Namun, Islam juga memandang bahwa penerapan hukuman qishash lebih manusiawi jika menggunakan pedang sebagai alat pelaksanaan qishash, hal ini
senada dengan pendapat Hanafiyah dan sebagian Hanabilah. Selain itu, ada hal yang harus dihindari bila pembalasan yang dilakukan setimpal dengan perbuatan
pidana, yaitu pembalasannya akan terkesan adanya penyiksaan. Disamping itu, jika ada pembunuhan yang dilakukan dengan media sihir, tidak mungkin dibalas
dengan sihir, karena metode penggunaan sihir adalah syirik didalam agama Islam. Dan tidak menutup kemungkinan pula digunakannya alat lain selain pedang dalam
penerapan hukuman qishash, jika dinilai alat itu lebih cepat mematikan.
d. Hal yang Menggugurkan Qishash
Hukuman qishash dapat gugur karena salah satu empat sebab dibawah ini, yaitu sebagai berikut:
120
a Hilangnya Objek Qishash Hilangnya objek qishash dalam tindak pembunuhan adalah jiwa nyawa
pelaku pembunuh. Apabila obejek qishash tidak ada, karena pelaku meninggal dunia, dengan sendirinya hukuman qishash menjadi gugur;
b Pengampunan Pengampunan dalam qishash diperbolehkan menurut kesepakatan oleh
para fuqaha, bahkan lebih utama dibandingkan dengan pelaksanaannya. Hal ini berdasarkan kepada firman Allah swt. dalam surah Al-Baqarah
ayat 178.
120
Ibid, hal. 160.
Universitas Sumatera Utara
c Shulh Perdamian Shulh dalam arti bahasa adalah memutuskan perselisihan. Para ulama telah
sepakat tentang dibolehkannya shulh perdamain dalam qishash, sehingga dengan demikian qishash menjadi gugur. Shulh dalam qishash ini
diperbolehkan untuk menerima imbalan yang lebih besar daripada diyat, sama dengan diyat atau lebih kecil dari diyat. Pembayarannya juga boleh
secara tunai atau utang angsuran, semuanya berdasakan kesepakatan para pihak. Hal ini disandarkan berdasarkan hadits Rasulullah saw. Abu
Syuraih al-Ka’bi meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, “kalian kabilah kaza’ah, telah membunuh korban ini dari kabilah hudzail,
dan aku demi Allah adalah ‘aqilahnya. Siapa yang melakukan pembunuhan setelah ini, keluarganya diperkenankan untuk memilih dua
perkara; bila memilih hukuman mati, bunuhlah pelaku itu, dan bila memilih memberi ampunan maka ambillah diyat darinya.” HR. Abu
Dawud, at-Tirmidzi, asy-Syafi’i, Ahmad dan baihaqi; d Diwarisnya Hak Qishash
Hukuman qishash dapat gugur apabila wali korban menjadi pewaris hak qishash. Contohnya, seperti seorang yang divonis qishash, kemudian
pemilik qishash meninggal dunia, dan pembunuh mewarisi hak qishash tersebut, baik seluruhnya maupun sebagiannya, atas qishash tersebut
diwarisi oleh orang yang mempunyai hak qishash dari pembunuh anaknya.
Universitas Sumatera Utara
Misalkan seorang anak yang membunuh ayahnya, anak tersebut mempunyai saudara. Kemudian saudara tersebut yang memiliki hak
qishash meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai ahli waris kecuali saudaranyaa yang meninggal tadi, maka hukum qishash menjadi gugur,
karena tidak mungkin seseorang melaksanakann qishash terhadap dirinya sendiri. Atau hal lain yang mewarisi qishash tidak bisa dibunuh, contohnya
adalah seorang ayah yang membunuh anaknya tidak dapat di qishash, hal ini dikarenakan anak sebagai pemilik hak qishash tidak bisa melakukan
qishas pembunuh ayahnya. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah saw. bahwan Umar bin Khattab mendengar Rasulullah saw, bersabda, ”tidaklah
di qishash orangtua karena membunuh anaknya. HR. Ahmad, at- Tirmidzi, Ibn Majah dan baihaqi
2. Hukuman Pengganti