42
G. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan proses pembelajaran
membaca pemahaman dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa
tunarungu kelas V di Sekolah Luar Biasa Negeri 2 Bantul Yogyakarta.
43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Ceswell Asmadi Alsa, 2007: 13 penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berujud bilangan skor atau nilai, peringkat, atau frekuensi yang dianalisis dengan
menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa
suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang lain. Jadi penggunaan pendekatan kuantitatif dikarenakan dalam penelitian ini banyak
menggunakan angka dalam proses penelitiannya. Selain menggunakan pendekatan kuantitatif, proses pembelajaran dijelaskan secara kualitatif
untuk mendeskripsikan saat terjadinya proses pembelajaran. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
classroom action research. Menurut Mulyasa 2009:11 penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar
sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan treatmen yang sengaja dimunculkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa tunarungu kelas V di Sekolah Luar Biasa Negeri 2 Bantul Yogyakarta. Penelitian tindakan kelas pada
penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas dalam pelaksanaan penelitian ini.
44
B. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas pada penelitian ini menggunakan model penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart melalui 4 tahap
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi Suharsimi Arikunto,2010: 131-132. Gambaran tentang langkah-langkah di atas dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2. Model Penelitian Kemmis dan Mc. Taggart Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian ini siklusnya terdiri dari:
1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 pengamatan, dan 4 refleksi. 1.
Perencanaan Tahap perencanaan dalam penelitian ini dilakukan untuk mempersiapkan
hal-hal yang berkaitan dengan proses pemberian tindakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam memahami suatu bacaan dengan
menggunakan pendekatan kontekstual untuk siswa tunarungu. Adapun aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dan guru sebagai kolabolator dalam
perencanaan ini adalah sebagai berikut.
45
a. Mendiskusikan pengertian, pemahaman, dan langkah-langkah
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran memahami bacaan siswa tunarungu kepada guru kolabolator.
b. Menetapkan kompetensi dasar kemudian menetapkan indikator
pembelajaran. c.
Menyusun RPP dengan materi memahami bacaan dengan bacaan sederhana kemudian mengkonsultasikan kepada guru kelas.
d. Menyiapkan kisi-kisi instrumen evaluasi yaitu soal-soal tes
pemahaman terhadap suatu bacaan dan kisi-kisi instrumen pengamatan pelaksanaan tindakan.
e. Menyiapkan instrumen berupa tes hasil belajar dan tes lisan yang
digunakan untuk tes kemampuan awal dan tes pasca tindakan dan pedoman observasi aktivitas siswa tunarungu saat pembelajaran
berupa daftar check list yang digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
f. Melaksanakan test pra tindakan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa dalam membaca pemahaman bacaan. g.
Mendeskripsikan dan menentukan materi atau tema yang akan disampaikan mengenai pemahaman bacaan yang akan diajarkan pada
proses pelaksanaan dengan guru kelas guna untuk berkolaborasi, dan h.
Menetapkan indikator keberhasilan tindakan yaitu kemampuan membaca pemahaman siswa tunarungu dengan nilai KKM sebesar
75.