Berdasarkan Al-Qur’an Dasar Hukum Tindak Pidana Pembunuhan dalam Hukum Pidana

Qadir Audah didalam buku Ahmad Wardi Muslich, pengertian pembunuhan semi sengaja adalah sebagai berikut: “pembunuhan menyerupai semi sengaja adalah suatu pembunuhan dimana pelaku sengaja memukul korban dengan tongkat, cambuk, batu, tangan, atau benda lain yang mengakibatkan kematian. 87

C. Dasar Hukum Tindak Pidana Pembunuhan dalam Hukum Pidana

Islam Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembunuhan semi sengaja merupakan pembunuhan yang meliputi dua unsur, yaitu kesengajaan dan kekeliruan. Artinya bahwa perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, tapi tujuannya bukan untuk membunuh, dikarenakan alat yang digunakan adalah alat yang pada umumnya tidak mungkin untuk membunuh seseorang. Contohnya, seseorang memukul orang lain dengan tongkat, dan kemudian mati. Secara logika tidak mungkin orang yang dipukul dengan tongkat itu mati dikrenakan tongkat itu bukanlah alat yang dapat untuk membunuh. Adapun beberapa sanksi pembunuhan yang diatur didalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan Al-Qur’an

Allah swt. berfirman dalam Surah Al-An’aam ayat 151 yang menerangkan bahwa adanya pengharaman mengenai untuk tidak mempersekutukan Allah swt. membunuh anak dikarenakan miskin, perintah untuk selalu berbuat baik kepada 87 Ibid, hal. 141. Universitas Sumatera Utara ibu dan bapak, dan untuk tidak berbuat keji, baik itu yang terlihat maupun tidak terlihat, serta adanya larangan untuk membunuh kecuali dengan syara-syarat kebolehan yang telah ditentukan yaitu sebagai berikut: “Katakanlah Muhammad, bawalah apa yang diharamkan Tuhan Kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apapun, berbuat baik dengan ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.” QS. Al-An’aam: 151 Allah swt. juga berfirman dalam surah Al-Israa’ yang menerangkan mengenai pelarangan membunuh anak yang disebabkan miskin, karena yang memberi rizki adalah Allah swt. dan kemiskinan bukan dikarenakan faktor banyak atau sedikitnya jumlah anak dalam keluarga, adapun bunyi ayat tersebut sebagai berikut: “Dan janganlah kamu membunuh anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rizki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar.”QS. Al-Israa: 31 Menurut Tafsir Syeikh Muhammad Mutawalli Sya’rawi, mengenai surah Al- Israa’ ayat 31 diatas yaitu: “... Kata pembunuhan dalam firman Allah swt diatas diatas berarti usaha yang dilakukan untuk mennghilangkan nyawa kehidupan seseorang. Ia Universitas Sumatera Utara juga berarti mematikannya. Akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan yang harus diperhatikan. Membunuh adalah menghilangkan kehidupan seseorang dengan merusak struktur fisik. Sedangkan kematian adalah sebuah proses yang dimulai dengan berpisahnya nyawa dengan raga, kemudian terjadilah pembusukan pada pada fisik itu. Jadi, kematian itu untuk hilangnya secara alami. Dalam ayat yang dikaji ini pembunuhan terhadap anak dilarang karena ia adalah perbuatan manusia dalam merusak raga hingga menyebabkan hilangnya nyawa. Pembunuhan sangat berbeda dengan kemaatian .....” 88 88 Syeikh Muhammad Mutawalli Sya’rawi, Tafsir Sya’rawi, Jilid VIII, Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 2008, hal. 120-121. Kemudian Allah swt. memerintahakan manusia untuk tidak melakukan pembunuhan keucali dengan pembunuhan yang dibenarkan, dan jika seseorang melakukan pembunuhan dengan cara-cara yang dilarang, maka Allah swt. memberikan hak kepada keluarga korban atau wali dari korban pembunuhan untuk melakukan pembalasan dengan cara-cara yang baik, adapun bunyi ayat tersebut sebagai berikut: “Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan oleh Allah membunuhnya, kecuali dengan suatu alasan yang benar. dan barangsiapa yang membunuh secara dzalim, maka sungguh kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan, sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan.”QS. Al-Israa: 33 Universitas Sumatera Utara Melalui surah Al-Furqaan, Allah swt. kembali memperingatkan hambanya mengenai hal tidak mempersekutukan Allah swt. karena jika hal itu terjadi maka manusia tidak akan membunuh atau menghilangkan manusia kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak melakukan perzinahan, jika siapa saja yang melakukan hal tersebut, Allah swt memberikan ancaman yang sangat berat, yaitu: “dan orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan yang lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina; dan barangsiapa yang melakukan itu, niscaya dia mendapatkan hukuman yang berat.”QS. Al-Furqaan: 68 Melalui Surah An-Nisaa, Allah swt. lebih, mengkhususkan pelarangan pembunuhan dengan sengaja dengan memberikan ancaman yang berat, yaitu neraka Jahannam, disamping itu Allah swt. murka dan melaknat pelaku pembunuhan sehinggga menyediakan azab yang sangat besar kepada pelaku pembunuhan, yaitu: “Dan barangsiapa membunuh seorang yang mu’min dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka jahannam, dia kekal di dalamnnya. Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya.”QS. An-Nisa: 93. Sebenarnya masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan hujjah dasar pijakan mengenai pembunuhan, namun ayat-ayat diatas dirasa sudah cukup untuk diambil sebuah kesimpulan mengenai pelarangan pembunuhan. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan ayat Al- Qur’an diatas adalah bahwa pembunuhan yang dilakukan baik dengan sengaja Universitas Sumatera Utara maupun tidak sengaja yang dilakukan dengan hal-hal yang dilarang maka Allah swt. memberikan ancaman yang keras bagi pelaku pembunuhan dengan ancaman api neraka, yaitu neraka Jahannam dan melaknat pelaku pembunuhan dengan menyediakan siksaan yang besar kepada pelaku pembunuhan tersebut.

2. Berdasarkan Hadits