Pengertian Kejahatan Terhadap Nyawa

untuk melaksankannya. 16

2. Pengertian Kejahatan Terhadap Nyawa

Konsep kewajiban asasi syariat, yaitu menempatkan Allah saw. sebagai pemegang segala hak, baik yang ada pada diri sendiri maupun yang ada pada orang lain. Setiap orang hanya pelaksana yang berkewajiban memenuhi perintah Allah swt. Perintah Allah swt, dimaksud, harus ditunaikan untuk kemaslahatan dirinya dan orang lain. Sebelum kita menguraikan pengertian kejahatan terhadap nyawa, ada baiknya kita uraikan dulu pengertian kejahatan dan nyawa secara etimologi. Kejahatan menurut Soesilo terbagi dua, yaitu pengertian kejahatan secara juridis dan pengertian kejahatan secara sosiologis. Ditinjau dari segi juridis, kejahatan adalah suatu perbuatan tingkah laku yang bertentangan dengan undang-undang. Ditinjau dari segi sosiologis, kejahatan adalah perbuatan atau tingkah laku yang selain merugikan si penderita, juga sangat merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan, ketentraman dan ketertiban. 17 Menurut Sahetapy dan Reksodiputro kejahatan mengandung konotasi tertentu, merupakan suatu pengertian dan penamaan yang relatif, mengandung variabilitas dan dinamik serta bertalian dengan perbuatan atau tingkah laku baik aktif maupun pasif, yang dinilai oleh sebagian mayoritas atau minoritas masyarakat sebagai suatu perbuatan anti sosial, suatu perkosaan terhadap skala 16 Ibid. 17 Shvoong, http:id.shvoong.comlaw-and-politicscriminal-law2287156-pengertian- kejahatan-menurut-para-ahli, diakses pada hari Jum’at 04 April 2014, Pukul 21.34 wib. Universitas Sumatera Utara nilai sosial dan atau perasaan hukum yang hidup dalam masyarakat sesuai dengan ruang dan waktu. 18 a. Pembunuhan biasa dalam bentuk pokok yang terdapat dalam pasal 338 KUHP; Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa kejahatan terhadap nyawa merupakan suatu tingkah laku yang bertentangan dengan undang- undang sebagai perbuatan yang anti sosial atau suatu perkosaan terhadap skala nilai sosial atau perasaan hukum yang hidup dalam masyarakat yang menyebabkan hilangnya kehiudpan manusia mati, sehingga tidak dapat melaksanakan aktivitas sebagaimana manusia normal yang hidup. KUHP menjelaskan mengenai kejahatan terhadap nyawa didalam Bab XIX secara lengkap. Kejahatan terhadap nyawa dirumuskan melaui tindak pidana pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja. Perbuatan dan niat menggolongkan tindak pidana pembunuhan kedalam tindak pidana tertentu, maksudnya mengenai tindak pidana pembunuhan telah dibagi berdsarkan perbuatan dan niat bagi pelakua kejahatan dalam menjalankan aksinya. Adapun pembagian tindak pidana pembunuhan dalam KUHP meliputi: b. Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh tindak pidana lain, diatur dalam pasal 339 KUHP; c. Pembunuhan yang dilakukan dengan rencana yang diatur dalam pasal 340 KUHP; 18 Ibid. Universitas Sumatera Utara d. Pembunuhan bayi yang dilakukan oleh ibu kandungnya pada saat atau beberapa lama setelah dilahirkan, yang diatur dalam pasal 341; e. Pembunuhan bayi yang dilakukan oleh ibu kandungnya denngan rencana pada saat atau beberapa lama setelah dilahirkan, yang diatur dalam pasal 342 KUHP; f. Pembunuhan yang dilakukan atas permintaan dari korban sendiri atau yang dikenal dengan sebutan euthanasia, diatur dalam pasal 344; g. Pembunuhan yang dilakukan dengan cara mendorong orang lain untuk melakukan bunuh diri, diatur dalam pasal 345; h. Pembunuhan yang dilakukan dengan cara menggugurkan kandungan, yaitu pengguguran yang dilakukan atas permintaan wanita yang mengandung, diatur dalam pasal 346 KUHP, pengguguran yang dilakukan tanpa mendapat izin terlebih dahulu dari wanita yang mengandung, diatur dalam pasal 347 KUHP, pengguguran yang dilakukan dengan mendapat izin wanita yang mengandung, diatur dalam pasal 348, dan pengguguran yang dilakukan oleh dokter, bidan atau juru obat-obatan, diatur dalam pasal 349 KUHP. Kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain itu dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana KUHP yang dewasa ini berlaku telah disebut sebagai pembunuhan. Untuk menghilangkan nyawa orang lain itu seorang pelaku harus melakukan sesuatu atau suatu rangkaian tindakan yang berakibat dengan Universitas Sumatera Utara meninggalnya orang lain dengan catatan bahwa opzet dari pelakunya itu harus ditujukan pada akibat berupa meninggalnya orang lain tersebut. 19 Pembunuhan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP merupakan kejahatan terhadap nyawa, dimana seseorang menghilangkan nyawa orang lain secara paksa dan melawan hukum. Perkataan “nyawa” sering disinonimkan dengan “jiwa.” Kata nyawa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kiranya telah jelas bahwa yang tidak dikehendaki oleh pembuat undang- undang itu adalah kesengajaan menimbulkan akibat meninggalnya orang lain. Akibat yang dilarang atau yang tidak dikehendaki oleh undang-undang seperti dalam doktrin juga disebut sebagai constitutief-gevolg atau sebagai akibat konstitutif. KUHP tidak memberikan pengertian mengenai pembunuhan. Pembunuhan didalam KUHP diatur dalam berbagai pasal sesuai dengan jenis tindak pidana yang diperbuat oleh pelaku kejahatan. Secara rinci pembunuhan yang dilakukan menurut KUHP terbagi menjadi 2 dua bagian berdasarkan unsur kesalahan. Adapun unsur kesalahan yang dimaksud adalah unsur kesengajaan dan unsur ketidak sengajaan. Pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja tergolong dalam bab XIX KUHP yang mengatur mengenai kejahatan terhadap nyawajiwa yang terdiri dari pasal 338 sampai dengan pasal 350 KUHP. Sedangkan pembunuhan yang dilakukan dengan ketidak sengajaan diatur didalam Bab XXI mengenai menyebabkan seorang mati atau luka-luka karena kealpaan, yaitu pada pasal 359 KUHP. 19 P.A.F Lamintang dan Theo Lamintang, Kejahatah Terhadap Nyawa, Tubuh dan Kesehatan, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hal. 1. Universitas Sumatera Utara dimuat artinya sebagai pemberi hidup, jiwa atau roh. Sedangkan kata jiwa dimuat artinya sebagai roh manusia yang ada ditubuh dan menyebabkan hidup, seluruh kehidupan batin manusia. Pengertian nyawa dimaksudkan adalah yang menyebabkan kehidupan manusia. Menghilangkan nyawa berarti menghilangkan kehidupan manusia yang secara umum disebut “ pembunuhan.” 20

3. Pengertian Hukum Islam