Unsur-Unsur Tindak Pidana Unsur-Unsur Tindak Pidana Pidana Pembunhan dalam KUHP

2 Kesengajaan menggugurkan kandungan yang dilakukan orang tanpa mendapatkann izin lebih dahulu dari wanita yang mengandung seperti yang telah diatur dalam pasal 347 KUHP; 3 Kesengajaan mengugurkan kandungan yang dilakukan dengan mendapatkan izin lebih dahulu dari wanita mengandung seperti yang telah diatur dalam pasal 348 KUHP; 4 Kesengajaan menggugurkan kandungan seorang wanita yang pelaksanaannya dibantu oleh seorang dokter, seorang bidan, atau seorang peramu obat-obatan, yakni seperti yang diatur dalam pasal 349 KUHP.

D. Unsur-Unsur Tindak Pidana Pidana Pembunhan dalam KUHP

1. Unsur-Unsur Tindak Pidana

Ketika menjabarkan suatu rumusan delik kedalam unsur-unsurnya, maka akan dijumpai suatu perbuatan atau tindakan manusia, dengan tindakan itu seseorang telah melakukan suatu tindakan yang terlarang oleh undang-undang. Setiap tindak pidana yang terdapat di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP pada umumnya dapat dijabarkan ke dalam unsur-unsur yang terdiri dari unsur subjektif dan unsur objektif. Unsur subjektif adalah unsur-unsur yang melekat pada diri si pelaku atau yang berhubungan dengan diri si pelaku, dan termasuk ke dalamnya yaitu segala Universitas Sumatera Utara sesuatu yang terkandung di dalam hatinya. 55 a. Kesengajaan dolus atau ketidak sengajaan culpa; Adapun unsur-unsur subjektif tindak pidana adalah sebagai berikut: b. Maksud atau voornemen pada suatu percobaan pogging seperti yang terdapat dalam pasal 53 ayat 1 KUHP; c. Macam-macam maksud atau oogmerk seperti yang terdapat misalnya di dalam kejahatan-kejahatan pencurian, penipuan, pemerasan, pemalsuan dan lain-lain. d. Merencanakan terlebih dahulu atau voorbedachte raad seperti yang terdapat di dalam kejahatan pembunuhan menurut Pasal 340 KUHP. e. Perasaan takut yang antara lain terdapat di dalam rumusan tindak pidana menurut Pasal 308 KUHP. Sedangkan unsur objektif adalah unsur-unsur yang ada hubungannya dengan keadaan-keadaan, yaitu di dalam keadaan-keadaan di mana tindakan- tindakan dari si pelaku itu harus di lakukan. 56 a. Sifat melanggar hukum atau wederrechtelicjkheid; Unsur-unsur objektif dari sutau tindak pidana itu adalah: b. Kualitas dari si pelaku, misalnya kedaan sebagai seorang pegawai negeri di dalam kejahatan jabatan menurut Pasal 415 KUHP atau keadaan sebagai pengurus atau komisaris dari suatu Perseroan Terbatas di dalam kejahatan menurut Pasal 398 KUHP; dan 55 P.A.F. Lamintang, .Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997, hlm.193 56 Ibid. Universitas Sumatera Utara c. Kausalitas yakni hubungan antara suatu tindak pidana sebagai penyebab dengan sesuatu kenyataan sebagai akibat. Setelah merumuskan unsur subjektif dan unsur objektif, maka perlu pula dilihat unsur tindak pidana yang terdapat dalm suatu delik atau rumusan pidana. Menurut Simons, unsur tindak pidana meliputi: 57 a. Diancam dengan pidana oleh hukum; b. Bertentangan dengan hukum; c. Dilakukan oleh orang yang bersalah; dan d. Orang itu dipandang bertanggung jawab atas perbuatannya

2. Unsur Pembunuhan dalam KUHP