Indikator Rasa Pembahasan Perbedaan Kualitas Inderawi Waffle Hasil Eksperimen

dimana semakin tinggi tepung sorghum yang digunakan maka rasa yang dihasilkan semakin tidak normal. Analisis data inderawi menunjukan bahwa ada perbedaaan signifikan dalam hal rasa waffle, hal ini diduga karena makin makin penggunaan tepung sorghum. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Firmansyah 2013 yang menyatakan bahwa sorghum memiliki rasa pahit karena mengandung tanin yang terdapat pada kulit bijinya, sehingga mempengaruhi citarasa makanan. Tanin adalah senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, sehingga dapat disimpulkan bahwa tepung sorghum yang digunakan dalam pembuatan waffle ini memberikan pengaruh rasa yang semakin tidak ideal apabila digunakan dalam jumlah yang tinggi. Analisis juga menunjukan bahwa waffle dengan rasa paling ideal adalah yang menggunakan sorghum 10 dengan skor 3,60 ± 0,50

4.2.2 Pembahasan Kesukaan Masyarakat terhadap Sampel

Waffle Eksperimen Berdasarkan hasil dari uji kesukaan oleh panelis tidak terlatih menunjukkan sampel 10 dan 20 masuk kriteria suka sedangkan sampel 30 memiliki kriteria cukup suka. Dari hasil analisis uji kesukaan menunjukkan bahwa sampel 10 adalah sampel yang paling disukai dengan kriteria suka pada skor persentase 4,01 ± 0,58. Ditinjau dari setiap indikator masing-masing sampel mempunyai tingkat kesukaan yang berbeda-beda, yaitu

1. Warna luar

Warna merupakan sifat pertama yang dapat diamati oleh konsumen, karena warna merupakan kenampakan yang langsung dapat dilihat oleh konsumen Bambang Kartika, 1988. Warna luar yang paling disukai pada waffle penggantian sebagian tepung terigu dengan tepung sorghum adalah sampel 10 dengan rerata 3,79 ± 0,63, dikarenakan penggunaan tepung sorghum yang sedikit sehingga warna yang dihasilkan lebih cerah dibandingkan dengan sampel yang lainnya, serta dapat diterima oleh panelis, sedangkan warna luar dengan tingkat kesukaan terendah yaitu sampel 30 dengan rerata 3,46 ± 0,65. Hal ini dikarenakan penggunaan tepung sorghum yang semakin banyak. Tepung sorghum yang dihasilkan dari biji sorghum yang mempunyai kulit biji berwarna gelap coklat mengandung senyawa anti gizi, yaitu tanin. Tanin merupakan salah satu senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol Firmansyah, 2013. Senyawa polifenol tersebut memberi warna kusam pada produk olahan. Sehingga penggunaan sorghum yang semakin banyak tanpa dikupas kulit arinya terlebih dahulu menimbulkan warna luar yang coklat pada waffle hasil ekperimen sehingga belum dapat diterima oleh panelis.