terlalu kecil sehingga aroma sorghum tidak terlalu nyata. Dari analisis kualitas terbaik pada indikator aroma, diketahui bahwa jumlah yang
tepat untuk menghasilkan aroma untuk waffle tepung sorghum yaitu dengan optimum 20.
5. Indikator Rasa
Rasa merupakan rangsangan elektrik yang sangat komplek yang diteruskan dari sel perasa yang kemudian diterima oleh otak Bambang
Kartika, 1988.Berdasarkan hasil analisa menggunakan statistik anova klasifikasi tunggal menunjukkan bahwa pada eksperimen waffle dengan
penggantian sebagian tepung terigu dengan tepung sorghum terdapat perbedaan pada indikator rasa. Indikator rasa terbaik yaitu pada sampel
10, kedua yaitu sampel 20, dan ketiga yaitu sampel 30. Rerata skor kualitas inderawi menunjukkan waffle sampel 10 dengan rerata
3,60 ± 0,50 masuk dalam kriteria ideal, sampel 20 dengan rerata 2,90 ± 0,79 masuk dalam kriteria cukup ideal dan sampel 30 dengan rerata
1,65 ± 0,59 masuk dalam kriteria sangat tidak ideal. Pada sampel 10 mempunyai rerata paling tinggi dikarenakan menghasilkan rasa yang
tidak terlalu pahit karena penggunaan tepung sorghum dengan prosentase yang sedikit dan sampel 30 mempunyai rerata terendah
sehingga menjelaskan ada penurunan kualitas inderawi indikator rasa
dimana semakin tinggi tepung sorghum yang digunakan maka rasa yang dihasilkan semakin tidak normal.
Analisis data inderawi menunjukan bahwa ada perbedaaan signifikan dalam hal rasa waffle, hal ini diduga karena makin makin penggunaan
tepung sorghum. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Firmansyah 2013 yang menyatakan bahwa sorghum memiliki rasa pahit karena
mengandung tanin yang terdapat pada kulit bijinya, sehingga mempengaruhi citarasa makanan. Tanin adalah senyawa polifenol yang
berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, sehingga dapat disimpulkan bahwa tepung sorghum yang digunakan dalam pembuatan
waffle ini memberikan pengaruh rasa yang semakin tidak ideal apabila digunakan dalam jumlah yang tinggi. Analisis juga menunjukan bahwa
waffle dengan rasa paling ideal adalah yang menggunakan sorghum 10 dengan skor
3,60 ± 0,50
4.2.2 Pembahasan Kesukaan Masyarakat terhadap Sampel
Waffle Eksperimen
Berdasarkan hasil dari uji kesukaan oleh panelis tidak terlatih menunjukkan sampel 10 dan 20 masuk kriteria suka sedangkan sampel 30 memiliki
kriteria cukup suka. Dari hasil analisis uji kesukaan menunjukkan bahwa sampel 10 adalah sampel yang paling disukai dengan kriteria suka pada
skor persentase 4,01 ± 0,58. Ditinjau dari setiap indikator masing-masing sampel mempunyai tingkat kesukaan yang berbeda-beda, yaitu