5. Metode Bermain Peran
a. Hakikat Metode Bermain Peran
Metode bermain peran merupakan sebuah metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran keterampilan bercerita. Supriono
dan Sapari 2001: 137 mengungkapkan bermain peran adalah tindakan di luar peranan yang ditentukan sebelumnya, karena tujuannya adalah menciptakan
kembali gambaran histori masa silam, peristiwa yang mungkin terjadi pada masa mendatang, peristiwa-peristiwa sekarang atau situasi-situasi bayangan pada suatu
tempat serta waktu tertentu, sehingga siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pribadi dan motivasi yang mendorong tingkah lakunya. Pendapat ini
didukung oleh Soeparno 2008: 101 yang mengatakan, bahwa main peran atau role playing merupakan suatu kegiatan berupa penampilan tingkah laku, sifat,
watak, dan perangai suatu peran tertentu untuk menciptakan suatu imajinasi yang dapat melukiskan peristiwa yang sebenarnya.
Zaini 2008: 98 mengemukakan pengertian bermain peran role playing dengan lebih luas, bahwa bermain peran adalah suatu aktivitas pembelajaran
terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan secara spesifik. Filina 2013: 314 mengartikan metode bermain peran merupakan suatu
bentuk permainan anak-anak yang aman dan bentuk-bentuk permainan yang sesuai dengan struktur lingkungan atau permainan-permainan dengan
menggunakan boneka, rumah rumahan, yang pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode bermain peran merupakan metode dalam pengajaran keterampilan
berbahasa khususnya keterampilan bercerita dengan melakukan suatu peran yang telah dirancang atau direncanakan sebelumnya.
b. Fungsi, Tujuan, Manfaat Metode Bermain Peran
Metode bermain peran sebagai salah satu metode pembelajaran keterampilan bercerita mempunyai fungsi, tujan, serta manfaat di dalam
penerapanya. Huda 2014: 116 memberikan gambaran mengenai fungsi dari metode bermain peran yaitu, 1 mengeksplorasi perasaan siswa; 2 mentransfer
dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai, dan persepsi siswa; 3 mengembangkan skill pemecahan masalah dan tingkah laku; 4 mengeksplorasi
pelajaran dengan cara yang berbeda. Tujuan metode bermain peran seperti yang diungkapkan oleh Soeparno
2008: 101 antara lain: 1 memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan berbicara menggunakan kalimat yang sesuai dengan pola yang telah
diajarkan; 2 memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih memahami kalimat- kalimat yang diucapkan orang lain secara tepat sesuai dengan apa yang
dimaksudkan; 3 melatih siswa untuk menghadapi situasi yang terjadi di dalam masyarakat yang sebenarnya; 4 mengembangkan dan menanamkan sikap serta
tingkah laku yang baik serta dapat mengoreksi sikap serta tingkah laku yang kurang baik.