Tujuan Tindak Pidana Pembunuhan dalam Hukum Pidana Islam

dikelurakan oleh para ulama, namun dasar hukum diatas dirasa cukup untuk menyampaikan bahwa pembunuhan adalah suatu perbuatan yang benar-benar diatur didalam hukum Islam khususnya pada Hukum Pidana Islam.

D. Tujuan dan Manfaat Pengaturan Tindak Pidana Pembunuhan dalam

Hukum Pidana Islam

1. Tujuan Tindak Pidana Pembunuhan dalam Hukum Pidana Islam

Pembuat hukum tidak menyusun ketentuan-ketentuan hukum dari syariah tanpa tujuan apa-apa, melainkan disana dapat ditemukan suatu tujuan hukum yang sangat luas. Luasnya tujuan hukum pidana Islam, tidak saja ditujukan untuk umat Islam semata, tetapi tujuan pengaturan hukum Islam adalah untuk memberikan suatu aturan bagi seluruh alam, karena Islam adalah agama “rahmatan lil ‘alamin,” yaitu rahmat bagi seluruh alam. Sehingga dengan jelasnya tujuan dari hukum pidana Islam, maka akan memberikan manfaat pula bagi seluruh alam. Para ahli hukum Islam mengkalsifikasi tujuan-tujuan dari syariah yaitu sebagai berikut: 91 a. Tujuan pertama Menjamin keamanan dari kebutuhan-kebutuhan hidup merupakan tujuan utama dan tujuan syariah. Ini merupakan hal-hal dimana kehidupan manusia sangat tergantung sehingga tidak dapat dipisahkan. Apabila kebutuhan-kebutuhan ini tidak terjamin, maka akan terjadi kekacauan dan ketidaktertiban di mana-mana. Kelima kebutuhan hidup 91 Topo Santoso, Menggagas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Asy Syaamil Press dan Grafika, hal. 130-131. Universitas Sumatera Utara yang primer ini daruriyat dalam kepustakaan hukum Islam disebut dengan istilah al maqasid al syari’aj al khamsah tujuan-tujuan syariah, antara lain yaitu: 1 Hifzh al din memelihara agama; 2 Hifzh al nafsi memelihara jiwa; 3 Hifzh al mal memelihara harta; 4 Hifzh al nashli memelhara keturunan; 5 Hifzh al aqli memeliahara pikiran. b. Tujuan kedua Tujuan berikutnya adalah menjamin keperluan-keperluan hidup keperluan sekunder atau disebut hajiyyat. Ini mencakup hal-hal yang penting bagi ketentuan itu dari berbagai fasilitas untuk penduduk dan memudahkan kerja keras dan beban tanggung jawab mereka. Ketiadaan fasilitas-fasilitas tersebut mungkin tidak menyebabkan kekacauan dan ketidak tertiban, akan tetapi dapat menambah kesulitan- kesulitan bagi masyarakat. Dengan kata lain, keperluan-keperluan ini terdiri dari hal-hal menyingkirkan kesulitan-kesulitan dari masyarakat dan membuat hidup mudah bagi mereka. c. Tujuan ketiga Tujuan ketiga dari perundang-undangan Islam adalah membuat perbaikan-perbaikan, yaitu menjadikan hal-hal yang dapat mengisi kehidupan sosial dan menjadikan manusia mampu berbuat dan urusan- urusan hidup secara lebih baik keperluan lebih baik atau tahsinat. Universitas Sumatera Utara Ketiadaan perbaikan tidak membawa kekacauan dan anarki sebagaimana dalam ketiadaan kebutuhan-kebutuhan hidup. Ketiga tujuan yang telah diuraikan diatas merupakan tujuan tindak pidana Islam secara umum, sehingga dapat dijadikan sebagai tujuan dari tindak pidana pembunuhan. Terlebih dalam tujuan pertama, yang membahas al maqasid al syari’aj al khamsah yang salah satu dari tujuan tersebut adalah Hifzh al nafsi memelihara jiwa, hal ini merupakan salah satu dari tujuan tindak pidana pembunuhan berdasarkan hukum pidana Islam.

2. Manfaat Pengaturan Tindak Pidana Pembunuhan dalam Hukum