Sanksi Tindak Pidana Pembunuhan dalam Delik Pembunuhan Biasa

keinsyafan kemungkinan, tidak ada kesengajaan, tetapi hanya mungkin ada culpa, atau kurang berhati-hati. 62

E. Sanksi Tindak Pidana Pembunuhan dalam Delik Pembunuhan Biasa

dalam Bentuk Pokok Menurut Adami Chazawi Stelsel pemidanaan merupakan bagian dari hukum penitensier yang berisi tentang hukum pidana, batas-batas penjatuhan pidana, cara penjatuhan pidana, cara dan dimana menjalankannya, begitu juga mengenai pengurangan, penambahan dan pengecualian penjatuhan pidana. 63 Disamping itu, hukum penitensier juga berisi tentang sistem tindakan maatragel stelsel. Dalam usaha negara mempertahankan dan menyelenggarakan ketertiban, melindunginya dari perkosaan-perkosaan terhadap kepentingan hukum, secara represif disamping diberi hak dan kekuasaan menjatuhkan pidana, negara juga diberi hak untuk menjatuhkan tindakan. 64 Menurut Sudarto dalam Abul Khair dan Mohammad Eka Putra, pemidanaan itu kerap kali sinonim dengan kata penghukuman. Penghukuman berasal dari kata hukum, sehingga dapat diartikapkan sebagai menetapkan hukum atau memutuskan tentang hukumnya berechten. 65 62 Ibid, hal 69. 63 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Jakarta: Rajawali Press, 2013, hal. 23. 64 Ibid. 65 Abul Khair dan Moh. Eka Putra, Op.Cit., hal. 7. Penghukuman dalam perkara pidana, sinonim dengan pemidanaan atau pemberian atau penjatuhan pidana oleh hakim. Penghukuman dalam hal ini mempunyai makna sama dengan sentence Universitas Sumatera Utara conditionally atau voorwadelijk veroordeeld yang sama artinya dengan dihukum bersyarat atau pidana bersyarat. 66 Jerome Hall dalam Abul Khair dan Mohammad Eka Putra membuat deskripsi yang terperinci mengenai pemidanaan, yaitu sebagai berikut: 67 1. Pemidanaan adalah kehilangan hal-hal yang diperlukan dalam hidup; 2. Ia memaksa dengan kekerasan; 3. Ia diberikan atas nama negara;” ia diotorisasikan;” 68 4. Pemidanaan mensyaratkan adanya peraturan-peraturan, pelanggaran- nya, dan penentuannya yang diekspresikan di dalam putusan; 5. Ia diberikan kepada pelanggar yang telah melakukan kejahatan, dan ini mensyaratkan adanya sekumpulan nilai-nilai yang dengan beracuan kepadanya, kejahatan dan pemidanaan itu signifikan dalam etika; dan 6. Tingkat atau jenis pemidanaan berhubungan dengan perbuatan kejahatan, dan diperberat atau diringankan dengan melihat personalitasm kepribadian sipelanggar, motif dan dorongannya. KUHP telah mengatur bentuk sanksi atau ancaman hukuman yang diterapkan terhadap pelaku kejahatan. Rincian mengenai penjatuha pidana diatur dalam pasal 10 KUHP. Menurut stelsel KUHP, pidana dibedakan menjadi dua kelompok, antara pidana pokok dengan pidana tambahan. Pidana pokok terdiri dari pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan, pidana denda dan pidana 66 Ibid. 67 Ibid, hal. 9. 68 Diotorisasikan adalah pelimpahan kewenangan secara penuh kepada negara sebagai organisasi tertinggi untuk membuat suatu peraturan atau hukum untuk menjalan tugas dan fungsi negara dalam melindungi masyarakat yang telah mengikatkan diri kepada negara tersebut dalam melakukan interaksi dengan masyarakat lainnya, sehingga terciptalah masyarakat yang tenteram, damai dan sejahtera. Universitas Sumatera Utara tutupan. Sedangkan pidana tambahan terdiri dari pidana pencabutan hak-hak tertentu, pidana perampasan barang-barang tertentu, dan pidana pengumuman keputusan hakim. Secara khusus, pembahasan dalam tulisan ini adalah mengenai hukuman atau sanksi yang diterapkan dalam pasal 338 KUHP, yaitu mengenai tindak pidana pembunuhan biasa dalam bentuk pokok doodsalg. Pasal 338 telah menyebutkan bahwa, hukuman atas tindak pidana pembunuhan biasa dalam bentuk pokok yang dilakukan adalah dipidana paling lama 15 tahun penjara. Sebenarnya tidaklah tepat kalau dikatakan hal tersebut sebagai hukuman, melainkan suatu ancaman hukuman. Hukuman merupakan vonis dari hakim yang diterima si pelaku atas kesalahannya yang telah incracht, sedangkan ancaman hukuman adalah suatu ancaman yang ditujukan kepada setiap manusia berdasarkan bunyi pasal undang-undang. Menurut P.A.F Lamintang dalam Dwijaya Priyatno, mengemukakan pidana penjara adalah suatu pidana berupa pembatasan kebebasan bergerak dari seorang terpidana, yang dilakukan dengan menutup orang tersebut didalam sebuah lembaga pemasyarakatan, dengan mewajibkan orang itu untuk mentaati semua peraturan tata tertib yang dilakukan pemasyarakatan, yang dikaitkan dengan suatu tindakan tata tertib bagi mereka yang telah melanggar peraturan tersebut. 69 Pidana penjara berdasarkan pasal 10 KUHP merupakan salah satu pidana pokok. Pidana penjara merupakan pidana penjara berdasarkan pasal 12 ayat 1 69 Dwija Priyatno, Sistem Pelaksanaan Penjara di Indonesia, Bandung: Refika Aditama, 2006, hal. 71. Universitas Sumatera Utara terbagi dua, 70 yaitu pidana penjara seumur hidup dan pidana penjara sementara waktu. Pidana penjara adalah seumur hidup atau selama waktu tertentu pasal 12 KUHP. pidana penjara selama waktu tertentu paling pendek adalah satu hari dan paling lama lima belas tahun bertutut-turrut pasal 12 ayat 2 KUHP. Berdasarkan hal tersebut dalam tindak pidana pembunuhan biasa dalam bentuk pokok, bahwa sanksi hukuman yang diterapkan adalah pidana penjara dalam waku tertentu, yaitu dengan ancaman maksimal selama lima belas tahun penjara, sedangkan ancaman minimalnya dibatasi dengan paling pendek selama satu hari. 70 Pasal 12 ayat 1 KUHP menyebutkan bahwa, “pidana penjara adalah seumur hidup atau selama waktu tertentu.” Universitas Sumatera Utara

BAB III PENGATURAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BIASA DALAM

BENTUK POKOK DOODSLAG BERDASARKAN HUKUM PIDANA ISLAM

A. Sejarah Terjadinya Pembunuhan

Pembunuhan pertama dalam kehidupan manusia adalah pembunuhan yang dilakukan oleh Qabil terhadap Habil. Hal ini sebagaimana dijelaskan Allah swt. dalam surah Al-Maidah ayat 27 sampai dengan 31. Dalam ayat 30, antara lain disebutkan: 71 Atas terbunuhnya Habil oleh Qabil, maka itu merupakan sejarah pertama kali di muka bumi ini mengenai pembunuhan. Sehingga ketika berbicara mengenai latar belakang terjadinya pembunuhan untuk yang pertama kali di muka Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah makaa jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi. QS. Al-Maidah: 30. Qabil dan Habil adalah putera Nabi Adam as. dan Hawa. Untuk melanjutkan garis keturunan, Nabi Adam as. menjodohkan Habil dengan Iqlima dan Qabil dengan Labuda. Namun, Qabil merasa ia lebih berhak atas Iqlima dikarenakan Qabil dan Iqlima lahir secara bersamaan dan ditambah lagi Iqlima memiliki wajah yang lebih cantik dibandingkan dengan Labuda, sehingga hal tersebutlah yang membuat Qabil merasa iri sekaligus dengki terhadap Habil. Oleh karena keirian tersebut, maka Qabil yang telah dipengaruhi oleh syaithan, memutuskan untuk membunuh Habil. 71 Ahmad Wardi Muslich, Op.Cit., hal. 135 Universitas Sumatera Utara