Rasa Pembahasan Kesukaan Masyarakat terhadap Sampel

diterima oleh panelis, sedangkan rasa dengan tingkat kesukaan terendah yaitu sampel 30 karena masyarakat belum terbiasa dengan rasa khas sorghum yang tajam dan pahit, sehingga belum dapat diterima oleh panelis. Menurut Firmansyah 2013 Sorghum memiliki rasa sepat karena mengandung tanin yang terdapat pada kulit bijinya. Sehingga mempengaruhi citarasa makanan. Tanin adalah senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tepung sorghum yang digunakan dalam pembuatan waffle ini memberikan pengaruh rasa yang semakin tidak ideal apabila digunakan dalam jumlah yang tinggi. Dalam penilaian kesukaan, panelis menilai produkwaffle sesuai dengan keinginannya sehingga penilaian suka pada setiap produk tersebut relatif bergantung pada panelis. Berdasarkan penjelasan kriteria kesukaan masyarakat, menunjukkan bahwa waffle dengan penggantian sebagian tepung terigu dengan tepung sorghum 10 yaitu sampel yang paling disukai oleh masyarakat dengan rerata 4,01 ± 0,58 dan memiliki rata-rata kriteria suka

4.2.3 Pembahasan Hasil Kandungan Gizi waffle Eksperimen

Berdasarkan hasil analisis data kandungan gizi yang telah dilakukan di Laboratorium Chem-Mix Pratama, Yogyakarta menguji sampel dapat diketahui kandungan gizi protein dan kalsium yang terdapat pada keempat sampel waffle dapat dilihat pada table 4.14. dari tabel tersebut dapat diketahui, jumlah kandungan gizi protein dan kalsium waffle hasil eksperimen. Analisis kandungan protein dilakukan untuk membandingkan kandungan protein pada sampel kontrol yang terbuat 100 tepung terigu dengan sampel waffle dengan penggantian sebagian tepung terigu dengan tepung sorghum, sehingga tepung sorghum dapat menggantikan kandungan protein yang terkandung dalam tepung terigu. Dalam pengujian kandungan protein dilakukan 2 kali pengulangan untuk mengurangi kesalahan pengujian. Kandungan protein tertinggi pada sampel eksperimen yaitu sampel waffle 10 tepung sorghum sebesar 7,67kemudian sampel waffle 20 tepung sorghum sebesar 7,32, dan kandungan protein terendah terdapat pada sampel waffle 30 tepung sorghum sebesar 7,11. Dari data tersebut menunjukkan semakin tinggi tepung sorghum yang digunakan maka kandungan protein semakin menurun. Menurunnya kandungan protein pada waffle hasil eksperimen dimungkinkan karena kandungan protein pada tepung sorghum 10,5 yang lebih sedikit dibandingkan dengan tepung terigu 10,11, sehingga menjadikan sampel yang menggunakan perbandingan tepung sorghum lebih banyak memperoleh kandungan protein yang lebih sedikit. Untuk kandungan kalsium terdapat pada sampel eksperimen yaitu sampel tepung sorghum 30 yaitu 1,71, kemudian sampel tepung sorghum 20 yaitu