Franchise Franchising Ibid. Franchisee Royalti Pilihan Hukum Kemitraan Metode Pendekatan

- 15 - Selanjutnya menurut teori Bargaining “Theory of Bargaining” yang diadopsi dari Indian Act 1872, dijelaskan bahwa masing-masing pihak dalam menentukan materi perjanjian memiliki kedudukan seimbang dalam pengertian bahwa adanya kekuatan tawar menawar Bargaining bagi masing-masing pihak. 13

E. Konsepsi

Agar tidak menimbulkan makna bias dari pengertian-pengertian masing- masing yang berkaitan dengan materi tesis ini, maka konsepsi atau operation definition sangat diperlukan sekali,.adapun konsepsi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Franchise

Adalah sistem usaha di bidang bisnis milik franchisor yang berupa kekhasan bisnis, logo atau indentitas perusahaan, merek dagang, service dagang, cara memproduksi serta menyajikan, rencana pemasaran dan bantuan teknis lainnya, dengan suatu perjanjian berupa lisensi, sistem usaha itu diberikan kepada pihak franchisee membayar suatu royalti atau fee yang ditentukan kepada franchisor.

2. Franchising

Adalah pemberian izin untuk menggunakan franchise oleh franchisor, kepada beberapa franchisee melalui suatu kontrak Franchise Agreement. 3. Franchisor Adalah pihak yang memberikan izin kepada pihak lainFranchisee untuk menggunakan franchise miliknya. -----------------------------

13. Ibid.

- 16 -

4. Franchisee

Adalah pihak yang mendapat izin serta menggunakan franshise miliknya franchisor. 5. Franchise Agreement. Adalah kontrak yang dibuat antara franchisor dengan franchisee secara tertulis dalam hal penggunaan sistem bisnis franchise yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak, pembagian keuntungan dan sumber-sumber pemasukan franchisor, pengawasan terhadap bisnis franchise, serta masa berlaku dan pengakhiran dari hubungan franchise tersebut.

6. Royalti

Adalah imbalan atau fee yang diberikan oleh franchisee kepada franchisor sebagai kontra prestasi penggunaan sistem bisnis franchise milik franchisor.

7. Pilihan Hukum

Adalah kebebasan para pihak yang mengadakan kontrak untuk menentukan hukum yang berlaku bagi mereka termasuk dalam hal terjadi pengakhiran maupun sengketa di dalam hubungan kontrak tersebut.

8. Kemitraan

Adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. - 17 - F. Metodologi Penelitian

1. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua metode pendekatan utama, yaitu :

a.Yuridis Normatif, yaitu menggunakan ketentuan atau peraturan perundanga-

undangan yang ada dalam menganalisa kontrakperjanjian franchise franchise agreement yaitu UU RI No.9 tahun 1995 tentang Pembinaan Usaha Kecil yang menghendaki adanya hubungan kemitraan antara para pengusaha baik kecil, menengah maupun besar serta PP No.16 tahun 1997 tentang WaralabaFranchise sebagai landasan yuridis operasionalisasi praktek franchising di Indonesia. Juga acuan utama dalam pendekatan ini sebagaimana dalam pasal 1338 KUHPerdata serta yurisprudensi yang menyangkut asas itikad baik dalam suatu kontrak.

b. Komparatif Hukum atau Perbandingan Hukum, yaitu memperbandingkan

frnchise agreement yang ada di Indonesia dengan produk yang berbeda. Penggunaan dan pendekataan dalam penelitian tersebut semata-mata untuk mencapai keakuratan dari penelitian terhadap materi kontrak franchise Franchise Agreement terutama franchise dalam bidang minuman, makanan, perhotelan, secara komprehensif. Studi pendekatan yuridis normatif didasarkan pada argumentasi bahwa studi penelitian ini merupakan penelitian hukum sekaligus melihat hubungan timbal balik antara para pihak. Disamping itu dalam penelitian hukumYuridis Normatif, maka penelitian terhadap asas-asas hukum dilakukan terhadap kaidah-kaidah hukum yang - 18 - merupakan patokan-patokan berperilaku atau bersikap tidak pantas. 14 Adapun terhadap pendekatan komparatif atau perbandingan hukum semata- mata untuk menampilkan secara konkret persoalan-persoalan yang bersifat kasuistis dari hubungan yang terjadi melalui suatu franchise agreement. Hal ini dimaklumi bahwa kasus-kasus yang berkaitan dengan franchise agreement di Indonesia selama ini belum di munculkan ke permukaan Cq penyelesaian hukum terhadap kasus dalam sistem bisnis franchise belum ada.

2. Metode Pengolahan Data