Unsur Pembunuhan dalam KUHP

c. Kausalitas yakni hubungan antara suatu tindak pidana sebagai penyebab dengan sesuatu kenyataan sebagai akibat. Setelah merumuskan unsur subjektif dan unsur objektif, maka perlu pula dilihat unsur tindak pidana yang terdapat dalm suatu delik atau rumusan pidana. Menurut Simons, unsur tindak pidana meliputi: 57 a. Diancam dengan pidana oleh hukum; b. Bertentangan dengan hukum; c. Dilakukan oleh orang yang bersalah; dan d. Orang itu dipandang bertanggung jawab atas perbuatannya

2. Unsur Pembunuhan dalam KUHP

Tindak pidana pembunuh dalam hukum Indonesia diatur secara umum didalam kitab undang-undang hukum pidana. Pengaturan tindak pidana pembunuhan dalam kitab undang-undang hukum pidana Indonesia terdapat dalam Bab XIX, yang membahas mengenai kejahatan terhadap nyawa. Pada bab ini, kejahatan terhadap nyawa diatur dalam pasal 338 sampai dengan pasal 350 KUHP. Kejahatan terhadap nyawa diatur sesuai dengan perbuatan yang dilakukan oleh pelaku pembunuhan. Menurut Adami Chazawi, Kejahatan terhadap nyawa dalam KUHP dapat dibedakan atau dikelompokkan atas 2 dua dasar, yaitu: 58 a. Atas dasar unsur kesalahannya 57 Andi Hamzah, Op.Cit., hal. 88. 58 Adami cahzawi, kejahatan terhadap tubuh dan nyawa, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010, hal. 55. Universitas Sumatera Utara Atas dasar kesalahannya dibedakan pula menjadi 2 dua bagian, adapun 2 dua bagian tersebut yaitu: 1 Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja dolus midrijiven, adalah kejahatan yang dimuat dalam Bab XIX KUHP, pasal 338 sampai dengan pasal 350 KUHP, kejahatan ini biasanya dilakukan dengan adanya niat, perncanaan dan adanya waktu yang cukup untuk melakukan pembunuhan; 2 Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan tidak sengaja culpose midrijen, dimuat dalam Bab XXI khusus pasal 359, biasannya kejahatan ini dilakukan tidak diiringi dengan niat, perencanaan, dan waktu yang cukup memadai dalam melakukan suatu perbuatan. b. Atas dasar obyeknya nyawa. Kejahatan terhadap nayawa atas dasar objeknya kepentingan hukum yang dilindungi, maka kejahatan terhadap nyawa dengan sengaja dibedakan dalam 3 tiga macam, yakni: 1 Kejahatan terhadap nyawa orang pada umumnya, di muat dalam pasal 338, 339, 340, 344, dan 345; 2 Kejahatan terhadap nyawa bayi pada saat atau tidak lama setelah dilahirkan, dimuat dalam pasal :341, 342, dan 343; 3 Kejahatan terhadap nyawa bayi yang masih ada dalam kandungan ibu janin, dimuat dalam pasal 346, 347, 348 dan 349. Universitas Sumatera Utara Tindak pidana pembunuhan yang diatur dalam Bab XIX, merupakan tindak pembunuhan yang dilakukan dengan keengajaan, sehingga setiap perbuatan yang dilakukan harus memenuhi unsur kesengajaan yang terdapat dalam diri pelaku tindak pidana pembunuhan. Menurut Wirjono Prodjodikoro, kesengajaan itu harus mengandung 3 tiga unsur tindakan pidana, yaitu: 59 1 perbuatan yang dilarang; 2 akibat yang menjadi pokok alasan diadakan larangan itu, dan 3 bahwa perbuatan itu melanggar hukum. Setelah mengetahui unsur-unsur kesengajaan dalam tindak pidana pembunuhan, maka perlu pula diketahu imacam-macam perbuatan kesengajaan yang dilakukan oleh pelaku kejahatan. Menurut Wirjono Prodjodikoro, terdapat 3 tiga macam kesengajaan, yaitu: 60 1 kesengajaan yang bersifat tujuan untuk mencapai sesuatu opzet als oogmerk; Terdapat dua teori yang saling bertentangan dalam menilai unsur kesengajaan bersifat tujuan, yaitu: a teori kehendak wilstheorie dan b teori bayangan voorstellingstheorie Teori kehendak menganggap keengajaan opzet ada apabila perbuatan dan akibat suatu tindakan pidana dikehendaki oleh sipelaku. Sedangkan teori bayangan menganggap kesengjaan dan apabila si 59 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: Rarifa Aditama 2003, hal. 66. 60 Ibid. Universitas Sumatera Utara pelaku pada waktu mulai melakuian perbuatan ada bayangan yang terang bahwa akibat yang bersangkutan akan tercapai, maka dari itu menyusuaikan perbuatannya dengan akibat itu; 61 2 Kesengajaan Secara Keinsyafan Kepastian Opzet Bij Zekerheids- Bewustzijn Kesengajaan secara keinsyafan kepastian adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tidak bertujuan untuk mencapai akibat yang menjadi dasar daridilict, tepi ia tahu dan sadari benar bahwa akibat itu pasti mengkitui perbuatan itu. Dan apabila itu terjadi, maka menurut teori kehendak wisltheorie menganggap akibat tersebut juga dikehendaki oleh pelaku, karena itu ada kesengajaan. Sedangkan menurut teori bayangan voorstelling-theorie akibat itu bukan kehendak pelaku tetapi bayangan atau gambaran dalam gagasan pelaku, bahwa akibat itu pasti terjadi, maka juga ada kesengajaan; 3 Kesengajaan secara Keinsyafan Kemungkinan 0pzet Bijmogelijkheids -bewustzijn Bedanya dengan kesengajaan tujuan dan kesenjngaan keinsyafan kepastian, kesenjangaan keinsyafan kemungkinan pelaku yang membayangkan kemungkinan belaka. Menurut Van Dijk dan Pompe yang dikutip oleh Wirjono Prodjidokoro bahwa dengan hanya ada 61 Ibid, hal. 67. Universitas Sumatera Utara keinsyafan kemungkinan, tidak ada kesengajaan, tetapi hanya mungkin ada culpa, atau kurang berhati-hati. 62

E. Sanksi Tindak Pidana Pembunuhan dalam Delik Pembunuhan Biasa