Hak Franchisee dalam perjanjian franchise

Umumnya dalam franchise agreement akan ditentukan antara lain mengenai materi pelatihan, jangka waktu, tanggung jawab dan alokasi keuangan untuk penyelenggaraan pelatihan. Program pelatihan ini merupakan salah satu upaya agar dalam pengoperasionalan sistem bisnis franchise antara franchisee yang satu dengan franchisee yang lain terhadap satu jenis franchise terjadi keseragaman dengan sistem bisnis franchise prinsipalnya,kemudian terhadap operasionalisasi bisnis franchise, franchisee akan mendapat bantuan tenaga asing. Kemudian kewajiban seorang franchisor dalam kaitannya dengan klausul yang tertuang dalam franchise agreement harus menyerahkan pula Spice and Formulation Bumbu danFormula terutama pada franchise jenis Fast Food kepada Franchisee.

3. Hak Franchisee dalam perjanjian franchise

Pada umumnya dalam pendirian usaha dengan menggunakan sistem franchise, pihak franchisee pada saat menandatangani perjanjian franchise telah dibebani oleh intial or up-front fee atau initial license feefranchise fee yang merupakan sunk cost bagi jaminan atas pelaksanaan bisnis franchise yang akan dijalankan oleh franchisee dengan jumlah yang relative sangat tinggi, terhadap initial fee tersebut tidak dapat diminta kembali meskipun terjadi pengakhiran perjanjian tersebut, Pembebanan fee tersebut dalam perjanjian franchise juga meliputi atas royalti - 73 - continuing royalties training fee, serta biaya lainnya anatra lain seperti advertising fee, maupun management service fee. Namun focus analisis disini lebih menekankan pada royaltinya. Pembebanan atas royalti merupakan suatu bagian dari perjanjian lisensi pada umumnya, pembebanan atas royalti tersebut juga merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh licensee atau franchisee sebagai kompensasi penggunaan trade marktrade service licencor atau franchisor. 53 Salah satu aspek hukum yang harus dipertimbangkan sebagai ”Legal audit” dalam membuka bisnis franchise baru adalah pembatasan royalti, oleh karenanya perlu pembahasan tersendiri terhadap royalti. Pada perjanjian franchise pembebanan atas royalti tersebut pada perjanjian franchise asing seringkali didasarkan pada prosentase penjualan bruto gross sales tiap bulan atau beberapa bulan yang ditentukan. 54 ----------------------------------------- 53. Menurut studi empirik terhdap bisnis franchise fast food yang dilakukan oleh Vaughn pada periode 1969-1970 terhadap 116 franchisor dari 136 franchisor yang ada, bahwa 92 sumber pendapatan franchisor diperoleh dari royalti rata-rata berkisar antara 3,0 sd 4,8 dari gross sales dan 89 berasal dari franchise fee rata-rata 5.950 - 11.540, sedangkan sisanya diperoleh dari biaya sewa dan lain-lain. Lihat Charles L. Vaughn Op Cit, h. 15 oktober 1997, bahwa hampir semua plaza dan mall di kota-kota besar di Indonesia memungut tarif sewa dengan dollar AS, pada Franchise es teler 77 tarif sewa tempat berkisar US 20-40 per meter persegi, padahal untuk satu outlet memerlukan beberapa ratus meter persegi.

54. Daniel V. Davidson, et, al, Op. Cip, h. 965. Sebagaimana ditegaskan oleh