69
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta di kenal dengan sebutan “kota
pelajar”, dengan demikian banyak orang yang berasal dari luar daerah Yogyakarta menentukan kota Yogyakarta sebagai tempat untuk menempuh pendidikan.
Yogyakarta dapat disebut sebagai “miniatur Indonesia” karena di Yogyakarta terdapat berbagai macam suku dan ras perwakilan dari sabang sampai merauke,
serta membawa latarbelakang kebudayaan asal yang berbeda-beda. Oleh karena itu, terdapat keberagaman budaya di Yogyakarta. Subyek merupakan mahasiswa
yang berasal dari luar Yogyakarta dan melakukan akulturasi psikologis dengan budaya Yogyakarta. Penelitian dilakukan dikampus, dan di tempat tinggal subyek
seperti kos-kosan, kontrakan, maupun asrama, atau di tempat nongkrong subyek.
B. Deskripsi Subyek Penelitian
Di dalam penelitian ini digunakkan subyek atau responden mahasiswa pendatang sebanyak 5 orang. Kelima mahasiswa pendatang berasal dari luar
daerah Yogyakarta, dan melakukan akulturasi psikologis dengan masyakakat Yogyakarta. Untuk menguatkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh
peneliti, maka dilakukan juga wawancara kepada key informan yang nantinya data tersebut sangat berguna untuk mengetahui bagaimana akulturasi mahasiswa
pendatang jurusan bimbingan dan konseling angkatan 2012 di Yogyakarta. Key informan yang dipilih merupakan teman dekat subyek di Universitas Negeri
70
Yogyakarta, karena teman dekat subyek akan mengerti secara mendalam mengenai diri subyek. Selanjutnya akan dipaparkan profil atau gambaran umum
mengenai subyek, sebagai berikut: Tabel 3. Profil Subyek Penelitian
No Keteran gan
Subjek I Subjek II
Subjek III
Subjek IV Subjek V
1 Nama
Inisial FH
IR RD
AS AN
2 Jenis
Kelamin Laki-laki Perempu
an Perempu
an Laki-laki
Laki-laki 3
Usia 22
20 21
23 22
4 Kelas
BK B BK B
BK C BK C
BK B 5
Agama Islam
Islam Islam
Katolik Kristen
6 Alamat
Daerah Asal
Latusari Abianse
mal, Bali Jalan
lingkar barat
lingkung an
kenanga 001-
kenanga sungai
liat Bangka
Belitung Desa
Pagar Dewa
Kecamat an
Selebar Bengkulu
Dusun Salapa Desa
Muntei Kecamatan
Siberut Selatan
Mentawai Longpadi
Krayan Kabupaten
Nunukan Kalimantan
Utara
7 Tempat
Tinggal di
Yogya karta
Kos- kosan
daerah Plem
buran Asrama,
di Condong
Catur Kontraka
n di daerah
Jalan Mage
lang Kos-kosan
di daerah Samirono
Asrama di daerah
Babarsari
71
Berikut ini deskripsi Profil Subyek berdasarkan pengamatan,wawancara, dan hasil dokumentasi:
1. Subyek I FH Subyek merupakan seorang mahasiswa pendatang bimbingan dan
konseling angkatan tahun 2012 yang berasal dari Bali, lebih tepatnya subyek berasal dari Desa Abiansemal, Bali. Subyek tinggal di Bali dari Ia lahir sampai
menempuh pendidikan sekolah menengah atas, sehingga dapat dikatakan subyek berdomisili dari Bali, hal ini dapat dibuktikan dari KTP subyek yang
menyebutkan bahwa subyek merupakan orang Bali. Ayah dan Ibu dari subyek merupakan seorang guru SMPdi Bali, dan
keduanya berasal dari Jawa, lebih tepatnya Ayahnya berasal dari daerah Kebumen, dan Ibunya berasal dari Yogyakarta. Kedua orangtua subyek sering
disebut sebagai pendatang di Bali, karena menurut subyek budaya di Bali menyebutkan bahwa orang yang berasal dari Jawa merupakan pendatang di Bali,
hal ini juga sering berdampak pada subyek, meskipun subyek berdomisili dari Bali, akan tetapi orang Bali sering menyebut bahwa Ia dan keluarganya adalah
pendatang dari Jawa. Kedua orangtua subyek memiliki latar belakang kebudayaan Jawa,
sehingga budaya Jawa tidak begitu asing bagi subyek. Di dalam kehidupan sehari- hari subyek di rumah, Ia sering mendengar kedua orangtuanya menggunakan
bahasa Jawa dalam berkomunikasi. Semua keluarga subyek beragama Islam, sehingga di dalam keluarga subyek tidak menggunakan budaya Bali, hal ini
disebabkan budaya Bali merupakan ajaran dari agama Hindu yang tidak dianut
72
oleh keluarga subyek. Bahasa yang digunakan subyek di dalam keluarganya yakni menggunakan bahasa Indonesia.
Subyek memiliki banyak teman di kampus, terlihat dari pergaulan subyek di kampus dengan teman- temannya, karena subyek selalu tampak bergelombolan
dengan teman-temannya ketika di kampus. Terlihat bahwa subyek tidak membeda-bedakan temannya baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun
perempuan. Ia pandai berkomunikasi dengan teman- temannya, meskipun Ia lama tinggal di Bali, akan tetapi logat dalam berbahasa subyek tidak tampak seperti
orang Bali, sehingga subyek menyatakan bahwa Ia merasa mudah dalam berkomunikasi dengan masyarakat Yogyakarta.
Selain menjadi mahasiswa subyek juga memiliki usaha di bidang kuliner, Ia dan kakaknya bekerjasama mendirikan sebuah cafe yang dinamakan “minke
redbean dessert bar ” tempat ini menyediakan berbagai makanan yang berbahan
dasar kacang merah, dan di campur dengan berbagai macam bahan makanan lainnya seperti ice cream, oreo, dan sebagainnya. Makanan yang disajikan bercita
rasa manis sebagai makanan penutup. Usahanya berawal dari cafe kecil di daerah Deresan dan kini berkembang memiliki cabang di daerah Jetis.
Di Yogyakarta pada awal kuliah yakni pada saat semester I, II, dan III subyek tinggal bersama neneknya di daerah Mlati, dikarenakan rumah neneknya
yang jauh dari kampus dan jauh dari tempat usahanya, maka pada semester IV dan sampai sekarang Ia memutuskan untuk tinggal dikos-kosan yaitu di daerah
Plemburan yang lebih dekat dari kampus dan tempat usahanya.
73
2. Subyek II IR IR adalah mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan tahun 2012 yang
berasal dari luar Yogyakarta yakni berasal dari Bangka Belitung. Sebelum IR Memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Yogyakarta, IR mengaku
bahwa Ia belum pernah mengunjungi Yogyakarta, baik dalam rangka liburan ataupun lainnya, sehingga bagi IR daerah Yogyakarta masih terasa asing, dalam
hal wilayah maupun budayanya. Pada mulanya IR merasa ketakutan untuk memulai pendidikannya di
Yogyakarta, karena di daerahnya orang Jawa memiliki stigma kasar, dan tidak memiliki etika. Menurut IR hal ini disebabkan mayoritas orang Jawa di daerahnya
memiliki pekerjaan sebagai kuli bangunan dan pedagang. Akan tetapi, setelah Ia berada di Yogyakarta, stigma tersebut seperti menghilang, dan menurutnya kesan
orang Jawa yang Ia dapat adalah orang Jawa berkarakter lembut dan sangat mengutamakan etika sopan santun dalam bertindak.
Ayah IR berasal dari Palembang, dan Ibu IR berasal dari Bangka Belitung. Menurut IR kedua orangtuanya membawa latarbelakang budaya yang tak jauh
berbeda. Dari awal IR lahir berada di Bangka Belitung, karakternya terbentuk keras seperti orang Bangka Belitung, seperti karakter Ayahnya yang keras.
Pada awal IR tinggal di Yogyakarta yakni pada saat semester I dan II, Ia memilih untuk tinggal di kos-kosan yang dekat Kampusnya, akan tetapi pada