Jawa Pos Senin 16 april 2007 Ekonomi Bisnis hal. 8

1.4. Franchise Motif Para Pihak

Apabila dilihat kepada hal-hal yang memotivisasi penggunaan franchise maka franchise dapat dibagi kedalam : a. Franchise Murni b. Franchise Strooman Penanaman Modal Asing. Yang dimaksudkan dengan Franchise Murni adalah suatu franchise yang dilaksanakan secara apa adanya. Maksudnya para pihak dalam menjalankan franchise memang beranggapan bahwa bentuk franchiselah yang paling cocok untuk bisnis mereka, dan tanpa mempunyai maksud-maksud terselubung yang melatarbelakangi bisnis mereka. Tetapi tidak selamanya para pihak dalam memilih bisnis franchise ---------------------------

78. Jawa Pos Senin 16 april 2007 Ekonomi Bisnis hal. 8

- 117 - tersebut semata-mata dimotivasi oleh kepercayaan bahwa bentuk franchiselah yang paling layak untuk mereka. Terkadang bentuk franchiselah justru dipilih untuk mengelak dari hukum setempat yang tidak membenarkan masuknya pihak asing secara direct investment kedalam bisnis tertentu. Misalnya indonesia ada larangan bagi pihak asing untuk menanam modalnya secara langsung kedalam bisnis retail, larangan masuknya mereka terhadap pendirian supermarket. Karena mereka sangat tertarik kepada bidang ini, mereka menyiasatinya dengan melakukan arrangement bisnis lewat bentuk franchise ini, yang memang tidak dilarang oleh pemerintah. Bertaburannya bisnis retail supermarket asing lewat franchise di indonesia ini antara lain juga karena motivasi terselubung seperti ini. Dengan dalih bahwa yang mereka lakukan bukanlah Penanaman Modal Asing tetapi hanya sekedar ikatan kontrak dengan suatu perusahaan domestik sebagai franchiseenya. Bahkan lebih buruk lagi bahwa bukan tidak mungkin perusahaan domestik yang merupakan mitra yang mereka maksudkan itu hanya merupakan perusahaan “bayangan” yang berkedok domestik tetapi sebenarnya juga perusahaan tersebut dipegang sahamnya oleh pihak asing lewat arrangement kontraktual tertentu. Misalnya lewat apa yang disebut “trustee agreement”. Dalam hal ini kedudukan parner indonesia tidak lebih dari sekedar “Boneka atau ondel-ondel murahan ” - 118 - saja. Praktek seperti ini sudah merupakan rahasia umum di Indonesia dan oleh yang berwenang sepertinya dibiarkan saja berlandaskan prinsip “benci tapi rindu” kepada masuknya pihak asing ke dalam bidang bisnis eceran di Indonesia.

1.5. Franchise Jenis Produk Franchise

Jika dilihat kepada jenis-jenis produk terhadap mana bisnis franchise dilakukan maka kita dapat membagi franchise ke dalam : a. Franchise Perdagangan barang b. Franchise Perdagangan Jasa Sesuai dengan namanya maka franchise perdagangan barang berobjekkan bisnis yang berhubungan dengan barang-barang komoditi. Jadi objeknya adalah barang yang berwujud riil. Termasuk kedalam jenis franchise golongan ini misalnya franchise dalam bidang supermarket, fast food dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan franchise perdagangan jasa adalah franchise yang bergerak di bidang-bidang yang tergolong kedalam jasa atau service. Jadi termasuk ke dalam jenis barang- barang yang tidak berwujud. Misalnya franchise dibidang jasa pelayanan kecantikan atau komestik. Jasa pelayanan di bidang real estate, pariwisata, perhotelan, kursus komputer, kursus pendidikan dan sebagainya.

2. Pelaksanaan Perjanjian Franchise agar memberikan perlindungan hukum bagi Franchisee