Warna luar Pembahasan Kesukaan Masyarakat terhadap Sampel

2. Warna dalam

Warna merupakan sifat pertama yang dapat diamati oleh konsumen, karena warna merupakan kenampakan yang langsung dapat dilihat oleh konsumen Bambang Kartika, 1988. Warna dalam yang paling disukai pada waffle penggantian sebagian tepung terigu dengan tepung sorghum adalah sampel 10 dengan rerata 3,45 ± 0,55, dikarenakan prosentase penggunaan tepung sorghum yang sedikit sehingga warna dalam yang dihasilkan lebih cerah dibandingkan sampel lainnya, serta dapat diterima oleh panelis. Warna dalam dengan tingkat kesukan terendah yaitu sampel 30 dengan rerata 3,03 ± 0,48, dikarenakan penggunaan tepung sorghum yang terlalu banyak sehingga warna dalam waffle yang dihasilkan tidak cerah. Sehingga belum dapat diterima oleh panelis. Menurut Suarni 2005 Sorghum memiliki senyawa polifenol yang memberikan warna kusam pada produk olahan. Sehingga semakin banyak penggunaan tepung sorghum yang digunakan maka warna dalam yang dihasilkan akan semakin coklat kehitaman, sehingga belum dapat diterima oleh panelis.

3. Tekstur

Tekstur yang paling disukai pada waffle penggantian sebagian tepung terigu dengan tepung sorghum adalah pada sampel 10 dengan rerata 4,29 ± 0,6 memiliki kriteria cukup empuk dikarenakan prosentase penggunaan tepung sorghum yang sedikit. Tepung sorghum dengan prosentase yang sedikit mengurangi kandungan serat pada waffle hasil eksperimen, sehingga menghasilkan waffle dengan tekstur yang lebih empuk dibandingkan dengan sampel lainnya, serta dapat diterima oleh panelis. Kandungan serat yang tinggi sekitar 1,2 – 3,01 pada sorghum akan mempengaruhi tekstur produk olahan Suarni, 1999. Sedangkan kriteria tekstur dengan tingkat kesukaan terendah yaitu sampel 30 mempunyai rerata 2,83 ± 0,61 memiliki kriteria tidak empuk dikarenakan penggunaan tepung sorghum yang terlalu banyak. Sorghum mengandung serat dengan jumlah tinggi Suarni, 2005, sehingga kandungan serat pada waffle semakin tinggi diiringi penggunaan tepung sorghum yang semakin banyak dan menghasilkan waffle dengan tekstur yang keras serta belum dapat diterima oleh panelis. Menurut Suarni 1999 Kandungan serat kasar yang tinggi akan mempengaruhi tekstur produk olahan yang dihasilkan, semakin tinggi kadar serat kasar pada tepung maka tekstur yang dihasilkan makin keras dan kasar.

4. Aroma

Menurut Bambang kartika 1988 bahwa aroma yaitu bau yang sukar diukur sehingga biasanya menimbulkan pendapat yang berlainan dalam menilai kualitas aroma. Aroma yang paling disukai pada