Penelitian Hawanti 2005 dengan judul penelitian “Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Teknik Role-Play
di SMK N 1 Purwokerto”. Terjadi peningkatan hasil keterampilan bercerita pada siswa SMK N 1
Purwokerto. Peningkatan tersebut ditandai dengan meningkatnya penguasaan aspek- aspek keterampilan bercerita. Jumlah skor rerata yang diperoleh 58,2
pada tahap pratindakan, 72 pada siklus I, dan 76 pada siklus II. Jurnal ilmiah pendidikan khusus yang ditulis oleh Fillina 2013 dengan
judul “Efektifitas Metode Role Playing untuk Meningkatkan Kosakata Anak Tunarungu
”. Penelitian ini membuktikan bahwa metode Role Playing terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan bercerita. Hal ini dibuktikan
dengan nilai P sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikasi 5 P 0,05.
C. Kerangka Pikir
Bercerita merupakan salah satu bentuk dari keterampilan berbicara. Bercerita tidak hanya bertujuan untuk menghibur, dalam pelaksanaan
pembelajaran berbahasa di sekolah bercerita bertujuan untuk mengkomunikasikan ide-ide yang akan menambah pengalaman bagi pendengarnya. Melalui bercerita
peserta didik dituntut untuk berbicara dengan jelas, tepat, jeda serta urutan rangkaian cerita yang sistematis dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat.
Peserta didik mampu bercerita dengan baik apabila diberi banyak latihan bercerita dengan memperhatikan aspek-aspek bercerita. Peran guru dan peserta
didik adalah penentu dalam keberhasilan pembelajaran keterampilan bercerita. Guru dapat dikatakan berhasil menjalakan perannya apabila materi pembelajaran
tersampaikan dengan baik, sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Di sisi lain, peserta didik dapat dikatakan berhasil menjalankan perannya apabila mampu
menyerap dan memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kondisi tersebut adalah dengan
penggunaan metode pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran
keterampilan bercerita adalah metode bermain peran. Metode bermain peran menjadikan proses pembelajaran keterampilan
bercerita menjadi lebih efektif. Metode bermain peran merupakan metode
pembelajaran yang menyenangkan, karena bermain peran melibatkan unsur bermain dan memberi keleluasaan siswa untuk bergerak aktif. Bermain peran
memperhatikan urut-urutan logis, keterkaitan materi antar pelajaran, dan cakupan keluasan materi pelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam penguasaan materi.
Bermain peran memberi kebebasan siswa untuk berpikir, berpendapat, dan berkreasi secara mandiri. Penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran
keterampilan bercerita di SMP Negeri 2 Gamping akan dilakukan sebagai bentuk variasi dan inovasi metode pembelajaran keterampilan bercerita.
Metode bermain peran membantu proses pembelajaran keterampilan bercerita yang akan mendorong siswa untuk lebih aktif dan kreatif. Penggunaan
metode bermain peran pada pembelajaran keterampilan bercerita diharapkan dapat mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
untuk mencapai hasil pembelajaran dan prestasi yang maksimal.