Pengertian Hukum Islam TINJAUAN KEPUSTAKAAN

dimuat artinya sebagai pemberi hidup, jiwa atau roh. Sedangkan kata jiwa dimuat artinya sebagai roh manusia yang ada ditubuh dan menyebabkan hidup, seluruh kehidupan batin manusia. Pengertian nyawa dimaksudkan adalah yang menyebabkan kehidupan manusia. Menghilangkan nyawa berarti menghilangkan kehidupan manusia yang secara umum disebut “ pembunuhan.” 20

3. Pengertian Hukum Islam

Dari definisi diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan mengenai definisi dari suatu pembunuhan, yaitu pembunuhan merupakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang danatau beberapa orang dengan sengaja, tidak sengaja atau karena kesalahan menyebabkan matinya atau hilangnya nyawa manusia secara melawan hukum sehingga menyebabkan tidak berfungsinya lagi anggota tubuh secara normal dikarenkan telah terpisahnya antara roh dengan raga. Sebelum menguraikan makna hukum Islam secara keseluruhan, ada baiknya diuraikan pengertian “hukum” terlebih dahulu. Kata hukum secara etimologi berasal dari akar kata bahasa Arab, yaitu “hakama” yang mendapat imbuhan “al,” sehingga menjadi “al-hakam,” bentuk masdar dari “hakam, yahkam.” Selain itu bentuk mufrad dan bentuk jamaknya adalah ”al-ahkam.” 21 20 Ledan Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Tubuh, Jakarta: Sinar Grafika, 2000, hal. 2. 21 Zainuddin Ali, Hukum Islam, Jakarta , Sinar Grafika, 2008, hal. 1 Berdasarkan kata tersebut, melahirkan kata “al-hakamah” artinya adalah kebijaksanaan. Maksudnya, orang yang memahami hukum lalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-harinya dianggap sebagai orang yang bijaksana Universitas Sumatera Utara Abu Al-Husain Ahmad bin Faris mengemukakan sebagaimana dikutip oleh Hamka Haq menyebutkan bahwa, “ kata hukum berakar dari ha, ka, ma mengandung makna mencegah atau menolak, yaitu mencegah ketidak adilan, mencegah kezaliman, mencegah penganiayaan dan menolak bentuk kemufsadatan lainnya.” Sedangkan Ahmad Munif Suratmaputra mengatakan bahwa, “selain itu akar kata, ha, ka, ma dapat melahirkan kata “alhakamah” yang memiliki arti kendali atau kekangan kuda, yaitu hukum dapat megendalikan dan mengekang seseorang dari hal-hal yang sebenarnya dilarang oleh agama.” 22 Penyebutan hukum Islam sering dipakai sebagai terjemahan syariat Islam atau fiqh Islam. Apabila sayariat Islam diterjemahkan sebagai hukum Islam hukum in abstacto, maka berarti syariat Islam yang di pahami dalam makna yang sempit. Karena kajian syariat Islam meliputi aspek i’tiqadiyah, khuliqiyah, dan ‘amal syar’iyah. Sebaliknya bila hukum Islam menjadi terjemahan fiqh Islam, maka hukum Islam termasuk kajian bidang ijtihadi yang bersifat dzanni. Dalam dimensi lain hukum Islam selalu dihubungkan dengan legalitas formal suatu negara, baik yang terdapat dalam kitab-kitab fiqh maupun yang belum. Kalau Hukum Islam merupakan istilah khas Indonesia, sebagai terjemahan dari al-fiqh al-Islamy atau keadaan konteks tertentu dari as-syariah al-islamy. Istilah ini dalam wacana ahli hukum barat disebut Islamic Law. Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, istilah al-hukm al-Islam tidak ditemukan. Namun yang digunakan adalah kata syariat Islam, yang kemudian dalam penjabarannya disebut istilah fiqh. 22 Ibid. Universitas Sumatera Utara demikian adanya, kedudukan fiqh Islam bukan lagi sebagai hukum Islam in abstacto pada tataran fatwa dan doktrin melainkan sudah menjadi hukum islam inconcreto pada tataran aplikasi atau pembumian. 23 Namun demikian, untuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang hukum Islam, maka yang harus dilakukan menurut H. Mohammad Daud Ali adalah sebagai berikut: 24 1. Mempelajari hukum Islam dalam kerangka dasar, dimana hukum Islam menjadi bagian yang utuh dari ajaran dinul Islam; 2. Menempatkan hukum Islam dalam: Al-Hakam Assyariah Al-Amaliyah, Al- Hakam al-A’taqodiyah, dan Al-Hakam Assyariah Al-Khaqiyah; 3. Dalam aplikasinya saling memberikan keterkaitan antara syariah dan fiqh yang walaupun dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan; 4. Dapat mengatur tata hubungan kehidupan, baik secara vertikal maupun horizontal. Berdasarkan ruang lingkup hukum Islam yang telah diuraikan ditentukan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Hukum Islam adalah bagian dan bersumber dari ajaran agama Islam; 2. Hukum Islam mempunyai hubungan yang erat dan tidak dipisahkan dengan iman dan kesusilaan atau akhlak Islam; 3. Hukum Islam mempunyai istilah kunci, yaitu a syariah, dan b fiqh. Syariah bersumber dari wahyu Allah swt dan sunnah Nabi Muhammad 23 Ibid, hal. 2 24 Ibid, hal. 3 Universitas Sumatera Utara saw dan fiqh adalah hasil pemahaman manusia bersumber dari nash-nash yang bersifat umum; 4. Hukum Islam terdiri atas dua bidang utama, yaitu 1 hukum ibadah, dan 2 hukum muamalah dalam arti luas bersifat terbuka untuk dikembangkan oleh manusia yang memenuhi syarat untuk itu dari masa ke masa; 5. Hukum Islam mempunyai struktur yang berjalan berlapis-lapis seperti dalam bentuk bagan tangga bertingkat. Dalil Al-Qur’an yang menjadi hukum dasar dan mendasari sunnah Nabi Muhammad saw. dan lapisan- lapisan seterusnya kebawah; 6. Hukum Islam mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari pahala; 7. Hukum Islam dapat dibagi menjadi: 1 hukum taklifi atau hukum taklif, yaitu Al-Ahkam Al-Khamsah yang terdiri atas lima kaidah jenis hukum, lima penggolongan hukum, yaitu jaiz, sunnah, makruh, wajib, dan haram, dan 2 hukum wadh’i, yaitu hukum yang mengandung sebab, syarat, halangan terjadi atau terwujudnya hubungan hukum. Al-Qur’an merupakan penjelasan Allah tentang syariat, sehingga disebut al-Bayan penjelasan. Penjelasan dimaksud secara garis besar mempunyai empat cara dan salah satu diantaranya adalah Allah memberikan penjelasan dalam bentuk nash tekstual tenatang syariat tertentu, misalnya orang yang membunuh tanpa hak, sanksi hukum bagi pembunuh tersebut adalah harus dibunuh oleh keluarga korban atas putusannya dari pengadilan. Orang berzina harus dicambuk 100 kali bagi pelaku yang belum terikat pernikahan ataupun perkawinan. Namun Universitas Sumatera Utara bagi pelaku yang sudah terikat pernikahan atau perkawinan hukumannya adalah rajam, yaitu dilempari dengan batu sampai mati.

F. METODE PENELITIAN

Pengumpulan data dan informasi untuk penulisan skripsi ini telah dilakukan melalui pengumpulan data-data yang diperlukan untuk dapat mendukung penulisan skripsi ini sehingga hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Untuk dapat merampungkan penyajian skripsi ini agar dapat memenuhi kriteria sebagai tulisan ilmiah diperlukan data yang relevan dengan skripsi ini. Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan itu, maka penulisan skripsi ini metode yang dipakai adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yakni merupakan penelitian yang dilakukan dan ditujukan pada berbagai peraturan perundang-undangan tertulis dan berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi law in book. Penelitian hukum normatif ini disebut juga dengan penelitian doktrinal doctrinal research atau hukum dikonsepkan sebagai kaedah atau norma yang merupakan patokan perilaku manusia yang dianggap pantas. 25 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif analitis. Menurut Whitney, metode deskriftif adalah 25 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, 2006, hal. 118. Universitas Sumatera Utara