Manfaat Pengaturan Tindak Pidana Pembunuhan dalam Hukum

Ketiadaan perbaikan tidak membawa kekacauan dan anarki sebagaimana dalam ketiadaan kebutuhan-kebutuhan hidup. Ketiga tujuan yang telah diuraikan diatas merupakan tujuan tindak pidana Islam secara umum, sehingga dapat dijadikan sebagai tujuan dari tindak pidana pembunuhan. Terlebih dalam tujuan pertama, yang membahas al maqasid al syari’aj al khamsah yang salah satu dari tujuan tersebut adalah Hifzh al nafsi memelihara jiwa, hal ini merupakan salah satu dari tujuan tindak pidana pembunuhan berdasarkan hukum pidana Islam.

2. Manfaat Pengaturan Tindak Pidana Pembunuhan dalam Hukum

pidana Islam Hukum pidana Islam dalam menilai dari manfaat dibentuknya pengaturan mengenai tindak pidana pembunuhan tidak terlepas dari penerapan sanksi hukuman kepada pelaku pembunuhan. Menurut jumhur ulama, penerapan hukum pidana Islam memiliki beberapa maanfaat, baik itu bagi pelaku pembunuhan, keluarga yang ditinggalkan maupun bagi masyarakat luas yaitu: 92 a. Mewujudkan keadilan dan menolong yang terzhalimi dengan memberikan kemudahan bagi wali korban untuk membalas pelaku seperti yang dilakukannya kepada korban. Hal ini telah dijelaskan Allah Azza wa Jalla berfirman dalam surah Al-Israa’ ayat 33. 92 Kholid syamsudi , http:almanhaj.or.idcontent3121slash0qishash, diakses pada hari Rabu, 26 Maret 2014, Pukul 23.11 wib. Universitas Sumatera Utara b. Menjadi sarana taubat dan pensucian dari dosa yang telah dilanggarnya, karena qishash menjadi kaffarah penghapus dosa pelakunya, Hal ini dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya: Kalian harus berbaiat kepadaku untuk tidak berbuat syirik, tidak mencuri dan tidak berzina, tidak membunuh anak kalian, tidak melakukan kedustaan dan berbuat durhaka dalam hal yang ma`ruf. Barangsiapa di antara kalian menunaikannya maka pahalanya ada pada Allah dan siapa yang melanggar sebagiannya lalu dihukum di dunia, maka hukuman itu sebagai penghapus baginya dan siapa yang melanggarnya lalu Allah tutupi; maka urusannya diserahkan kepada Allah. Bila Ia kehendaki maka mengadzabnya dan bila Ia menghendaki maka mengampuninya. Muttafaqalaihi. c. Hukuman yang dinamakan qishash yang kenyataannya adalah hukuman mati, pada hakikatnya adalah jaminan keberlangsungan hidup bagi manusia. Karena apabila seseorang mengetahui, bahwa ia akan dibunuh secara qishash dihukum mati jika melakukan pembunuhan terhadap orang lain, ia akan menahan diri dari melakukan pembunuhan. Ia menahan diri untuk tidak bergegasbersegera melakukannya. Ia juga akan menahan diri agar tidak terjatuh dalam perbuatan tersebut. Hal ini diibaratkan seperti pemberian jaminan kelangsungan hidup bagi jiwa manusia. Jika seseorang sedang marah kemudian berkeinginan untuk melakukan pembunuhan, ia ingatsadar bahwa membunuh seseorang akan mengakibatkan dirinya juga akan dibunuh. Dengan demikian, ia menjadi takut. Akhirnya, keinginan membunuh ia tinggalkan. Dengan ini pula, menjadi hiduplah orang yang Universitas Sumatera Utara sebelumnya ingin dia bunuh. Hidup pulalah dirinya, karena ia tidak jadi membunuh sehingga qishash pun tidak berlaku padanya. Oleh karena itu, pembunuhan terhadap seorang yang membunuh jiwa sebagai bentuk balasan yang setimpal menjadi sebab berlangsungnya kehidupan bagi banyak jiwa, hal ini sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah swt. Dan dalam qishash itu ada jaminan kelangsungan hidup bagimu. QS. Al- Baqarah: 179

E. Unsur-Unsur Umum Tindak Pidana Pembunuhan dalam Hukum