Pengertian Siswa Tunarungu Tinjauan Mengenai Siswa Tunarungu
15
dialihkan, e lebih terpusat pada sesuatu yang konkret, f sulit untuk diajak berangan-angan, g umumnya memiliki sifat polos, sederhana, dan tidak
banyak permasalahan yang dihadapi, h mudah tersinggung dan marah, dan i memiliki konsep tentang hubungan yang kurang.
Karakteristik siswa tunarungu seperti yang dikemukakan oleh Van Uden di atas merupakan karakteristik perilaku siswa dalam kegiatan
sehari-hari yang mencakup beberapa aspek kehidupan yaitu sosial, kepribadian, bahasa, dan inteleqensi. Sejalan dengan karakteristik siswa
tunarungu menurut Permanarian Somad Tati Hernawati 1995:35 yang meliputi: a inteleqensi siswa tunarungu umumnya normal, tetapi
perkembangan inteleqensinya tidak berkembang secepat anak normal karena keterbatasan kemampuan mendengar, b perkembangan bahasa dan
biacara siswa tunarungu yang mengalami hambatan hanya sampai pada masa meraban sehingga kemampuan berbahasa dan bicara berbeda serta
lebih rendah dari anak normal, dan c emosi siswa tunarungu yang sulit dikendalikan seperti mudah tersinggung, perasaan takut akan lingkungan
yang luas, egosentrisme yang tinggi, dan memiliki sikap ketergantungan pada orang lain dikarenakan adanya hambatan dalam pemerolehan
informasi. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa karakteristik
siswa tunarungu adalah keterlambatan dalam berbahasa yang mencakup minimnya kosa kata, sulitnya berfikir abstrak, dan sulit memahami kalimat
yang kompleks. Hambatan dalam berbahasa tersebut membawa dampak
16
yang sangat kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa aspek seperti kemampuan sosialnya yang kurang baik, anak cenderung minder,
mudah marah dan tersinggung serta suka menyendiri. Aspek inteleqensi, prestasi belajar anak lebih rendah dari pada anak normal lainnnya.