terhadap peningkatan kualitas maupun etos kerja franchisee dalam menjalankan bisnisnya tersebut.
Selanjutnya dalam pelaksanaan kerjasama atau pengelolaan usaha yang dijalankan franchisee senantiasa mendapatkan persetujuan dari pihak
franchisor. Terbukti dalam perjanjian franchise oxford course Indonesia tersebut terhadap peraturan penentuan biaya, gaji, ujian pelatihantraining,
pengadaanpengesahanpenyerahan sertifikat harus selalu mendapat persetujuan franchisor.
Ketentuan semacam ini ditetapkan tidak terlepas dari sistem bisnis franchise dalam oxford course Indonesia mempunyai spesifikasi
standar sebagaimana tersebut diatas. Disamping itu pula standarisasi tersebut terkait pula dengan persoalan royalty yang harus dibyarkan franchisee kepada
franchisor yaitu dasar penghitungan untuk pendapatan bruto gross incomegross profit ataupun penjualan bruto gross sale yang akan diterima
franchisee dari bisnisnya tersebut. Selanjutnya sebagaimana diketahui bahwa adanya pelayanan dasar
yang harus diberikan franchisor kepada franchisenya yang meliputi kemampuan pembukuan, seleksi stafrekrutmen staf, manajemen staf, sistem
dokumentasi dan prosedur bisnis untuk tujuan pengawasan operasionalisasi bisnis, serta palatihan bisnis dasar.
41 ----------------------------------------------
41. M. Mendelsohn, Op, Cit, h. 107.
- 62 -
Kesemuanya dimaksudkan agar franchisee terhindar dari kesalahan mendasar dalam mengelola bisnisnya . Bantuan teknik technical assistance,
pelatihan training, perdagangan dan manajemen merchandising and management yang mencirikan khusus pada bisnis franchise sebagai
perjanjian lisensi licensee agreement secara tegas tidak termuat dalam franchise oxford course Indonesia. Hal tersebut terlihat pada penggunaan
karyawan dan staf pengajar dari pihak franchisor semata-mata bukan dalam kerangka bantuan teknik, tapi sebagai peminjaman tenaga saja dengan
penggantian biaya training training fee. Sebagaimana diketahui bahwa pelatihan terhadap franchise meliputi 2 dua hal pokok, yaitu pelatihan
terhadap franchisee dan para pekerjanya. Pelatihan sendiri pada dasarnya berkaitan dengan proses rekrutmen dan seleksi.
42
Sebagaimana dikemukakan pula oleh Barret bahwa pelatihan setidak-tidaknya mempunyai 3 tiga tujuan dasar yaitu memperbaiki
kemampuan skill mengubah nilai dan pengetahuan serta memberikan informasi kepada franchisee.
43
Namun demikian dalam perjanjian franchise di Indonesia cq. Oxford Course Indonesia , pelaksanaan program pelatihan sebagai
--------------------------------
42. Charles L. Vaughn, Op, Cit, h. 73. 43, Ibid.
- 63 -
kewajiban franchisor tidak diatur secara tegas baik bentuk maupun waktu pelaksanaannya. Terlihat bahwa keseimbangan hak dan kewajiban yang
tertuang dalam materi-materi perjanjian franchise tidak tercipta. Demikian pula halnya dengan perjanjian franchise Chiken Delight, Inc, meskipun
pelayanan yang diberikan kepada franchisee antara lain bantuan pemilihan lokasi dan pengembangan, namun tidak secara tegas mengatur pelatihan
yang akan diberikan kepada franchisee, oleh karena nya kontribusi yang seimbang dalam perjanjian franchise tidak muncul, padahal persoalan
pelatihan merupakan hal utama dalam menjalankan bisnis franchise. Adanya program pelatihan sangat penting terutama bagi franchisee,
karena pelatihan tersebut selain dapat meningkatkan kemampuan franchisee dalam mengelola bisnis nya sesuai dengan standar yang ditetapkan juga
sebagai sarana transfer teknologi transfer of technology, teknolgi yang ada tersebut melalui technical assistence erat kaitannya dengan kelangsungan
produksi. Disisi lain dalam rangka pengembangan bisnis secara efektif , namun demikian yang jelas dengan transfer teknologi sangat erat terhadap
prinsip bisnis perusahaan yang bersangkutan memiliki standar-standar tertentu yang sudah teruji.
44
Tanpa adanya pelatihan maka dimungkinkan sekali franchisee ketika akan mengangkat karyawannya, misalnya seperti manajer justru
----------------------------------------
44. Richard D Robinson, The International Transfer of Technology: Theory,