Dengan asumsi bahwa harga pokok penjualan Cost of Goods Sales . Dalam perjanjian Franchise yayasan Oxford Course Indonesia menetapkan

royalti atas penjualan bruto gross sales pada prinsipnya lebih memberatkan dari pada dikenakan atas pendapatan bruto gross incomeprofit. Dikatakan demikian karena penjualan bruto gross sales nilainya lebih besar dan belum dikenakan pemotongan atas biaya-biaya operasional atas biaya-biaya operasional serta pajak pertambahan nilai value added taxes, pajak penghasilan maupun pajak sejenis lainnya yang semuanya masih harus ditanggung oleh pihak franchisee. Logikanya bahwa semakin besar penjualan bruto bruto sales 57 , maka nilai pembayaran royaltinya akan semakin besar. Hal ini berlaku pula dalam penentuan royalti dengan prosentase dari pendapatan bruto gross incomeprofit. Jelasnya bahwa pengenaan royalti atas dasar prosentase pada gross sales tidak lain adalah nilai dari gross sales lebih pastifixed dan franchisor tidak perlu untuk mencampuri bisnis franchisee apakah efisien ataukan tidak, yang penting menerima royalti sesuai yang diperjanjikan. Dengan kata lain bahwa pemberi lisensi franchise akan mengetahui omzet franchisee secara pasti. Selanjutnya meskipun adanya pengenaan royalti tersebut, franchisor dalam kondisi tertentu, yaitu pengenaan royalti minimum yang harus diperoleh oleh franchisor yang dikenal sebagai “minimum annual ----------------------------------------------

57. Dengan asumsi bahwa harga pokok penjualan Cost of Goods Sales .

- 77 - fee”. 58 Dengan kata lain minimum annual fee sebagaimana halnya royalti akan memberatkan pihak franchisee karena prosentase yang tinggi tersebut atau dalam batas-batas penjual bruto dibawah nilai maksimal dari royalti yang akan diterapkan, maka pengenaan royalti adalah berdasarkan minimum annual fee baik dalam perjanjian franchise lokal maupun asing. Hal semacam ini tentunya dipandang tidak fair dengan memberikan beban yang besar pada pihak franchisee melalui pengenaan fee terutama atas pemungutan royalti tersebut. Hal ini pula akan dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kelanjutan perjanjian franchise, sebagaimana tercantum dalam perjanjian franchise oxford course indonesia, salah satu sumber yang menimbulkan kasus kaitannya dengan royalti terlihat pada kasus Dunkin’ Donuts of Amerika, Inc, V Middletown Donut Corporation sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa selain dikenal franchise fee sebesar 4,9 dari gross sales, juga dikenai advertising fee sebesar 2 dari gross sales. Pada Holiday Inn U.K Inc, yang memfranchisekan dalam bidang perhotelan, selain mengenakan minimum initial franchisee sebesar 7,500 ditambah 50 per kamar, franchise royalti sebesar 7,5 per kamar per malam atau 3 dari pendapatan bruto perk kamar dan masih ditambah biaya-biaya lain seperti ------------------------------------------------

58. Dalam perjanjian Franchise yayasan Oxford Course Indonesia menetapkan

minimum pertahun adalah Rp 3 juta sedangkan pada Delight Chicken, Inc, sebesar US 3,000. - 78 - reservation terminal lease fee, initial service mark, system reservation anda sales office fee. 59 Dengan demikian memberikan gambaran bahwa bisnis franchise adalah bisnis besar yang hanya dapat dijalankan oleh pengusaha menengah keatas, juga tidak ada kontribusi yang fair, terlihat besarnya royalti dan biaya- biaya lainnya other fee yang tidak diimbangi olehtechnical assintence atau pelatihan yang memadai. Persoalan kemudian akan muncul ketika di satu sisi franchisor memperoleh royalti yang rlatif besar dengan kurang memperhatikan pelatihan sebagai kontribusi yang strategik sebagai upaya pengefisienan bisnis franchise, disisi lain ketika omzet franchise mengalami penurunan maka hal ini akan menjadi pertimbangan franchisor untuk meninjau hubungan franchisenya bahkan memutuskan, sebagaimana halnya dalam kasus Seven Up Bottling Company Bangkok Ltd,. V.Pepsico, Inc,. Sebagaimana tersebut sebelumnya. Franchising sebagai suatu perjanjian perdata yang mengandung aspek perniagaan maka akan terkait oleh fiskalpajak. 60 . Jika dikaitkan dengan pengenaan pajak penghasilan bahwa berdasrkan Undang-Undang -------------------------------

59. M. Mendelsohn, The Guide to Franchising, Op, Cit, h, 167.