12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Mengenai Siswa Tunarungu
1. Pengertian Siswa Tunarungu
Secara etimologi tunarungu berasal dari kata “tuna” dan “rungu”.
Tuna artinya kurang dan rungu artinya pendengaran, jadi secara etimologi tunarungu berarti kurang mendengar. Pengertian tunarungu sendiri sangat
beragam yang mengacu pada kondisi pendengaran siswa tunarungu. Tunarungu juga merupakan istilah umum yang menunjukan kesulitan
mendengar dari yang ringan sampai yang berat. Menurut Permanarian
Somad Tati Hernawati 1996: 27:
siswa tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya
yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat
pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terhadap hidupnya secara kompleks.
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa ketunarunguan yang dialami oleh siswa dapat membawa dampak yang kompleks dalam kehidupan
sehari-hari. Sejalan dengan pendapat Edja Sadjaah 2005: 69 siswa tunarungu adalah siswa yang karena berbagai hal menjadikan
pendengarannya mendapatkan gangguan atau mengalami kerusakan sehingga sangat menggangu aktivitas kehidupannya. Berdasarkan
pendapat tersebut siswa tunarungu adalah siswa yang mengalami gangguan atau kerusakan dria pendengarannya sehingga tidak dapat
13
menerima informasi yang bersifat auditori yang dapat menggangu aktivitas kehidupan sehari- hari.
Dampak yang dialami oleh siswa tunarungu tersebut menyebabkan siswa membutuhkan pelayanan pendidikan yang berbeda dengan siswa
normal lainnya. Sejalan dengan pendapat Suparno 2001:9 secara pedagogis tunarungu dapat diartikan sebagai suatu kondisi
ketidakmampuan seseorang dalam mendapatkan informasi secara lisan, sehingga membutuhkan bimbingan dan pelayanan khusus dalam
belajarnya di sekolah. Ketidakmampuan siswa tunarungu dalam memperoleh informasi secara lisan berpengaruh pada proses penyediaan
layanan bagi siswa di sekolah. Diperkuat oleh pendapat Smith Tyler 2010:336 Deafness means a hearing impairment that is so severe that the
child is impaired in processing linguistic imformation through hearing, with or without amplification, that adversely affects a child’s educational
performance. Pendapat Smith Tyler tersebut dapat dimaknai bahwa tuli merupakan gangguan pendengaran yang sangat berat sehingga siswa
terganggu dalam proses pemerolehan informasi dalam bentuk bahasa dan mempengaruhi proses pendidikan siswa.
2. Karakteristik Siswa Tunarungu
Orang yang mengalami gangguan pendengaran dapat dideteksi dengan mengamati ciri-ciri dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri
tersebut menurut Ahmad Wasita 2012: 24 adalah sebagai berikut.