47
benda-benda tertentu mempunyai kekuatan ghaib, misalnya keris, tombak, dan benda-benda pusaka lain.
Menurut Rivai Abu 1978:27 menyebutkan kepercayaan lain yang dikenal oleh penduduk Yogyakarta yakni kepercaan yang tertulis dalam suatu konsep
kitab suci dan disebut dengan agama. Antara lain, Islam, Katolik, Protestan, HinduBudha, Aliran kepercayaan lain, berikut ini kami sampaikan catatan
perinciannya sebagai berikut: 1. Penduduk laki-laki dan perempuan beragama Islam dengan jumlah 2.482.959 2. Penduduk laki-laki dan perempuan beragama
Katolik dengan jumlah 83.592 3. Penduduk laki-laki dan perempuan beragama Protestan dengan jumlah 31.833 4 Penduduk laki-laki dan perempuan memeluk
aliran kepercayaan lain dengan jumlah 1.004. Data diatas menunjukan bahwa penduduk Yogyakarta di dominasi oleh individu yang beragama Islam.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan, bahwa sistem religi pada masyarakat Yogyakarta di dominasi oleh agama Islam, akan tetapi sesuai
dengan kriteria kepercayaannya, terdapat dua jenis kepercayaan dalam islam yakni Islam Santri dan Islam Kejawen. Terdapat kepercayaan lain seperti Katolik,
Protestan, HinduBudha, Aliran kepercayaan lain.
D. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan dua penelitian yang sudah lebih dulu dilakukan. Kedua penelitian tersebut berkaitan dan relevan dengan topik
yang diteliti, yakni berhubungan dengan akulturasi psikologis. Penelitian pertama berjudul akulturasi psikologis mahasiswa Minangkabau terhadap budaya
Yogyakarta diteliti oleh Septiana Army, pada tahun 2013. Penelitian kedua diteliti
48
oleh Krisna Dhanu Pratama dengan judul akulturasi psikologis remaja islam Bali sebagai muslim minoritas di kecamatan Abiansemal, Badung, Bali, diteliti pada
tahun 2015. Penelitian pertama menjelaskan tentang penyesuaian diri mahasiswa
Minang yang ada di asrama tanjung raya terhadap budaya Yogyakarta dalam aspek psikologis dan sosial. Penelitian tersebut menggunakan metode kuantitatif,
dan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian yang di peroleh adalah akulturasi psikologis mahasiwa Minangkabau terhadap budaya Yogyakarta cukup tinggi, hal
ini di dasarkan dengan ketercapainya skor sebesar 3,10 skala 1-4 berada pada kategori tinggi, serta ditunjukkan bahwa daro 60 responden. 41 68,3
akulturasi psikologis berada pada kategori tinggi. 1830 responden berada pada kondisi sangat tinggi.
Penelitian kedua menjelaskan mengenai strategi akulturasi psikologis remaja islam di Bali. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif, dan jenis
penelitian studi kasus. Hasil penelitian yang diperoleh yakni aspek kognitif bahwa subyek secara umum memiliki pengetahuan yang cukup baik, berdasarkan aspek
afektif, subyek merasakan kenyamanan untuk tinggal dengan lingkungan berbudaya Hindu Bali, secara psikomotorik akulturasi ditunjukan subyek dengan
interaksi dan partisipasi sosial dengan masyarakat sekitarnya, subyek yang berjumlah 5 orang menggunakan strategi akulturasi psikologis berupa asimilasi.
49
E. Akulturasi Psikologis
Mahasiswa Pendatang
terhadap Budaya
Yogyakarta
Mahasiswa pendatang merupakan mahasiswa yang berasal dari luar daerah yang sedang ditempati mahasiswa tersebut, mahasiswa pendatang membawa latar
belakang kebudayaan yang berasal dari daerah mereka berasal seperti adat istiadat, nilai dan norma masyarakat, kebiasaan yang khas, dan sebagainya, yang
mampu mencerminkan karakteristik budaya yang khas dari mahasiswa pendatang. Perbedaan budaya kerap kali menimbulkan berbagai permasalahan, hal ini yang
sering terjadi pada mahasiswa pendatang dengan lingkungan budaya Yogyakarta. Budaya Yogyakarta yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
budaya Yogyakarta yang esensialis, budaya Yogyakarta yang esensialis bersifat tetap, dan tidak berkembang, seperti adat istiadat sopan santun ketika melewati
orangtua yang sedang duduk, maka sikap yang dilakukan yakni mengatakan nuwun sewu, atau punten. Hal seperti itu sudah menjadi nilai tidak tertulis di
lingkungan budaya Yogyakarta semenjak dahulu, dan tidak dapat berubah. Perilaku mahasiswa pendatang yang dapat menyesuaikan diri dengan budaya
Yogyakarta yang esensialis tersebut dapat di katakan mahasiswa pendatang melakukan akulturasi psikologis dengan baik.
Mahasiswa pendatang melakukan proses akulturasi psikologis. Sebelum memahami pengertian akulturasi psikologis, akan lebih baik kita mengerti yang
disebut dengan akulturasi, akulturasi merupakan percampuran budaya yang menimbulkan perubahan-perubahan kebudayaan. Dalam akulturasi mengarah
pada populasi atau keseluruhan kelompok, mencakup perubahan struktur sosial,