134
c Upaya yang dilakukan dalam menangani perbedaan yakni dengan belajar dengan pelan dan tidak cepat, mempelajari bahasa Jawa
dengan mencoba mengucapkan, berusaha untuk menyukai masakan bercita rasa khas masakan Yogyakarta yang manis seperti gudeg.
3 Aspek Afektif Penyesuaian Diri a IR merasa lebih nyaman ketika tinggal di lingkungan budaya
Yogyakarta, dan perasaan tersebut dapat berubah ketika IR kembali tinggal di daerah asalnya.
b Merasa bangga dengan budaya Yogyakarta dan budaya daerah asalnya Bangka Belitung.
c Tanggapan positif orang Yogyakarta sopan, santun, ramah, tidak suka banyak dalam berbicara, lembut, takut menyinggung perasaan orang
lain. Tanggapan negatif orang Yogyakarta suka membicarakan orang lain di belakang, suka mengalah dalam menangani permasalahan.
4 Aspek Sikap Penyesuaian Diri a Pernah mengalami masalah di lingkungan budaya Yogyakarta, sikap
yang ditunjukan yaitu diam karena tidak tahu duduk permasalahan, tetapi jika IR merasa benar maka sikap yang ditunjukannya yakni
tidak akan mau mengalah, sebaliknya jika IR merasa salah maka Ia akan meminta maaf.
5 Aspek Interaksi Sosial Penyesuaian Diri a IR dapat berinteraksi dengan baik, melalu perilaku yang ditunjukan
melalui perilaku IR yang terbuka dengan siapapun dan mudah bergaul.
135
b IR mengalami kendala dalam berkomunikasi dengan bahasa Jawa, akan tetapi IR mau mempelajari bahasa Jawa.
6 Aspek Partisipasi Sosial Penyesuaian Diri a IR pernah melakukan partisipasi sosial di lingkungan kebudayaan
Yogyakarta, seperti sering main bersama teman- teman kelas, mengikuti kegiatan sosial di lingkungan Yogyakarta seperti pengajian,
dan kerja bakti di lingkungan kontrakan IR.
c. Subyek III : RD
1 Strategi Akulturasi Psikologis a RD sulit dekat dengan orang lain, teman dekatnya di kelas hanya
ADP, karena RD suka memilih dalam pertemanan, dan ketika mood RD baik maka RD akan bersikap menyenangkan terhadap orang lain.
b RD merasa tidak suka dengan karakter orang Yogyakarta yang dinilainya terkesan lemah lembut tetapi suka ngomongin orang di
belakang, dan Ia mempertahankan perilakunya yang suka ngomong keras dan tidak menyesuaikan dengan perasaan orang lain.
c RD lebih sering berinteraksi dengan orang-orang dari Bengkulu, karena Ia tinggal bersama kakak kandung, dan sepupunya yang
berasal dari Bengkulu. 2 Aspek Kognitif Penyesuaian Diri
a Tidak terdapat persamaan, perbedaan orang Bengkulu itu keras, sifatnya keras, kalau ngomong juga keras.
136
b Budaya keraton Yogyakarta masih nampak, memiliki sistem kerajaan. Orang Yogyakarta lemah lembut, kurang berani, dan suka
membicarakan orang lain di belakang. c Tidak terdapat upaya dalam menyesuaikan dengan perbedaan, yang
dilakukan ialah menjadi pribadi sendiri. 3 Aspek Afektif Penyesuaian Diri
a Lebih merasa nyaman di Bengkulu, karena banyak keluarga, dan orangtua, serta tidak suka dengan karakter orang Yogyakarta.
b Lebih merasa bangga dengan budaya Bengkulu. c Tanggapan positif adat budaya Yogyakarta seperti kirab, dan budaya
keraton yang khas. Tanggapan negatif orang Yogyakarta suka membicarakan orang lain di belakang.
4 Aspek Sikap Penyesuaian Diri a RD pernah mengalami konflik di kampus, dan sikap yang ditunjukan
menegur teman yang membicarakannya di belakang. 5 Aspek Interaksi Sosial Penyesuaian Diri
a Interaksi sosial RD kurang baik ditunjukan dengan perilaku pilih- pilih dalam memilih teman, dan ketika mood RD baik maka akan
menyenangkan, serta sebaliknya. Hal tersebut menunjukan RD sulit untuk dekat dengan orang lain.
b Merasa kesulitan dalam berkomunikasi, karena RD tidak memahami bahasa Jawa dan tidak berupaya untuk mempelajarinya.
6 Aspek Partisipasi Sosial Penyesuaian Diri
137
a Partisipasi sosial RD lebih di lakukan bersama orang- orang yang berasal dari Bengkulu, seperti sering main bersama saudara dan teman
yang berasal dari Bengkulu, serta teman dekat RD. RD tidak pernah mengikuti kegiatan sosial di lingkungan Yogyakarta.
d. Subyek IV : AS
1 Strategi Akulturasi Psikologis a AS dikenal sebagai seorang yang memiliki logat bahasa yang khas
dikelasnya, terlihat dari logat berbicara AS yang masih kental dengan bahasa daerah asalnya.
b Interaksi AS bersama teman yang berasal dari Mentawai lebih sering daripada dengan teman-teman yang berasal dari Yogyakarta.
c AS merasa sulit dalam menyesuaikan diri dengan karakter orang Yogyakarta, AS berperilaku keras dengan masyarakat Yogyakarta.
2 Aspek Kognitif Penyesuaian Diri a Tidak terdapat persamaan, perbedaan budaya menyapa di Mentawai
sudah menjadi hal yang biasa, sedangkan di Yogyakarta tidak demikian, orang Mentawai tidak suka merokok, sedangkan orang
Yogyakarta suka merokok. Orang Mentawai tidak suka minum minuman keras, orang Yogyakarta suka minum minuman keras.
b Karakter orang Yogyakarta halus, tidak ramah, terdapat banyak pantangan dengan lingkungan budaya Yogyakarta. Masyarakat
Yogyakarta terbiasa dengan budaya merokok dan minum minuman keras.