- RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
141
BAB II – RPJM ACEH 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
Jika dilihat dari sisi kerawanan Pangan, berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Aceh Tahun 2010, menunjukkan bahwa dari 251 kecamatan yang dianalisis, terdapat
133 kecamatan atau sekitar 52,99 persen rentan terhadap kerawanan pangan. Penyebab utama kerawanan pangan prioritas 1, 2 dan 3 yaitu angka kemiskinan yang masih tinggi, tidak ada
akses listrik, kasus underweight pada balita masih tinggi, tidak ada akses jalan untuk kendaraan
roda empat, tidak ada sumber air bersih, dan rasio konsumsi normatif perkapita terhadap ketersediaan serealia masih meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 2.88. Tabel 2.88
Sebaran Kecamatan yang masuk dalam Daerah Raw an Pangan Prioritas 1 s d 6 Per Kabupaten Tahun 2010
No Kabupaten Kota Jumlah Kecamatan
Jumlah Prioritas
1 Prioritas
2 Prioritas
3 Prioritas
4 Prioritas
5 Prioritas
6
1 Simeulue
- - - 8 - - 8 2
Aceh Singkil
- - 8 2 - - 10 3
Aceh Selatan - - - 1 - 14
15 4 Aceh
Tenggara 3
- -
1 12
- 16
5 Aceh Timur
14 -
- 3
7 -
24 6
Aceh Tengah 7 - - - 7 - 14
7 Aceh
Barat 6 - - 6 - - 12
8 Aceh Besar
3 1
- 5
14 -
23 9
Pidie 23 1 - - - - 24
10 Bireuen
1 - - - 16 - 17 11
Aceh Utara
26 - - - 1 - 27 12
Aceh Barat
Daya 7 - - - 1 - 8
13 Gayo
Lues - - 11 - - - 11
14 Aceh
Tamiang 4 - - 3 7 - 14 15
Nagan Raya
5 - 3 - - - 8 16
Aceh Jaya
- - - 6 - - 6 17
Pidie Jaya
5 1 - 1 - - 7 18
Bener Meriah 4 - - 3 - - 7
Aceh 108
3 22
39 65
14 251
Sumber: BKP-LUH Aceh, 2010 diolah
Ket: Rentan Rawan Pangan;
-
Prioritas 1 : Sangat Rentan
-
Prioritas 2 : Rentan
-
Prioritas 3 : Kurang rentan
-
Prioritas 4 : Kurang Tahan
-
Prioritas 5 : Tahan
-
Prioritas 6 : Sangat Tahan
Permasalahan utama di bidang ketahanan pangan antara lain adalah: 1 belum lancarnya distribusi pangan; 2 harga pangan yang tidak stabil; 3 dukungan regulasi
tentang ketahanan pangan di tingkat kabupaten kota belum tersedia; 4 kurangnya data dan informasi yang akurat; 5 rendahnya ketersediaan infrastruktur pendukung; dan 6
rendahnya kualitas dan kuantitas konsumsi pangan pangan. Belum lancarnya distribusi pangan disebabkan oleh: 1 dukungan infrastruktur sarana
jalan, dan jembatan untuk memperlancar distribusi pangan; 2 sarana transportasi yang
belum memadai; 3 sistem transportasi, yakni sistem transportasi yang masih kurang efektif
BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
142
dan efisien; 4 kurangnya koordinasi antara setiap moda transportasi mengakibatkan bahan pangan yang diangkut sering terlambat sampai ke tempat tujuan; 5
masalah keamanan dan pungutan liar. Harga pangan yang tidak stabil disebabkan oleh: 1 kelangkaan pangan
disuatu wilayah berdampak terhadap harga-harga pangan akan melambung sangat tinggi yang berakibat pada terlampauinya tingkat inflasi dari tingkat inflasi yang telah ditetapkan;
2 peningkatan biaya distribusi pangan; dan 3 rendahnya produktivitas pangan. Dukungan regulasi tentang ketahanan pangan di tingkat kabupaten kota belum
tersedia tergambar dari belum tersusunnya payung hukum yang dapat mengkoordinasikan pengelolaan cadangan pangan di tingkat kabupaten kota lembaga di daerah yang akan
mengelola cadangan pangan, siapa yang menetapkan kebutuhan cadangan pangan, dan berapa besaran volume cadangan akan dikelola oleh kabupaten kota dan alokasi anggaran
untuk pengelolaan cadangan pangan di kabupaten kota. Kurangnya data dan informasi yang akurat disebabkan oleh tidak tersedianya
pengelola data SDM dan kelembagaan yang terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan cadangan pangan di provinsi kabupaten kota desa untuk dapat digunakan
dalam merumuskan kebijakan distribusi, stabilisasi harga dan pasokan pangan serta kondisi cadangan pangan di provinsi kabupaten kota masyarakat. Selanjutnya, rendahnya
ketersediaan infrastruktur pendukung tergambar dari terbatasnya sarana dan prasarana transportasi distribusi pangan dari sentra produksi ke pasar dan konsumen. Rendahnya
kualitas dan kuantitas konsumsi pangan disebabkan oleh: 1 kemampuan masyarakat yang relatif rendah; 2 kebiasaan makan; 3 ketersediaan pangan ditingkat lokal; 3 pengetahuan
dan kesadaran masyarakat terhadap gizi dan kesehatan relatif rendah. Untuk mengatasi permasalahan dibidang ketahanan pangan Pemerintah Aceh telah
melakukan upaya antara lain: 1 pengembangan desa mandiri pangan; 2 penanganan daerah rawan pangan; 3 pemberdayaan lumbung pangan masyarakat; 4 penguatan
lembaga ekonomi pedesaan LUEP; 5 penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat LDPM; dan 6 percepatan penganekaragaman diversifikasi konsumsi pangan. Selanjutnya,
untuk mengatasi permasalahan harga, kualitas dan distribusi pangan, Pemerintah Aceh perlu melakukan: 1 koordinasi lintas sektor untuk merumuskan kebijakan yang terkait dalam
stabilisasi harga, pasokan pangan dan cadangan pangan baik dalam bentuk Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, I nstruksi Presiden maupun Peraturan Menteri; 2
pemantauan harga, ketersediaan dan distribusi pangan untuk menjamin ketersediaan dan pasokan pangan serta harga yang terjangkau; 3 pemantauan dan pengembangan terhadap
cadangan pangan masyarakat dan pemerintah; dan 4 Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Penguatan-LDPM.