c. Bertujuan untuk menghilagkan nyawa orang lain Menurut jumhur ulama ulama Hanafiyah, ulama Syafi’iyah, dan
ulama Hanabilah suatu pembunuhan tidak bisa disebut sebagai pembunuhan sengaja kecuali jika pelaku memang memiliki rencana,
target, dan keinginan membunuh korban, atau memukulnya dengan tindakan yang menghilangkan nyawa sengaja dan berniat untuk
melakukan perbuatan aniaya dengan suatu tindakan yang memang mematikan. Apabila rukun ketiga ini terpenuhi maka pembunuhan
tersebut dapat dikatakan sebagai pembunuhan sengaja.
160
3. Perbandingan Unsur Kesengajaan Tindak Pidana Pembunuhan Biasa
dalam Bentuk Pokok Berdasarkan KUHP dengan Hukum Pidana Islam
Unsur-unsur tindak tindak pidana pembunuhan biasa dalam bentuk pokok telah diuraikan diatas, baik itu dari segi KUHP maupun dari segi hukum pidana
Islam. Berdasarkan urain diatas ditemukan beberapa persamaan dan perbedaan unsur-unsur yang diterapkan dalam tindak pidana pembunuhan sebagaimana yang
disebutkan dalam pasal 338 KUHP. adapun persamaan unsur sengaja yang terdapat antara KUHP dengan hukum pidana Islam antara lain sebagai berikut;
a. Nyawa atau kematian Berdasarkan uraian diatas adalah yang dihilangkan adalah nyawa
korban manusia. KUHP menjadikan nyawa manusia sebagai objek
160
Ibid, hal. 587.
Universitas Sumatera Utara
dari perbuatan pelaku pembunuhan. Begitu juga dengan hukum pidana Islam, yang menjadikan nyawa manusia sebagai obyek dari
pembunuhan; b. Perbuatan tersebut adalah perbuatan terlarang
Dapat simpulkan bahwa antara KUHP dan hukum pidana Islam memiliki kesamaan mengenai tindak pidana pembunuhan yang
berdasarkan pasal 338 KUHP, bahwa perbuatan yang dilakukan tersebut adalah benar-benar perbuatan yang terlarang;
c. Adanya kehendak atau tujuan untuk membunuh Adanya kehendak ataupun tujuan pelaku untuk melakukan
pembunuhan jelas terdapat dalam KUHP dan hukum pidana Islam, dimana pelaku pembunuhan memiliki niat untuk melakukan
pembunuhan. Demikianlah persamaan yang ada antara KUHP dengan hukum pidana
Islam dalam kasus pembunuhan. Namun, dalam tindak pidana pembunuhan antara KUHP dengan hukum pidana Islam memiliki beberapa perbedaan yaitu:
a. Alat yang digunakan KUHP tidak menjelaskan secara detail mengenai dengan alat apa yang
digunakan dalam menghilangkan nyawa orang lain membunuh, KUHP hanya mengancam setiap orang yang melakukan pembunuhan
dengan sengaja. Sedangkan dalam hukum pidana Islam, dijelaskan bahwa yang dapat dikategorikan sebagai pembunuhan sengaja adalah
apabila pembunuhan tersebut dilakukan dengan cara dicekik, dibakar,
Universitas Sumatera Utara
dipukul sampai mati atau dengan menggunakan alat-alat yang secara umum dapat menyebabkan kematian;
b. Perbuatan Bahwa dalam KUHP, setiap perbuatan dijadikan sebagai unsur-unsur
yang mengarah terhadap delik, misalnya jika suatu pembunuhan dilakukan dengan rencana memiliki rentang waktu yang lama dengan
terjadinyaa delik, maka pembunuhan tersebut tidak dikategorikan pembunuhan biasa seperti yang disebutkan dalam pasal 338 KUHP,
melainkan telah memenuhi unsur tindak pidana pembunuhan sebagaimana diuraikan dalam pasal 340 KUHP. Sedangkan dalam
hukum pidana Islam, setiap perbuatan yang dilakukan dengan adanya niat, rencana atau dengan menggunakan alat yang dapat menimbulkan
kematian, maka semua hal tersebut dianggap sebagai pembunuhan sengaja;
c. Ancaman sanksi Ancaman sanksi yang dimuat dalam KUHP, khususnya dalam pasal
338 KUHP hanya dikenakan penjara paling lama 15 lima belas tahun, hal ini berbeda dengan pembunuhan sengaja lainnya, seperti pasal 339,
dan 340 memiliki ancaman pidana yang berbeda. Sedangkan dalam hukum pidana Islam, setiap pembunuhan sengaja diancam dengan
hukuman qishashs sebagai hukumann pokok dan diyat sebagai hukuman pengganti.
Universitas Sumatera Utara
D. Sanksi Hukuman dalam Tindak Pidana Pembunuhan Biasa dalam