1.4. Franchise Motif Para Pihak
Apabila dilihat kepada hal-hal yang memotivisasi penggunaan franchise maka franchise dapat dibagi kedalam :
a. Franchise Murni b. Franchise Strooman Penanaman Modal Asing.
Yang dimaksudkan dengan Franchise Murni adalah suatu franchise yang dilaksanakan secara apa adanya. Maksudnya para pihak dalam
menjalankan franchise memang beranggapan bahwa bentuk franchiselah yang paling cocok untuk bisnis mereka, dan tanpa
mempunyai maksud-maksud terselubung yang melatarbelakangi bisnis mereka.
Tetapi tidak selamanya para pihak dalam memilih bisnis franchise
---------------------------
78. Jawa Pos Senin 16 april 2007 Ekonomi Bisnis hal. 8
- 117 - tersebut semata-mata dimotivasi oleh kepercayaan bahwa bentuk
franchiselah yang paling layak untuk mereka. Terkadang bentuk franchiselah justru dipilih untuk mengelak dari hukum setempat
yang tidak membenarkan masuknya pihak asing secara direct investment
kedalam bisnis tertentu. Misalnya indonesia ada larangan bagi pihak asing untuk menanam modalnya secara langsung kedalam
bisnis retail, larangan masuknya mereka terhadap pendirian
supermarket. Karena mereka sangat tertarik kepada bidang ini, mereka menyiasatinya dengan melakukan arrangement bisnis lewat
bentuk franchise ini, yang memang tidak dilarang oleh pemerintah. Bertaburannya bisnis retail supermarket asing lewat franchise di
indonesia ini antara lain juga karena motivasi terselubung seperti ini. Dengan dalih bahwa yang mereka lakukan bukanlah Penanaman
Modal Asing tetapi hanya sekedar ikatan kontrak dengan suatu perusahaan domestik sebagai franchiseenya.
Bahkan lebih buruk lagi bahwa bukan tidak mungkin perusahaan domestik yang merupakan mitra yang mereka maksudkan itu hanya
merupakan perusahaan “bayangan” yang berkedok domestik tetapi
sebenarnya juga perusahaan tersebut dipegang sahamnya oleh pihak
asing lewat arrangement kontraktual tertentu. Misalnya lewat apa yang disebut “trustee agreement”. Dalam hal ini kedudukan parner
indonesia tidak lebih dari sekedar “Boneka atau ondel-ondel murahan
” - 118 -
saja. Praktek seperti ini sudah merupakan rahasia umum di Indonesia dan oleh yang berwenang sepertinya dibiarkan saja berlandaskan
prinsip “benci tapi rindu” kepada masuknya pihak asing ke dalam bidang bisnis eceran di Indonesia.
1.5. Franchise Jenis Produk Franchise
Jika dilihat kepada jenis-jenis produk terhadap mana bisnis franchise
dilakukan maka kita dapat membagi franchise ke dalam : a. Franchise Perdagangan barang
b. Franchise Perdagangan Jasa Sesuai dengan namanya maka franchise perdagangan barang
berobjekkan bisnis yang berhubungan dengan barang-barang komoditi. Jadi objeknya adalah barang yang berwujud riil.
Termasuk kedalam jenis franchise golongan ini misalnya franchise dalam bidang supermarket, fast food dan lain sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud dengan franchise perdagangan jasa adalah franchise yang bergerak di bidang-bidang yang tergolong
kedalam jasa atau service. Jadi termasuk ke dalam jenis barang- barang yang tidak
berwujud. Misalnya franchise dibidang jasa pelayanan kecantikan atau komestik. Jasa pelayanan di bidang real estate, pariwisata,
perhotelan, kursus komputer, kursus pendidikan dan sebagainya.
2. Pelaksanaan Perjanjian Franchise agar memberikan perlindungan hukum bagi Franchisee