Tabel 2: Langkah-langkah Metode Bermain Peran No.
Langkah Kegiatan
1.
Langkah Pertama
Persiapan
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam Guru menyampaikan topik serta tujuan yang akan
dibahas dalam pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan metode bermain peran.
Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari lima orang.
Guru membagikan skenario yang akan diperankan oleh masing-masing kelompok. Setiap kelompok
mendapatkan skenario dengan judul yang berbeda.
Guru membagikan lembar kerja dan bintang untuk membahas atau menilai penampilan masing-masing
kelompok.
Guru mengundi setiap kelompok untuk menentukan urutan praktik bercerita di depan kelas.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal- hal yang belum paham
mengenai metode bermain peran.
2. Langkah Kedua
Pelaksanaan
Guru mengatur jalannya bermain peran. Setiap kelompok maju sesuai nomor undian, setiap
kelompok akan bercerita sesuai perannya masing- masing
Kelompok yang belum mendapatkan giliran akan memperhatikan dan menilai penampilan dari kelompok
yang sudah tampil. Guru memberikan bantuan kepada siswa jika ada yang
mendapatkan kesulitan dalam memainkan peran. Masing-masing kelompok akan mendapatkan bintang
setelah praktik bercerita sebagai penghargaan dari kelompok lain.
Kelompok dengan bintang terbanyak menunjukkan bahwa penampilannya terbaik.
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulan penilaian setelah selesai praktik bercerita.
3. Langkah Ketiga
Penutup
Guru dan siswa melakukan diskusi tentang jalannya proses pembelajaran keterampilan bercerita
menggunakan metode bermain peran. Siswa memberikan kritik dan saran terhadap jalannya
proses pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan metode bermain peran.
Guru dan siswa membuat kesimpulan sebagai penutup pembelajaran.
7. Penilaian Pembelajaran Keterampilan Bercerita
Penilaian merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dipisahkan dari kegiatan pembelajaran secara umum. Semua kegiatan pembelajaran yang
dilakukan harus selalu diikuti atau disertai dengan kegiatan penilaian. Penilaian wajib dilakukan karena tanpa mengadakan suatu penilaian seorang guru tidak
mungkin dapat menilai dan melaporkan hasil pembelajaran peserta didik secara objektif. Kegiatan penilaian juga harus dilakukan secara terencana dengan baik.
Kegiatan penilaian dapat dilakukan dengan teknik tes maupun nontes. Kegiatan penialain yang hanya mengandalkan teknik pengamatan kurang
dapat dipertanggungjawabkan, karena unsur subjektifitas penilai sangat berperan. Untuk itu, diperlukan penilaian dengan bentuk tes dengan alat ukur yang tepat dan
dapat dipertanggungjawabkan Nurgiyantoro, 2013: 3. Penilaian yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah adalah penilaian berbasis kompetensi. Penilaian
berbasis kompetensi diarahkan untuk menentukan penguasaan siswa atas kompetensi yang harus dikuasai.
Bercerita merupakan merupakan suatu kegiatan menyampaikan kembali informasi kepada orang lain. Penilaian dalam penelitian ini berupa tes bercerita.
Tugas bercerita yang dimaksudkan di sini adalah tugas bercerita berdasarkan rangsang mengikuti aturan dan perintah dari guru. Sebagai bagian assesmen
otentik, penilaian kinerja bercerita juga praktis dilakukan lewat pembuatan rubrik sesuai dengan bahan tugas yang diberikan Nurgiyantoro, 2013: 410.