada aspek kesesuaian latar dan pelataran dalam cerpen dengan latar pada peristiwa sebenarnya, t hitung 2,115 t tabel 1,995. Pada aspek kesesuaian alur dan pengaluran dalam cerpen dengan peristiwa sebenarnya, t hitung 2,574 t tabel 1,995. Pada aspek kesesuaian pesan dalam cerpen yang ditulis berdasarkan peristiwa yang pernah dialami dengan pesan pada peristiwa sebenarnya , t hitung 2,133 t tabel 1,995. Hal ini menunjukkan bahwa semua hipotesis dalam penelitian ini diterima. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilaksanakan adalah pada objek penelitian dan materi menulis yang digunakan. Persamaannya yaitu penggunaan mind mapping dalam pembelajaran menulis. Penelitian relevan berikutnnya yaitu Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi oleh Himawan, Kartono, dan Karsono 2015. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri 44 01 Gedong Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 20132014. Kesimpulan penelitian tersebut yaitu model mind mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis argumentasi. Peningkatan kemampuan menulis pada siswa dibuktikan dengan ketercapaian siswa pada kondisi awal hanya sebesar 40,7 dengan nilai rata-rata kelas 64,5 menjadi 55,5 pada siklus I dengan rata-rata nilai kelas 70,5. Pada siklus II menjadi 74 dengan rata-rata nilai kelas 76,2 dan menjadi 92 pada siklus III dengan nilai rata-rata kelas 80. Perbedaan penelitian ini yaitu materi pembelajaran menulis, objek penelitian, dan teknik penelitian yang digunakan. Persamaannya yaitu penggunaan model mind mapping pada pembelajaran bahasa Indonesia. Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama oleh Kusmintayu, Suwandi, dan Anindyarini 2012 merupakan penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 20112012. Hasil penelitian yaitu adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dilihat dari keaktifan dan motivasi siswa serta hasil belajar siswa. Pada siklus II 78,13 siswa aktif dalam pembelajaran, 75 aktif dalam pembuatan mind mapping, 78,53 siswa memiliki minat dan motivasi saat meneceritakan tokoh idola, 98,44 siswa mampu menceritakan tokoh idola, 95,3 siswa mampu mengorganisasiskan perkataannya, dan 78,13 siswa memenuhi nilai KKM yaitu 70. Persamaan dengan penelitian yang dilaksanakan yaitu penggunaan model mind mapping. Perbedaanya yaitu pada objek penelitian dan materi yang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Apriyanto, Poerwanti, dan Dwijiastuti 2015 berjudul “Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan 45 Keterampilan Menulis Narasi ” di laksanakan pada siswa kelas IV di SD Negeri Gajahan Colomandu Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya hasil nilai keterampilan menulis narasi yang dicapai siswa dari tahap pratindakan sampai dengan siklus II. Pada tahap pratindakan, nilai rata-rata yang dicapai siswa sebesar 66,23 dengan nilai terendah 50 dan tertinggi 80 serta ketuntasan klasikal mencapai angka 40 atau hanya 12 siswa mendapat nilai tuntas. Pada siklus I, nilai rata-rata yang dicapai siswa meningkat menjadi 70,87 dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90 serta ketuntasan klasikal mencapai 66,67 atau 20 siswa sudah mencapai nilai tuntas. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa meningkat menjadi 80,03 dengan nilai terendah 72 dan nilai tertinggi 90 dan ketuntasan klasikal mencapai 93,33 atau 28 siswa sudah mencapai tuntas. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu pengunaan model mind mapping dalam pembelajaran menulis. Perbedaan penelitian ini yaitu pada materi pembelajaran menulis, objek penelitianj, serta teknik penelitian. Penelitian yang dilaksanakan oleh Asih, Kartono, dan Hartono 2013 berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Metode Mind Mapping ” dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Shine 01 Kabupaten Sragen. Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa model mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar menulis deskripsi. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa prasiklus yang awalnya 65 menjadi 74,5 pada siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata menulis deskripsi siswa yaitu 78,8, meningkat pada siklus III menjadi 84,6. Ketuntasan nilai keterampilan menulis 46 deskripsi pada prasiklus sebanyak 19 siswa atau 39. Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 36 siswa atau 74. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 42 siswa atau 86. Pada siklus III siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 46 siswa atau 94. Persamaan penelitian yang peneliti laksanakan dengan penelitian tersebut adalah penerapan model mind mapping pada satu ranah materi pembelajaran bahasa Indonesia. Perbedaan penelitian yaitu pada teknik penelitian penelitian tersebut menggunakan PTK, sedangkan peneliti menggunakan eksperimen, materi pembelajaran menulis, tingkatan kelas, dan objek penelitian. “The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3 Bengkulu, Indonesia”, merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh Riswanto dan Putra pada siswa kelas I SMA N 3 Bengkulu. Hasil penelitiannya menunjukkan nilai siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Nilai kelas eksperimen adalah 68.121 dan kelas kontrol adalah 62.772. Pada penghitungan menggunakan statistic nilai t hitung yaitu 2,7 dan nilai tabel t adalah 2.0, jadi nilai t hitung t tabel 2,7 2.0. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada tes menulis siswa yang menggunakan model mind mapping dibandingkan model konvensional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilaksanakan yaitu penggunaan model mind mapping pada pembelajaran menulis. Perbedaannya yaitu jenis tulisan yang diteliti serta objek penelitian memiliki perbedaan jenjang pendidikan. The Effectiveness of a Proposed Program Based on a Mind Mapping Strategy in Developing the Writing Achievement of Eleventh Grade EFL Students in Jordan and Their Attitudes Towards Writing oleh Saed dan AL-Omari 2014 47 menunjukkan bahwa model mind mapping lebih baik dibanding model konvensional. Hasil penelitian menunjukkan kelas ekperimen memiliki rata-rata 18,53 dibanding kelas kontrol yang memiliki rata-rata 15,33 dalam penghargaan menulis dalam pembelajaran. Dalam sikap menulis, rata-rata kelas eksperimen yaitu 152,76 sedangkan rata-rata kelas kontrol yaitu 129,34. Perbedaan penelitian yang dilaksanakan adalah pada materi dan objek penelitian. Persamaannya adalah penggunaa model mind mapping. Berdasarkan sepuluh penelitian yang relevan, dapat disimpulkan bahwa model mind mapping efektif digunakan pada berbagai mata pelajaran jenjang SD, SMP, dan SMA. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan penelitian yang menerapkan model mind mapping dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V SD. Penelitian ini merupakan penelitian baru, karena penelitian sebelumnya tidak menggunakan objek, teknik, materi, variabel, dan analisis data penelitian yang sama dengan penelitian yang dilaksanakan. Persamaan penelitian hanya ada pada penggunaan model mind mapping dalam pembelajaran.

2.3 Kerangka Berpikir

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia hakikatnya merupakan pembelajaran yang menyenangkan, hanya saja selama ini pembelajaran bahasa Indonesia dibelajarkan secara konvensional dalam kelas. Tidak jarang membuat pembelajaran di kelas terkesan mononton, tidak menyenangkan dan membosankan. Pembelajaran yang dilaksanakan berorientasi pada guru, sehingga keterlibatan siswa menjadi kurang dan berakibat pada hasil belajar siswa yang 48 rendah. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memenuhi karakteristik siswa dan bersifat berpusat pada siswa. Salah satu model yang dapat diterapkan yaitu model mind mapping. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini menggunakan kelas VA sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Kelas VB menjadi kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran model mind mapping. Hasil pembelajaran kedua kelas tersebut kemudian dibandingkan. Skema kerangka berpikir penelitian ini dapat dibaca pada bagan 2.1. Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Siswa Model Pembelajaran Konvensional Dibandingkan Kelompok Eksperimen Hasil Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa Rendah Model Pembelajaran Mind Mapping Hasil Belajar Siswa Kelompok Kontrol Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan 49

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian Sugiyono, 2014: 99. Hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritik dan perlu pembuktian lebih lanjut. Penelitian ini mengajukan beberapa hipotesis sebagai berikut: 1 Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan antara yang memeroleh pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh pembelajaran model konvensional µ 1 = µ 2 . Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan antara yang memeroleh pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh pembelajaran model konvensional µ 1 ≠ µ 2 . 2 Ho : Hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran model mind mapping tidak lebih baik daripada yang memeroleh pembelajaran model konvensional µ 1 ≤ µ 2 . Ha : Hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran model mind mapping lebih baik daripada yang memeroleh pembelajaran model konvensional µ 1 µ 2 . 50

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bagian ini membahas metode penelitian yang digunakan pada penelitian. Pada bagian ini dijelaskan desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

3.1 Desain Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain quasi experimental yang merupakan pengembangan desain true experimental. Dalam desain quasi experimental terdapat kelompok kontrol, akan tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian eksperimen Sugiyono, 2014: 116. Bentuk desain quasi experimental yang digunakan yaitu desain nonequivalent control group. Desain penelitian nonequivalent control hampir sama dengan desain pretest-posttest control group yang menghendaki adanya tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kesetaraan dua kelas penelitian, sedangkan tes akhir dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil pembelajaran setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Skema desain nonequivalent control group sesuai dengan Sugiyono 2014:118 dapat dibaca pada bagan 3.1. Bagan 3.1 Skema Desain Nonequivalent Control Group O 1 x O 2 …………………………. O 3 O 4