15.676 – RPJM ACEH 2012-2017 | Aspek Pelayanan Umum

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Pelayanan Umum 112 Dalam usaha mencapai target akses pelayanan tersebut dibutuhkan percepatan pembangunan pelayanan persampahan. Pelaksanaan dilakukan melalui pembangunan tempat penampungan sementara sampah dan tempat pemrosesan akhir sampah lokal maupun regional dan pengolahan sampah terpadu dengan menganut prinsip “ reuse, reduce, dan recycle” 3R di kabupaten kota, peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan sebanyak 49 unit, penyediaan prasarana dan sarana air limbah di 102 kawasan, serta pengembangan desa model sebanyak 15 unit tersebar di wilayah barat, timur, dan tengah.

B. Persentase Penduduk Berakses Air Minum

Air minum mengandung pengertian air bersih yang dapat dikonsumsi dengan aman bagi masyarakat untuk aktivitas sehari-hari antara lain untuk memasak dan kebutuhan personal lainnya. Persentase penduduk berakses air minum di Aceh masih sangat rendah, dimana akses terhadap air minum air yang dapat langsung dikonsumsi hanya bisa didapatkan dari air minum kemasan. Secara umum penduduk masih mendapatkan air minum dari air ledeng, sumur, mata air, sungai, air hujan, sumur terlindung dan sumur tidak terlindung. Pada periode tahun 2006 – 2010 rumah tangga yang memanfaatkan air kemasan sebagai sumber air minum mengalami peningkatan dari 4,42 menjadi 25,49. Selanjutnya pada periode yang sama rumah tangga yang memanfaatkan sumber air selain air kemasan mengalami penurunan seperti di sajikan pada Tabel 2.64. Tabel 2.64 Sumber Air Minum untuk Kebutuhan Rumah Tangga dalam persen Tahun 2005 – 2010 No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 1 Air Kemasan 4,42 6,73 14,43 18,93 25,49 2 Leding Meteran 10,93 8,76 7,04 8,55 8,48 3 Leding Eceran 3,42 1,85 1,32 4 Sumur BorPompa 3,17 4,92 5,25 4,75 4,19 5 Mata Air Terlindung 4,68 3,55 4,15 5,81 4,7 6 Mata Air Tak Terlindung 3,07 3,16 3,2 1,95 2,81 7 Air Sungai 5,55 4,76 3,31 4,09 3 8 Air Hujan 1,61 1,14 1,22 0,78 0,63 9 Sumur Tak Terlindung 22,74 21,41 17,99 12,94 13,22 10 Sumur Terlindung 43,24 41,58 41,19 40,69 37,35 11 Lainnya 0,58 0,58 0,33 0,18 0,13 Sumber BPS, 2011 113 BAB II – RPJM ACEH 2012-2017 | Aspek Pelayanan Umum Permasalahan penduduk berakses air minum adalah belum optimalnya pengelolaan sistem penyediaan air minum yang memenuhi standar serta belum meratanya jaringan air minum pada masyarakat berpenghasilan rendah, kawasan kumuh dan kawasan khusus. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan beberapa upaya sebagai berikut: 1 menjaga kelestarian lingkungan agar tetap mampu menyediakan pasokan air baku untuk layanan air minum; 2 memastikan sarana yang dibangun dapat diakses secara mudah bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, kawasan kumuh dan kawasan khusus; 3 pengembangan perencanaan yang lebih detail mencakup strategi pemenuhan air minum yang terukur dan dapat memandu semua pihak dalam mengoperasionalisasikannya.

C. Persentase Luas Permukiman Yang Tertata

Pesatnya perkembangan di wilayah perkotaan atau permukiman di Aceh cenderung menyebabkan tumbuhnya kawasan-kawasan kumuh, menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan lingkungan permukiman menjadi tidak sehat. Keadaan ini semakin diperburuk bila belum tersedianya sarana dan prasarana dasar yang memadai sesuai dengan standar yang diharapkan untuk melayani kebutuhan primer maupun sekunder. Belum terciptanya jaringan infrastruktur yang mendukung pengembangan perekonomian pada kawasan desa potensial, kawasan agropolitan dan minapolitan. Upaya yang dilakukan guna meningkatkan persentase luas permukiman yang tertata di kawasan perkotaan dan perdesaan adalah: 1 meningkatkan kualitas infrastruktur permukiman baik didalam permukiman itu sendiri ataupun jaringan infrastruktur yang menghubungkan permukiman tersebut dengan pusat – pusat kegiatan; 2 peningkatan kualitas infrastruktur permukiman kumuh bagi 36 kawasan permukiman kumuh yang terdapat di kabupaten kota; 3 menyediakan prasarana jalan akses atau jalan poros yang menghubungkan 28 kawasan perumahan Rumah Siap Huni RSH yang terdapat di kabupaten kota dengan sistem jaringan jalan kota atau infrastruktur jaringan permukiman lainnya; 4 mendukung pengembangan 24 kawasan desa potensial pusat pertumbuhan dengan desa-desa hinterlandnya dalam satu kesatuan infrastruktur dan ekonomi kawasan dan 5 meningkatkan pembangunan infrastruktur yang mendukung pengembangan sistem dan usaha agribisnis dan perikanan bagi kawasan agropolitan dan minapolitan.

2.3.1.6. Sarana dan Prasarana

A. Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik

Sistem jaringan jalan di Aceh belum mampu memberikan pelayanan bagi pergerakan arus barang dan orang yang memadai. Hal tersebut dikarenakan oleh masih terdapat jaringan jalan yang belum dapat menghubungkan antar kawasan dengan baik. Secara keseluruhan panjang jalan di Aceh yaitu 17.198,28 km yang terdiri dari jalan nasional