Implementasi Manajemen Sekolah Berkarakter

Gambar 2.1: Keterkaitan antara komponen pendidikan, manajemen sekolah dengan nilai-nilai karakter Sebagaimana diamanatkan dalam berbagai peraturan perundangan pendidikan, bahwa semua sekolah harus memenuhi standar nasional pendidikan SNP yang meliputi delapan standar, yaitu: 1. Standar isi; 2. Standar proses; 3. Standar kompetensi lulusan; 4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan; 5. Standar sarana dan prasarana; 6. Standar pengelolaan; 7. Standar pembiayaan; dan 8. Standar penilaian pendidikan. 15 15 Kementrian Pendidikan Nasional, Buku Pedoman Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama Jakarta: KPN, 2010. TUHAN YME Nilai- nilai Nilai- nilai SESAMA Komponen: Kurikulum dan Pembelajaran Sarana dan Prasarana Tenaga Kependidikan Siswa DIRI SENDIRI MBS: Kemandirian Partisipasi Kemitraan Manajemen: Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan Nilai- nilai Nilai -nilai LINGKUNGAN KEBANGSAAN Nilai- nilai Sebagaimana dinyatakan dalam standar nasional pendidikan SNP pasal 1 ayat 5, standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan pendidikan tertentu. Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi sebagaimana dimaksud di atas memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kelender pendidikanakademik. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pada tahun 2013, pemerintah menetapkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 dari yang sebelumnya kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP. Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat. 16 Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan Standar Nasional Pendidikan SNP pasal 1 ayat 6. Menurut Standar Nasional Pendidikan SNP, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dengan keteladanan dari pendidik. 16 guruorid, Inti Kurikulum 2013 : Penyederhanaan, Tematik – Integratif, 2013, http:guru.or.idinti- kurikulum-2013-penyederhanaan-tematik-integratif.html Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis. Penilaian hasil pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Teknik penilaian dapat berupa test tertulis, observasi, test praktek dan penugasan perseorangan atau kelompok. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan SNP menyatakan bahwa standar kompetensi lulusan SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan harus menjadi pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan harus menjadi pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. SNP Pasal 1 ayat 7. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah danatau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a kompetensi pedagogik; b kompetensi kepribadian; c kompetensi profesional; dan d kompetensi sosial. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, tempat berkreasi, serta sumber belajar yang lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, serta penggunaan teknologi informasi dan komunikasi SNP pasal 1 ayat 8. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupatenkota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan SNP pasal 1 ayat 9. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun SNP pasal 1 ayat 10. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik SNP pasal 1 ayat 11. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas, a penilaian hasil belajar oleh pendidik; b penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Upaya-upaya yang ditempuh untuk pemenuhan standar nasional pendidikan di atas dilakukan melalui manajemen sekolah dilaksanakan dengan merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan semua program dan kegiatan agar komponen- komponen standar nasional pendidikan dapat terpenuhi. Implementasi manajemen sekolah inilah diharapkan dapat diintegrasikan dengan perilaku yang berkarakter, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian program sekolah. 17 Semenjak manajemen berbasis sekolah diterapkan, sekolah bebas menentukan kebijakannya sendiri dalam mengelola pendidikan, tetapi tetap dalam pengawasan dinas pendidikan dan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kepala sekolah harus bisa mengimplementasikan nilai-nilai karakter di dalam cara kepemimpinannya mengelola sekolah.

8. Pendidikan Karakter dalam Proses Perencanaan Manajemen Sekolah

Penyusunan rencana program sekolah harus dapat mengakomodir berbagai program yang berkaitan dengan pengembangan nilai-nilai, seperti disiplin, hormat, cinta tanah air, cinta ilmu, dan lain sebagainya. Selain itu, penyusunan rencana program sekolah harus melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan stake holder, misalnya guru, siswa, tata usahakaryawan, orangtua siswa, tokoh masyarakat yang memiliki perhatian kepada sekolah. 17 Gunawan, op. cit., hal. 245-248 Perencanaan program dan kegiatan sekolah dilakukan melalui pengembangan dan penyusunan Rencana Kerja Sekolah RKS untuk jangka menengahpanjang dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah RKAS untuk jangka pendek atau tahunan. Dalam upaya pendidikan karakter, sekolah harus bersama-sama dengan pemangku kepentingan menyusun RKS dan RKAS ini melalui berbagai proses yang dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter. 18 Melalui proses perencanaan yang baik diharapkan akan memunculkan berbagai nilai karakter yang baik pula.

9. Pelaksanaan Program dan Kegiatan Pendidikan Karakter

Minimal ada tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan program dan kegiatan penanaman nilai-nilai karakter ini, yaitu prinsip efektivitas, efisiensi dan produktivitas. Pelaksanaan program dan kegiatan dikatakan efektif apabila hasil-hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan. Efisiensi lebih menekankan apabila program dan kegiatan yang dijalankan dapat menghasilkan sesuai tujuan dengan biaya minimal, atau dengan biaya tetap hasilnya semakin maksimal. Adapun prinsip produktivitas adalah apabila pelaksanaan program dan kegiatan tersebut hasilnya secara kuantitatif dan kualitatif minimal sesuai dengan tujuan. Pada setiap pelaksanaan program dan kegiatan penanaman nilai-nilai karakter ini hendaknya dapat ditunjukkan tentang hasil-hasil yang dicapai. Untuk mengimplementasikan manajemen sekolah yang terpadu dengan nilai-nilai karakter, diperlukan pengelolaan sumber daya manusia secara baik, antara lain melalui: a perencanaan penerimaan recruitment guru dan staf sesuai dengan kebutuhan sekolah, b mengorganisasikan kegiatan guru dan staf sesuai dengan bidang kerja masing-masing, c memberikan pengarahan kepada para guru dan staf agar bekerja sama untuk tercapainya tujuan, d melakukan pengawasan control terhadap pekerjaan para guru dan staf agar mereka bekerja sesuai dengan aturan- aturan yang sudah ditetapkan bersama, e meningkatkan profesionalisme para guru dan staf, baik teknis maupun non teknis, melaksanakan pembinaan karir dan kesejahteraan, serta menerapkan sistem penghargaan dan hukuman reward and punishment system. 18 Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter Bandung: Yrama Widya, 2011, h. 33-34.