Subyek V : AN Reduksi Data

143 sekitarnya. Sedangkan menurut Calhoun dan Acocella dalam Alex Sobur, 2003:526 Penyesuaian diri dapat didefinisikan sebagai interaksi individu yang kontinyu dengan dengan diri sendiri, orang lain, dan kehidupan pribadi. Pendapat yang berbeda di paparkan menurut Desmita 2009: 191 menjelaskan penyesuaian diri merupakan suatu kontruksi bangunan psikologi yang luas dan kompleks, serta melibatkan semua reaksi individu terhadap tuntutan baik dari lingkungan luar maupun dari dalam individu itu sendiri. Dengan kata lain masalah penyesuaian diri menyangkut aspek kepribadian individu dalam interaksinya dengan lingkungan dalam dan luar dirinya. Menurut Runyon dan Haber 1984:10 terdapat pembagian penyesuaian diri menurut bentuknya, yaitu : 1. Penyesuaian diri yang positif Individu yang mempunyai penyesuaian diri yang positif adalah mampu mengarahkan dan mengatur dorongan-dorongan dalam pikiran, kebiasaan, emosi, sikap, dan perilaku individu dalam menghadapi tuntutan dirinya dan masyarakat, mampu menemukan manfaat dari situasi baru dan memnuhi segala kebutuhan secara sempurna dan wajar. 2. Penyesuaian diri negatif Dalam reaksi ini orang yang memiliki penyesuaian diri negative akan menunjukkan tidak mampu mengarahkan dan mengatur dorongan-dorongan dalam pikiran, kebiasaan, emosi, sikap, dan perilaku individu dalam menghadapi tuntutan dirinya dan masyarakat, dan tidak mampu menemukan manfaat dari 144 situasi baru dan tidak mampu memenuhi segala kebutuhan secara sempurna dan wajar. Penyesuaian diri mahasiswa pendatang di Yogyakarta merupakan permasalahan yang menarik untuk diteliti. Menurut King 2010: 4-7 menjelaskan bahwa di dalam penyesuaian diri berkaitan erat dengan aspek psikologis dan aspek sosial. Aspek psikologis menggambarkan semua yang berhubungan erat dengan pikiran, perasaan, dan perilaku individu, sedangkan aspek sosial berkaitan dengan situasi- situasi individu dengan individu lainnya. Hal- hal yang berkaitan dengan psikologis adalah aspek kognitif, afektif, sikap, dan berkaitan dengan sosial meliputi interaksi sosial, dan partisipasi sosial. Tabel 5. Hasil Akulturasi psikologis Subyek FH IR RD AS AN Strategi Akulturasi Psikologis Asimilasi Integrasi Separasi Separasi Marjinalisasi Akulturasi psikologis Penyesuaian diri Positif Positif Negatif Negatif Negatif Tabel diatas menunjukan bahwa mahasiswa pendatang yang melakukan akulturasi psikologis secara positif menggunakan strategi akulturasi psikologis asimilasi, dan integrasi, sedangkan mahasiswa pendatang yang melakukan akulturasi psikologis secara negatif menggunakan strategi akulturasi psikologis separasi, dan marjinalisasi.

F. Keterbatasan Penelitian

Selama melakukan penelitian, peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam proses penelitian. Penelitian hanya 145 berdasarkan sudut pandang subjek sebagai mahasiswa pendatang Bimbingan dan Konseling angkatan tahun 2012 dan teman dekat subjek di kelas. Peneliti tidak dapat mencari informasi dari orangtua dan teman subjek yang tinggal bersama subyek di lingkungan Yogyakarta. Secara mendalam, hal ini karena keterbatasan mengakses data trianggulasi dan kemampuan peneliti yang belum mampu mengadakan pendekatan kepada orang tua dan teman subyek yang tinggal bersama subyek di Yogyakarta, hal ini disebabkan keterbatasan jarak dan waktu.