Syarat Qishash Kejahatan yang menyebabkan Qishash

Hukum membunuh atau memotong anggota badan dengan sengaja berencana tidak lain adalah qishash. Allah swt berfirman, “diwajibkan atas kalian melaksanakan qishash berkenaan dengan orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya.” QS. Al- Baqarah: 178. Selain itu hak sesama manusia yang dijaminkan dengan pengganti, penggantinya mesti sesuatu yang konkret seperti harta benda.

a. Syarat Qishash

Setelah diuraikan secara rinci mengenai penegakan qishash terhadap pelaku pembunuhan, maka perlu pula di perhatikan sayrat-syarat di berlakukannya qishash. Oleh karena itu hukum qishash tidak dikenakan kepada pelaku pembunuhan, kecuali terpenuhinya syarat dibawah ini: 113 1 Korbannya adalah orang yang haram dibunuh, artinya ia terlindungi darahnya. Orang yang tidak terlindungi darahnya menurut Islam adalah pezina, muhsan, orang murtad, kafir harbi, dan lain-lain walaupun sebagian tindakan preventif, hakim dapat menjatuhkan hukuman lain kepada pelaku, beberapa hukuman ta’zir. Hal ini karena membiarkan pembunuh melakukan aksinya walaupun korbannya bukan yang dilindungi darahnya, akan menciptakan main hakim sendiri tahakumiyyah yang menjurus pada saling bunuh secara berantai dan tentu menjadi anarkis; 113 Rahmat Hakim, Op.Cit., hal. 127. Universitas Sumatera Utara 2 Pelaku pembunuhan adalah orang yang mukallaf, akil baligh, tidak hilang ingatan gila sebab mereka itu dikenai pembebanan taklif; 3 Pelaku pembunuhan mempunyai hak pilih untuk untuk melakukan atau meninggalkan. Artinya dia melakukan perbuatan tersebut tanpa tekanan, tanpa paksaan yang berat yang menyebabkan hilangnya hak pilih tadi; 4 Pelaku pembunuhan bukan orangtua korban, ayah atau ibu korban.

b. Kejahatan yang menyebabkan Qishash

Modus pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja yang mengakibatkan qishash sangat banyak. Para pelaku pembunuhan dalam melaksanakan aksinya dengan menggunakan berbagai cara dan berbagai media, seperti menggunakan pisau, benda tumpul, mencekik, memenggal leher korban, menyekap korban dan lain sebagainya. Pada kesempatan ini Imam Syafi’i mengemukakan pendapatnya mengenai modus pembunuhan sengaja yang dapat dikenakan qishash adalah sebagai berikut: 114 1 Pembunuhan dengan Benda Tajam dan Benda Tumpul Pembunuhan dengan benda tajam, yaitu dengan melukai korban dengan sesuatu yang dapat memotong kulit atau daging, sperti pedang, pisau atau benda lain yang ditajamkan, seperti kayu, bambu, kaca, dan lain sebagainya, hingga tewas, termasuk dalam hal ini membunuhn dengan menggunakan jarum yang ditusukkan ke organ 114 Wahbah Zuhaili, Op.Cit., hal. 158-167. Universitas Sumatera Utara vital. Sementara itu, pembunuhan dengan benda tumpul yaitu uapaya melenyapkan nyawa seseorang dengan sesuatu yang tidak tajam tidak dapat melukai atau memotong, namun ukurannya besar, seperti besi, kayu batu dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan orang lain meninggal. Adapun dengan benda tumpul yang mungkin bisa membunuh atau tidak, misalnya tongkat, yang dipukulkan ke alat vital korban, sehingga menimbulkan kematian; 2 Melempar Korban Ketempat Bahaya Modus membunuh dengan melempar korbannya ketempat berbahaya sangat beragam, dantaranya sebagai berikut: • Melempar korban dari tempat yang tinggi, misalnya korban dilemparkan dari bukit, dari gedung yang tinggi, atau dibanting kedinding hingga tewas; • Melempar ketempat binatang buas, misalnya seseorang yang dilemparkan ke hadapan buaya, singa, ular hingga membuat korban mati dimakan binatang buas tersebut; • Melempar korban kedalam air atau api, yaitu pembunuhan yang dilakukan dengan melemparkan korban kedalam air, misalnya sungai, padahal korban tidak bisa berenang atau melemparkan korban ke kobaran api yang menyala-nyala, sehingga membuat korban tewas; Universitas Sumatera Utara 3 Pembunuhan dengan Media Sihir Apabila seseorang membunuh korbannya dengan sihir, maka pelakunya wajib di qishash, bila sihir yang digunakan dipastikan dapat membunuh, karena perbuatan ini teremasuk kategori pembunuhan yang sengaja; 4 Pembunuhan dengan Racun Apabila seseorang membubuhi racun yang mematikan pada makanan, lalu jamuan itu dimakan oleh anak kecil atau orang gila hingga menewaskannya, maka pelaku pembunuhan wajib di qishash. Sebaliknya bila jamuan beracun tersebut disajikan kepada orang yang baligh dan berakal, tetapi tidak mengetahui makanan itu diracuni, maka pelaku wajib membayar diyat, tidak perlu di qishash, karena korban menyantap makanan itu atas kemaunnya sendiri; 5 Pembunuhan dengan Melukai Korban Seandainya seseorang mencederai orang lain dengan luka yang mematikan hingga tewas, pelaku wajib di qishash meskipun korban tidak mengobati lukanya. Sebab pengobatan luka tersebut tidak menjamin kesembuhannya, mengingat luka itu begitu parah. Sebaliknya bila luka itu tidak berbahaya, misalnya korban diterapi bekam, tapi setelah itu bagian otot yang dibekam tidak diperban, sehingga dia meninggal dunia, korban tidak mendapat jaminan hukum pelaku tidak dikenai sanksi, baik qishash maupun diyat. Universitas Sumatera Utara 6 Menyekap Korban di Suatu Tempat Status pembunuhan dengan cara menyekap korban di suatu tempat ada beberapa tingkatan sesuai kondisi korban. Seseorang yang menyekap korban tanpa memberi makan dan minum selama beberapa waktu, hingga meninggal yang disebabkan oleh kelaparan atau kehausan, perbuatan ini dikategorikan pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja; 7 Qishash bi Tasabbub Apabila dua orang bersaksi bahwa seorang telah melakukan pembunuhan, sehingga hakim mmelakukan qishash orang yang tertuduh. Namun, mereka kemudian mencabut kesaksiannya dan menyatakan bahwa kesaksian tersebut palsu dan mengetahui bahwa terdakwa di qishash disebabkan kesaksiannya. Maka keduanya wajib di qishash, karena telah menyebabkan kematian orang lain dengan sumpah palsu. Ini tidak jauh beda dengan paksaan untuk membunuh; 8 Pemaksaan untuk Membunuh Apabila seseorang memaksa orang lain untuk membunuh dengan alasan yang tidak dibenarkan, qishash dijatuhkan pada orang yang dipaksa, begitu juga dengan orang yang memaksa. Orang yang memaksa dikenai qishash karena dia telah membunuh orang lain dengan sengaja dan menganiaya secara sadar, sedangkan orang yang memaksa di qishash karena dialah dalang pembunuhan itu, kasus ini sama dengan menahan orang lain hingga tewas; Universitas Sumatera Utara 9 Perintah Eksekusi Perintah eksekusi merupakan isntruksi yang dikeluarkan oleh pihak yang mempunyai kewenangan mutlak, seperti pemimpin, tanpa disertai ancaman pembunuhan, pencederaan, dan sebagainya. Apabila pemimpin memerintahkan anak buahnya untuk membunuh seseorang tanpa alasan yang dibenarkan dan anak buah itu mengetahui hal itu, maka pelaku pembunuhan itu dianggap melakukan pembunuhan sengaja, dikarenakan secara sadar, anak buah tersebut mengetahui bahwa perbuatan yang dia lakukan adalah terlarang. Namun, apabila anak buah tersebut tidak mengetahui hal yang ia lakukan adalah terlarang, maka sang pemimpinlah yang dapat dijatuhi hukuman qishash, atau diyat.

c. Pelaksanaan Hukuman Qishash