Pembahasan Hasil Kandungan Gizi waffle Eksperimen

sampel waffle dapat dilihat pada table 4.14. dari tabel tersebut dapat diketahui, jumlah kandungan gizi protein dan kalsium waffle hasil eksperimen. Analisis kandungan protein dilakukan untuk membandingkan kandungan protein pada sampel kontrol yang terbuat 100 tepung terigu dengan sampel waffle dengan penggantian sebagian tepung terigu dengan tepung sorghum, sehingga tepung sorghum dapat menggantikan kandungan protein yang terkandung dalam tepung terigu. Dalam pengujian kandungan protein dilakukan 2 kali pengulangan untuk mengurangi kesalahan pengujian. Kandungan protein tertinggi pada sampel eksperimen yaitu sampel waffle 10 tepung sorghum sebesar 7,67kemudian sampel waffle 20 tepung sorghum sebesar 7,32, dan kandungan protein terendah terdapat pada sampel waffle 30 tepung sorghum sebesar 7,11. Dari data tersebut menunjukkan semakin tinggi tepung sorghum yang digunakan maka kandungan protein semakin menurun. Menurunnya kandungan protein pada waffle hasil eksperimen dimungkinkan karena kandungan protein pada tepung sorghum 10,5 yang lebih sedikit dibandingkan dengan tepung terigu 10,11, sehingga menjadikan sampel yang menggunakan perbandingan tepung sorghum lebih banyak memperoleh kandungan protein yang lebih sedikit. Untuk kandungan kalsium terdapat pada sampel eksperimen yaitu sampel tepung sorghum 30 yaitu 1,71, kemudian sampel tepung sorghum 20 yaitu 1,52 dan sampel tepung sorghum 10 yaitu 1,35. Dari data tersebut menunjukkan semakin tinggi penggunaan tepung sorghum maka kandungan kalsium semakin bertambah. Bertambahnya kandungan kalsium pada waffle hasil eksperimen dikarena kandungan kalsium pada tepung sorghum sekitar 27 mg100 g yang lebih banyak dibandingkan dengan tepung terigu sekitar 16mg100g.

102

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapar ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh penggantian sebagian tepung terigu dengan tepung sorghum 10, 20, 30 dan sampel kontrol terhadap kualitas inderawi waffle ditinjau dari aspek warna luar, warna dalam, tekstur dan rasa, tetapi tidak ada pengaruh terhadap aspek aroma. 2. Uji kesukaan menunjukan bahwa waffle dengan penggunaan sorghum 10, 20 dan sampel kontrol termasuk dalam kriteria suka. Sampel 10 memperoleh rerata 4,01 ± 0,58, sampel 20 memperoleh rerata 3,43 ± 0,55 dan sampel kontrol memperoleh rerata 3,76 ± 0,59. Sedangkan sampel 30 termasuk kriteria cukup suka memperoleh rerata 3,16 ± 0,66. 3. Uji kandungan protein rata-rata pada sampel waffle tepung sorghum 10, 20, 30 dan sampel kontrol berturut-turut adalah 7,67, 7,32, 7,11 dan 7,94 sedangkan kandungan kalsium pada sampel waffle tepung sorghum 10, 20, 30 dan sampel kontrol berturut- turut adalah 1,35 , 1,52 , 1,71 dan 1,05.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan berkaitan dengan hasil penelitian dan pembahasan yaitu 1. Penelitian lanjutan hendaknya dapat secara optimal menurunkan kandungan tanin pada sorghum dengan cara disosoh dangan mesin khusus, yang saat ini peneliti belum dapat menggunakannya dalam penelitian ini. 2. Penelitian lanjutan hendaknya dapat menggunakan sorghum dengan varietas lain yang mendekati karakteristik dari tepung terigu sehingga pengaruh perbedaan dari setiap aspek tidak jauh berbeda. 3. Penelitian lebih lanjut hendaknya untuk menguji kadar serat kasar dan air pada produk hasil eksperimen, yang diperkirakan peneliti terdapat kandungan serat kasar yang cukup tinggi pada sorghum dan pengujian air dilakukan karena masa air dapat mempengaruhi jumlah kandungan gizi pada produk hasil eksperimen.