pendapat yang dikemukakan beberapa ahli. Metode bermain peran memiliki kelebihan mampu menstimulasi siswa untuk berpikir aktif dan kreatif. Metode
bermain peran merupakan penguasaan cara bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan siswa. Metode bermain peran menitikberatkan
siswa sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa bertanya jawab bersama teman-temannya Huda, 2014: 209.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut. 1. Beberapa siswa sulit untuk diatur, sehingga mengganggu konsentrasi siswa
yang sedang praktik bercerita di depan kelas. 2. Pelaksanaan rekaman video bercerita siswa sering terganggu dengan suara
ramai di luar kelas, karena berdekatan dengan lapangan olahraga. 3. Pelaksanaan perlakuan keempat dan postes tertunda, karena pelaksanaan UTS,
sehingga waktu penelitian semakin panjang serta membuat siswa menjadi kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.
Terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan bercerita siswa yang mendapatkan pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan metode
bermain peran dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan metode konvensional pada siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Gamping. Perbedaan keterampilan bercerita tersebut ditunjukkan dengan hasil uji-t skor postes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dengan bantuan SPSS versi 20.0. Hasil uji-t menunjukkan nilai p sebesar 0,00 yang lebih kecil dari taraf kesalahan 0,05 0,00 0,05.
2.
Metode bermain peran efektif dalam pembelajaran keterampilan bercerita. Keefektifan metode bermain peran dalam pembelajaran keterampilan bercerita
ditunjukkan dari penghitungan uji-t skor pretes dan postes keterampilan bercerita kelompok eksperimen, nilai p sebesar 0,00 lebih kecil dari taraf
kesalahan 0,05 0,00 0,05. Keefektifan metode bermain peran juga dapat dilihat berdasarkan kenaikan skor rata-rata pretes dan postes kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Skor rata-rata pretes dan postes kelompok kontrol mengalami kenaikan sebesar 3,76. Skor rata-rata pretes dan postes kelompok
eksperimen mengalami kenaikan sebesar 10,44. Kenaikan skor rata-rata pretes dan
postes kelompok
eksperimen yang
lebih besar
daripada
kelompok kontrol menunjukkan, bahwa pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan metode bermain peran lebih efektif dibanding pembelajaran
keterampilan bercerita menggunakan metode konvensional.
B. Implikasi
Hasil kesimpulan menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan metode bermain peran lebih efektif daripada pembelajaran
keterampilan bercerita dengan metode konvensional. Oleh karena itu, metode bermain peran dapat digunakan oleh guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2
Gamping sebagai alternatif model dalam pembelajaran keterampilan bercerita, karena mampu mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
keterampilan bercerita.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, dapat diuraikan beberapa saran yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran keterampilan bercerita
sebagai berikut. 1. Guru akan lebih baik apabila mampu menggunakan dan memodifikasi metode
bermain peran dalam pembelajaran keterampilan bercerita sebagai salah satu metode
untuk menciptakan
proses pembelajaran
yang aktif
dan menyenangkan.
2. Siswa sebaiknya mampu memanfaatkan metode bermain peran, sehingga dapat memotivasi serta meningkatkan minat dalam pembelajaran keterampilan
bercerita, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. 3. Penelitian sebaiknya mampu memberikan pengalaman bagi peneliti selanjutnya
agar kelak menjadi guru yang lebih inovatif dan kreatif.