Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Waffle

2.1.6.1 Pemilihan Bahan

Kualitas bahan pada pembuatan waffle baik maka hasilnya akan mendapatkan waffle yang berkualitas baik, tetapi jika bahan pada pembuatan waffle kurang baik, maka waffle yang dihasilkan pun kualitasnya menjadi kurang baik. Misalnya bahan yang dipilih sudah lama sehingga waffle yang dihasilkan rasanya kurang enak 2.1.6.2 Pencampuran Bahan Pencampuran bahan dilakukan pada waktu yang tepat sehingga menghasilkan waffle yang berkualitas baik, tetapi jika bahan yang dicampurkan tidak pada waktu yang tepat, maka kualitas waffle yang dihasilkan kurang baik. Misalnya saat memasukan bahan kering kedalam campuran adonan telur yang belum mengembang dengan sempurna akan mengakibatkan tekstur waffle kurang empuk 2.1.6.3 Fermentasi Fermentasi dilakukan selama 20 menit jika tahap fermentasi kurang dari waktu yang ditentukan maka waffle yang dihasilkan kurang mengembang, sebaliknya jika fermentasi lebih dari waktu yang ditentukan maka waffle dihasilkan rasanya asam dan tekstur berkerut.

2.1.6.4 Pemanggangan

Waffle dipanggang mengunakan panggangan elektrik waktu memanggangan sekitar 10 menit jika kurang dari waktu yang ditentukan waffle akan berwarna putih pucat belum matang, sedangkan jika waffledipanggang lebih dari waktu yang ditentukan maka waffle yang dihasilkan berwarna coklat kehitaman gosong dan mempengaruhi rasa dari waffle itu sendiri.

2.1.7 Standar Mutu

Standar mutu waffle termasuk dalam klasifikasi roti dikarenakan penggunaan ragi dalam pembuatannya, serta daya simpan waffle yang hanya dapat bertahan selama tiga hari. Sehingga pada penelitian ini yang digunakan sebagai standar waffle adalah SNI roti. Syarat mutu roti yang baik dapat dilihat melalui SNI 01 3840-1995 yang telah ditetapkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI, syarat tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini SNI 01 3840-1995 Tabel 2.2 SNI Roti No Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1. 1.1 1.2 1.3 2 3 4 5 6 7 8 Keadaan : Kenampakan Bau Rasa Air Abu tidak termasuk garam dihitung atas dasar bahan kering Abu yang tidak larut dalam asam NaCl Gula jumlah Lemak Serangga belatung - - - ,bb ,bb ,bb ,bb ,bb ,bb - Normal tidak berjamur Normal, Normal Maks.40 Maks.3 Maks.3,0 9 9.1 9.2 9.3 9.4 10 10.1 10.2 10.3 10.4 11 12 12.1 12.2 12.3 Bahan tambahan makanan Pengawet Pewarna Pemanis buatan Sakarin siklamat Cemaran logam Raksa Hg Timbal Pb Tembaga Cu Seng Zn Cemaran arsen As Cemaran mikroba Angka lempeng total E.coli Kapang dan khamir mgkg mgkg mgkg mgkg mgkg kolonig APMg kolonig Maks.2,5 Maks.8,0 Maks.3,0 Tidak boleh ada Sesuai SNI-01-0222- 1995 Negatif Maks.0,05 Maks.1,0 Maks.10,0 Maks.40,0 Maks.0,5 Maks. 3 Maks.

2.1.8 Tinjauan Umum Sorghum

2.1.8.1 Pengertian Sorghum

Tanaman sorgum merupakan tanaman biji berkeping satu, tidak membentuk akar tunggang hanya berbentuk akar lateral yang halus, namun letaknya sedikit dalam dibawah tanah. Tanaman sorgum membentuk perakaran sekunder dua kali lebih banyak dari jagung. Ruang tempat tumbuh akar lateral mencapai kedalaman 1,3-1,8 m, dengan panjang 10,8 m. Rismunandar, 1989