Hasil Uji Hipotesis Kedua
Tabel 23: Perbedaan Skor Pretes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No. Data Pretes Rata-rata
Hitung M
o
M
d
Std Deviasi Skor
Maks Skor
Min 1.
K.Eksperimen 66,2353
65 65
4,78038 74
55 2.
K.Kontrol 66,1198
68 67,5 4,38570
73 55
Penghitungan selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 9a dan Lampiran 9c. Diketahui terdapat perbedaan skor pretes antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Walaupun terdapat perbedaan di antara kedua kelompok, namun hasil perbedaan menunjukkan, bahwa kedua kelompok
mempunyai kemampuan bercerita yang sama tidak ada kelas yang diunggulkan. Hasil penghitungan uji-t skor pretes kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yang ditunjukkan pada Lampiran 12a. Hal ini dapat disimpulkan, bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan
bercerita antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, keterampilan bercerita kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada awal
penelitian adalah setara. Langkah selanjutnya setelah diketahui, bahwa kedua kelompok
penelitian memiliki keterampilan bercerita yang setara, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi perlakuan pembelajaran keterampilan bercerita.
Kelompok kontrol diberi perlakuan pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan metode konvensional. Kelompok eksperimen diberi perlakuan
pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan metode bermain peran. Pemberian perlakuan yang berbeda bertujuan untuk mengetahui perbedaan
keterampilan bercerita antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan masing-masing metode. Pemberian
perlakuan pada kedua kelompok dilakukan sebanyak empat kali. Metode bermain peran merupakan metode bercerita yang mampu
membantu siswa dalam praktik bercerita. Metode ini didesain agar siswa melakukan pembelajaran praktik bercerita secara aktif dengan cara memerankan
tokoh atau benda sesuai dengan cerita yang akan diperankan. Selain itu, metode bermain peran mampu mendorong siswa untuk berpikir aktif dan kreatif.
Pelaksanaan metode bermain peran terdiri dari tiga tahap, yaitu sebagai berikut. Pertama, guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, setiap kelompok
terdiri dari lima orang serta guru membagikan skenario yang akan diperankan oleh masing-masing kelompok. Setiap kelompok mendapatkan skenario dengan judul
yang berbeda. Kedua, guru mengatur jalannya bermain peran. Setiap kelompok maju sesuai nomor undian, setiap kelompok bercerita sesuai perannya masing-
masing. Guru memberi bantuan kepada siswa jika ada yang mendapatkan kesulitan dalam memainkan peran. Ketiga, guru dan siswa melakukan diskusi
tentang jalannya proses pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan metode bermain peran. Siswa memberikan kritik dan saran terhadap jalannya
proses pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan metode bermain peran. Langkah selanjutnya setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan
menggunakan metode bermain peran, dan kelompok kontrol diberi perlakuan pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan metode konvensional
dilakukan postes pada kedua kelompok. Pengambilan data postes bertujuan untuk