Bambang Riyadi MBA, International Franchise Business

- 186 - • Prosedur keluhan pelanggan. Semua franchisor seharusnya sadar akan kebutuhan secara konstan untuk tetap meninjau metode mereka serta meperkenalkan perubahan- perubahan dan variasi sehingga operasi mereka berada di pasar terdepan. Perubahan dan variasi tersebut seharusnya direfleksikan dalam pelengkap dan perbaikan pada buku pedoman. Dengan demikian franchisor tetap selalu mendapatkan informasi dan mengikuti perkembangan. Hal ini mungkin harus diterapkan terutama pada bagian pemasaran, periklanan dan promosi dari buku pedoman tersebut. Karena alasan ini, bab pemasaran seringkali disusun sebagai volume yang terpisah untuk lebih mempermudah proses memperbaruhinya.

B. ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Bentuk perjanjian Franchise yang dapat memberikan perlindungan

hukum bagi Franchisee Didalam franchising “mastery” yang diperlukan adalah bahwa calon franchisor sudah sangat memahami bisnis dari usaha yang akan difranchise kan, bukan hanya dalam hal operasional, tetapi seluruh aspek bisnis yang membuat usaha tersebut terukur potensi sukses dan keuntungan. Hal tersebut termasuk bagaimana sang pengusaha memahami kiat-kiat pemasaran, pengelolaan keuangan dan bahkan pengelolaan administrasi kantor. 80 ----------------------------------------

80. Bambang Riyadi MBA, International Franchise Business

Management , Majalah Info Franchise Indonesia. - 187 -

1.1. Franchise Format Bisnis

Dalam Franchise model ini, menurut pengertian yang diberikan oleh Martin Mandelsohn dalam Franchising : Petunjuk Praktis bagi Franchisor dan Franchisee, adalah : “Pemberian lisensi oleh seorang FranchisorPemberi Waralaba kepada pihak lain FranchiseePenerima Waralaba, lisensi tersebut memberi hak kepada Penerima Waralaba untuk berusaha dengan menggunakan merek dagangnama dagang Pemberi Waralaba dan untuk menggunakan keseluruhan paket, yang terdiri dari seluruh elemen yang diperlukan untuk membuat seorang yang sebelumnya belum terlatih dalam bisnis dan untuk menjalankannya dengan bantuan yang terus- menerus atas dasar-dasar yang telah ditentukan sebelumnya” Selanjutnya menurut Martin Mandelsohn menyatakan bahwa WaralabaFranchise Format Bisnis ini terdiri atas : - Konsep bisnis yang menyeluruh dari Pemberi WaralabaFranchisor - Adanya proses permulaan dan pelatihan atas seluruh aspek pengelolaan bisnis sesuai dengan konsep Pemberi Waralaba Franchisor - Proses bantuan dan bimbingan yang terus-menerus dari pihak Pemberi WaralabaFranchisor. Konsep ini berhubungan dengan pengembangan cara untuk menjalankan bisnis secara sukses yang seluruh aspeknya berasal dari Pemberi WaralabaFranchisor. Franchisor ini akan mengembangkan apa yang disebut dengan “Cetak biru” sebagai dasar pengelolaan Franchise - 188 - format bisnis tersebut, Cetak biru yang baik hendaknya dapat : 1. Melenyapkan sejauh mungkin, risiko yang biasanya melekat pada bisnis yang baru dibuka; 2. Memungkinkan seseorang yang belum pernah memiliki pengalaman atau mengelola bisnis secara langsung, mampu untuk membuka bisnis dengan usahanya sendiri, tidak hanya dengan format yang telah ada sebelumnya, tetapi juga dengan dukungan sebuah organisasi dan jaringan milik Franchisor. 3. Menunjukkan dengan jelas dan rinci bagaimana bisnis yang di Franchise kan tersebut harus dijalankan

1.2. Franchise Distribusi Produk

Franchise model ini adalah bentuk WaralabaFranchise yang paling sederhana, dimana Franchisor memberikan hak kepada Franchisee untuk menjual produk yang dikembangkan oleh Franchisor yang disertai dengan pemberian izin untuk menggunakan merek dagang milik Franchisor. Pemberian izin penggunaan merek dagang tersebut diberikan dalam rangka penjualan produk yang di Franchise kan tersebut. Atas pemberian izin penggunaan mererk dagang tersebut biasanya Franchisor memperoleh suatu bentuk pembayaran royalty di muka dan selanjutnya Franchisor memperoleh keuntungan yang sering juga disebut dengan royalty berjalan melalui penjualan produk yang di Franchise kan kepada Franchisee. Dalam bentuk yang sederhana ini, Franchise produk dan - 189 - merek dagang seringkali mengambil bentuk keagenan distributor atau lisensi penjualan. Seorang pengusaha yang telah memiliki 33 outlet dan merencanakan untuk memfranchisekan usahanya apakah mereka itu telah mastery dalam bisnisnya kami coba dulu mengevaluasi tingkat keuntungan setiap outletnya karena selama ini pembukuan keuangannya terpusat dan menjadi satu untuk seluruh outlet. Dari evaluasi tersebut terlihat bahwa hanya 7 outlet yang mempunyai keuntungan sangat luar biasa 26 outlet lain sisanya tidak luar biasa, tidk rugi, tetapi tingkat keuntungan bisnisnya tidak menarik. Dari analisa tersebut kami dapat melihat bahwa sang pengusaha ini tidak memahami dengan ahli bagaimana cara memilih lokasi yang baik untuk bisnisnya. Dia juga tidak punya standar dalam menentukan biaya usaha, artinya ada kemungkinan dia tidak akan memberikan arahan yang tepat bagi franchiseenya nanti bila bisnis franchiseenya tidak dapat mencapai target karena masalah tempat dan biaya operasi.

1.3. Franchise Asal Negara Franchise

Sekalipun seorang pengusaha telah mempunyai pengalaman selama puluhan tahun dan telah memiliki banyak outlet belum tentu dia siap untuk mewaralaba kan usahanya. 81 ------------------------------------

81. Ibid.