– RPJM Aceh 2012-2017 | Analisis SWOT
BAB VI –RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh 2012-2017
220 Misi 4
: Melaksanakan pembangunan Aceh yang proporsional, terintegrasi dan berkelanjutan Tujuan
Sasaran Strategi
Arah Kebijakan
1. Mewujudkan
pembangunan Aceh yang proporsional,
terintegrasi dan berkelanjutan
1. Meningkatnya pembangunan yang terintegras
dengan berbagai sektor pembangunan secara berkelanjutan.
1.
Peningkatan pembangunan yang terintegrasi dan berkelanjutan
. Meningkatkan dan
mengoptimalkan pembangunan infrastruktur
yang terintegrasi dan berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan daerah.
2. Meningkatnya keselarasan dan keserasian
program pembangunan Aceh antara RKPA, RPJMA, RPJPA, RTRWA dan dokumen
lainnya;
3. Meningkatnya pembangunan infrastruktur
antara wilayah dan daerah yang seimbang dan proporsional sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan potensi daerah;
4. Meningkatnya kondisi mantap jalan provinsi
dari 80 persen menjadi 100 persen; 5.
Berkurangnya panjang jalan provinsi yang belum tembus dari 70 km menjadi 0 km;
6. Meningkatnya indeks areal terairi dari 56,07
persen menjadi 75 persen. 2.
Pemeliharaan dan peningkatan infrastrukturjalan, irigasi, pelabuhan
terutama di daerah tertinggal, daerah terdepan, daerah terluar dan pasca
konflik
. Memelihara dan
meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan, irigasi
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi antar
wilayah.
7. Meningkatnya kapasitas adaptasi dan
mitigasi masyarakat terhadap bencana dan pengelolaan lingkungan yang berkualitas.
3.
Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kesadaran masyarakat dalam
pelestarian lingkungan
. Meningkatkan sosialisasi
tentang adaptasi dan mitigasi bencana serta pengelolaan
lingkungan.
BAB VI–RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh 2012-2017
221 Misi 5
: Mew ujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan SDA Tujuan
Sasaran Strategi
Arah Kebijakan
1. Mewujudkan
peningkatan nilai tambah produksi
masyarakat dan optimalisasi
pemanfaatan SDA 1.
Meningkatnya ketahanan dan kemandirian pangan Aceh.
2. Menurunnya jumlah daerah rawan pangan
kecamatan dari 52,99 persen menjadi 20 persen.
3. Meningkatnya produktivitas dan nilai
tambah pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan
1.
Peningkatan produksi, produktivitas dan kontinyuitas produk pertanian,
kehutanan, kelautan dan perikanan unggulan untuk mendukung ketahanan
pangan dan nilai tambah produk berbasis pangsa pasar
. Meningkatkan produksi,
produktifitas, distribusi pangan serta pemanfaatan
teknologi untuk meningkatkan nilai tambah
produk pertanian.
4. Meningkatnya luasan areal pertanian yang
baru. 2.
Peningkatan pendapatan masyarakat melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
areal pertanian
. Mengidentifikasi dan
memanfaatkan lahan terlantar untuk
mengembangkan kawasan pertanian berbasis komoditi
unggulan daerah.
5. Terciptanya pusat pertumbuhan ekonomi
growth pole and growth center sebagai daya saing wilayah.
3.
Pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi sebagai daya saing wilayah
. Menyediakan sarana dan
prasarana pendukung dan kelembagaan serta SDM
profesional untuk pembangunan pusat
pertumbuhan ekonomi.
6. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan
kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan.
4.
Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap bencana dan kelestarian
lingkungan
. Melaksanakan pelatihan dan
sosialisasi tentang kelestarian lingkungan.
7. Meningkatnya produk unggulan lokal yang
kreatif, inovatif, serta memiliki nilai kekhasan.
5.
Peningkatan produk unggulan lokal masyarakat yang dapat bersaing di
pasar lokal dan internasional
. Meningkatkan keterampilan
pelaku ekonomi masyarakat dan dukungan terhadap
permodalan serta akses pasar.
8. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya
alam terbarukan dan tidak terbarukan yang berkelanjutan;
9. Meningkatnya eksplorasi sumberdaya alam
secara lestari dan berkelanjutan. 6.
Pemanfaatan sumberdaya energi terbarukan dan tidak terbarukan secara
optimal dan berkelanjutan
. Mengidentifikasi dan
memanfaatkan sumber energi terbarukan dan tidak
terbarukan secara lestari.